SKRIPSI TENTANGAN JARINGAN KOMPUTER ATAU WDS OLEH ATAMIS WASAHE TAHUN 2016

PERANCANGAN DAN KONFIGURASI JARINGAN WIRELESS DENGAN KONSEP WIRELESS DISTRIBUTION SYSTEM (WDS) DI KANTOR BUPATI YALIMO PROVINSI  PAPUA.

SKRIPSI
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna
Description: G:\Logo U N S R I T Terbaru\TEKNIK.pngMemperoleh  Gelar Sarjana





Oleh:
ATAMIS WASAHE
NIM: 12011004
PROGRAM STUDI TEKNIK  INFORMATIKA




FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SARIPUTRA INDONESIA TOMOHON
TAHUN 2016

PERANCANGAN DAN KONFIGURASI JARINGAN WIRELESS DENGAN KONSEP WIRELESS DISTRIBUTION SYSTEM (WDS) DI KANTOR BUPATI YALIMO
OLEH :

NAMA ATAMIS WASAHE
Nim: 12011004

Telah dipertahankan didepan penguji
Description: G:\Logo U N S R I T Terbaru\TEKNIK LEMBAR PENGESAHAN.pngPada tanggal: 25 Mei Tahun 2016
Dinyatakan telah memenuhi syarat

Menyetujui
Komisi Pembimbing,



Ir. CHARLES SULANGI, MT
Ketua


HENCE.S.D. RORING,S.Pd,.MT
Anggota 1
Mengetahui,
a.n Rektor Sari Putra Indonesia Tomohon
Dekan Fakultas Teknik


Don R.G Kabo., SST., MT
NIND : 0030117404


II

IDENTITAS PENGUJIAN
SKRIPSI
PERANCANGAN DAN KONFIGURASI JARINGAN WIRELESS, DENGAN      KONSEPWIRELESS DISTRIBUTION SYSTEM (WDS) DI KANTOR BUPATI YALIMO PROVINSI PAPUA.

Description: G:\Logo U N S R I T Terbaru\TEKNIK LEMBAR PENGESAHAN.png
Nama                                   : Atamis Wasahe
Nim                                      : 12011004
Program Studi                      : Teknik Informatika   
KOMISI PEMBIMBING
Pembimbing 1             : Ir.CHARLES SULANGI, MT


Pembimbing 2             : HENCE S.D RORING,S.Pd,.MT
                                  
TIM DOSEN PENGUJI
Dosen Penguji 1         :  DON R.G KABO,. SST,.MT


Dosen Penguji 2          : VICTOR MONGI,. ST


                                  Tanggal Ujian                                              : 25 Mei 2016



III
PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI
Description: G:\Logo U N S R I T Terbaru\TEKNIK LEMBAR PENGESAHAN.png              Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya di dalam Naskah kripsi dengan judul: PERANCANGAN DAN KONFIGURASI JARINGAN WIRELESS DENGAN DISTRIBUTION SYSTEM (WDS). Tidak terdapan karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu peguruan tinggi,dan tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain,kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan di sebutkan dalam sumber kutipan dan daftar pustaka..
           Apabilah ternyata di dalam naskah Skripsi ini dapat dibuktikan terdapat unsur-unsur jiplakan ,saya bersedia Skripsi (SARJANA) dibatalkan,serta diproses sesuai dengan peraturan perundang-undang yang berlaku (UU No 20 Tahun 2003, pasal 25 ayat 2 dan pasal 70)
                                                                       Tomohon , 30 Mei 2016
                                                                       Meterai
                                                                       Rp 6.000
                                                                        Tdt
                                                                    Nama    :Atamis Wasahe
                                                                    Nim       :12011004
                                                                    PS         :Teknik Informatika
                                                                    Fakultas :Teknik
                                                               Universitas Sariputra Indonesia Tomohon
                                                                                       
IV
RIWAYAT HIDUP
CURRICULUM VITAE




Atamis  Wasahe ,Hulikma, 16 Agustus 1992 Anak dari Ayah, Tualan Wasahe dan Ibu, Yalige Wandik, Pendidikan: Tahun 200-2006 SD Inpres Dombomi,Tahun 2006-2009 SMP Negeri 2 Kurulu di Pass-valley. Tahun 2009-2012 SMK YSO Ninabua Wamena.Masuk Universitas Sariputra Indonesia Tomohon Tahun 2012.Mengambil Fakultas Teknik Informatika


                                                                           Tomohon, April 2016
                                                                                                  
                                                                                                   Penulis




UCAPAN TERIMA KASIH
Peneliti menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: Bapak selaku Pembimbing 1: Ir.Charles Sulangi,MT dan Pembimbing 2: Hence S.D Roring,. S.Pd,.MT seterusnya Dekan Fakultas Teknik Universitas Sariputra Indonesia Tomohon Bapak Don R,G Kabo,SST,.MT, dan seterusnya. Bapak Rektor Dr.Joost L. Rumampuk,.SE,.MS. Universitas Sariputra Indonesia Tomohon dan seterusnya. Ketua Yayasan Dharma Bhakti Indonesia Tomohon, Ibu Kinio Runtuwene, seterusnya Pemerintah Kota Tomohon Sulawesi Utara,dan seterusnya. Rekan-rekan seangkatan  dan warga desa Rurukan yang telah banyak memberikan bantuan ikut berperan dalam memperlancarkan penelitian dan penulis skripsi ini.
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, atas pertolongan nya telah menyelesaikan penulisa iskripsi ini selesai dengan baik, seterusnya dalam penulis ini di persembahkan kepada Ibu dan Ayah tercinta atas dorongan yang kuat,kebijaksanaan dan doa.


Tomohon, April 2016

Penulis

ABSTRAK
Komunikasi   tanpa   kabel/nirkabel   (wireless)   telah   menjadi   kebutuhan   dasar   atau  gaya   hidup   baru   masyarakat   informasi.   LAN   nirkabel  yang   lebih   dikenal   denganjaringan   Wi-Fi   menjadi    teknologi   alternatif   dan   relatif   lebih   mudah   untuk  diimplementasikan  di  lingkungan  kerja.  Instalasi  perangkat  jaringan media transmisi lebih  fleksibel  karena  tidak  membutuhkan  penghubung  kabel  antar  komputet. Access  point  merupakan  perangkat  yang  biasa  digunakan  dalam  jaringan  wireless  (Hotspot  area)  dimana  user  atau  pengguna  terhubung  ke  internet  menggunakan  media udara melalui perangkat access point. Selain itu, dengan jaringan  wireless  ini  membuat  masyarakat  lebih  mudah  untuk  mengakses  internet  dimanapun berada. Implementasi pemasangan jaringan ini terdiri dari pemasangan  konektor  RJ-  45  pada  kabel  UTP,  melakukan  konfigurasi repeater,  konfigurasi  Access  Point,  konfigurasi  HotSpot  Server.  Dengan  adanya  jaringan  wireless distribution system,di kantor Bupati Yalimo  akan  mempermudah  untuk  mengakses  internet  dengan  gratis.  Selain  itu,  melakukan  konfigurasi  jaringan  wireless  tidak  begitu  sulit,  asalkan  mengikuti  aturan  pembuatan jaringan.

Kata Kunci : Wireless Distribution System (WDS)





ABSTRACT
Communication without cable / wireless (wireless)  have become basic requirement or  societies new life style information.  Wireless LAN that more recognised with  Wi Fi's network becomes alternative technology and easier relative for  diimplementasikan at work condition.  Network peripheral installation more  transmission media  flexible because not need cable link among komputet. Access  point constitutes ordinary peripheral is utilized deep wireless's network  (Hotspot isa)  where is user or user most link goes to Internet utilize  air media via access point's peripheral. Besides, with network  wireless this make society a lot easier to access Internet  wherever lies. Network assembly implementation this consisting of assembly  konektor RJ 45 on UTP'S cable,  doing repeater's configuration,  configuration  Access Point,  HotSpot's configuration server.  With marks sense network  wireless distribution system,at Yalimo's Regent office will water  down to access Internet with freely.  Besides,  do  wireless's network configuration not so difficult,  provided that follows order  network makings.

Keywords: Wireless Distribution System (WDS)








KATA  PENGANTAR
         Puji dan syukur penulisan  panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan cinta kasihNya sehingga penulisan dapat menyajikan tulisan skripsi yang berjudul : Perancangan dan Konfigurasi Jaringan Wireless dengan Konsep Wireless Distribution System (WDS) di Kantor Bupati Yalimo Provinsi Papua.
Di dalam penulisan ini disajikan pokok- pokok bahasan yang meliputi:  tentang bagaimana Perancangan dan Konfigurasi Jaringan Wireless dengan Konsep Wireless Distribution System (WDS) di Kantor Bupati Yalimo.
Sangat disadari bahwa dengan kekurangan dan keterbatasan yang di miliki penulisan, walaupun telah di  serahkan segala kemampuan untuk lebih teliti, tetapi masih di rasahkan banyak kekurangan tetapi. Oleh karena itu penulisan di harapkan   saran dan kritik  yang membangun agar penulisan ini bermanfaat   bagi yang membutuhkan.





Tomohon 15 April 2016


Penulis


DAFTAR ISI
                                                                                                                                    Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................ i
LEMBAR PENGESAHAN..................................................................... ii
HALAMAN IDENTITAS TIM PENGUJI.............................................. iii
HALAMAN PERNYATAAN ORSINALITAS...................................... iv
HALAMAN RIWAYAT HIDUP.............................................................. v
HALAMAN UCAPAN TERIMA KASIH............................................... vi
HALAMAN ABSTRAK ....................................................................... vii
HALAMAN ABSTRACT.................................................................... viii
KATA PENGATAR.............................................................................. ix
DAFTAR ISI........................................................................................... x
HALAMAN DAFTAR TABEL............................................................ xiv
HALAMAN DAFTAR GAMBAR........................................................ xv
HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN..................................................... xvi
BAB  I      PENDAHULUAN
1.1   Latar Belakang................................................................................. 1
1.2   Rumusan masalah .......................................................................... 2
1.3   Batas masalah.................................................................................. 3
1.4   Tujuan penelitihan............................................................................ 3
1.5   Maanfaat Penelitihan....................................................................... 3
1.6   Sistematika Penulisan...................................................................... 3
BAB   II  DASAR TEORI
2.1.  Jaringan Komputer........................................................................... 5
2.1.1      Local Area Network (LAN)................................................... 5
2.1.2      Metropolitan Area Network (MAN) ..................................... 5
2.1.3      Wide Area Network (WAN).................................................. 5
2.2.  Pengenalan Sistem Operasi ........................................................... 5
2.3.  Jaringan Nirkabel............................................................................. 6
2.4.  Wireless Personal Area Networks (WPANs) .................................. 7
2.5.  Konfigurasi Alamat IP (Internet Protocol / TCP IP )........................ 8
2.6.  Pengertian Access Point.................................................................. 9
2.7.  Fungsi Access Point....................................................................... 10
2.8.  Pengertian Wireles Distribution System (WDS.............................. 10
2.9.  MikroTik RouterOS........................................................................ 11
2.10.      Repeater sendiri berfungsi sebagai penguat signal................... 12
2.11.      HotSpot...................................................................................... 13
2.12.      Syarat untuk membangun
Wireless Distribution System (WDS) ........................................ 14
2.13.      Pengertian Wifi.......................................................................... 19
2.14.      Masalah Jaringan Wireless....................................................... 19
2.15.      Proses koneksi wireless............................................................ 19
          2.15.1. Scanning wireless AP.................................................... 20
          2.15.2. Memilih suatu wireless AP............................................ 20
          2.15.3. Proses authenticasi terhadap
                       wireless AP yang dipilih................................................ 22
          2.15.4. Proses koneksi terhadap wireless AP yang dipilih.......... 22
          2.15.5. Mendapatkan konfigurasi TCP/IP 21.............................. 22
2.16.      Masalah umum wireless – masalah konektivitas...................... 23


2.17.      Tidak berhasil melakukan koneksi wireless.............................. 23
             2.17.1    Konfigurasi yang tidak matching............................. 23
             2.17.2    Technology 802.11 yang tidak matching................. 24
              2.17.3    Methoda authentikasi yang tidak matching............ 24
             2.17.4     Kunci WEP yang tidak matching............................ 24
             2.17.5    WEP Key index tidak match.................................... 25          
               2.17.6   Tidak match WPA-PSK atau WPA2-PSK ............... 26
2.18.      Wireless auto configuration di enable sementara
            tool wireless configuration pihak ketiga di install ...................... 26
              2.18.1   Wireless AP dikonfigurasi dengan fileter MAC........ 27
              2.18.2.   Sumber Interferensi Signal..................................... 28
               2.18.3.  Sumber Pelemahan / Attenuasi Signal................... 28
               2.18.4.  Koneksi Yang Intermittent....................................... 29
2.19.       802.1X Authentication di Enabled  pada  Wireless AP......... 29
2.20.     Duplikat Nama Jaringan Wireless......................................... 30
2.21.     Sumber Sinyal Interferensi.................................................... 31
             2.21.1     Sumber pelemahan sinyal...................................... 31
             2..21.2     Komputer Virus...................................................... 32
             2.21.3     Kerusakan hardware driver  outdated.................... 32
2.22.     Model Referensi OSI (Open System Interconection)........... 32
2.23.     Channel dan inkripsi yang sama............................................ 36
2.24.     Mode koneksi......................................................................... 37
2.25.     Kerugian WDS....................................................................... 37
2.26.     Tidak support dynamic inkripsi.............................................. 37
2.27.     Tidak perlu backbone kabel................................................... 38


BAB III METODOLOGI  PENELITIAN
3.1.      Metodoliogi Penelitian............................................................. 40
3.2.      Studi Kasus............................................................................. 40
3.3.        Tempat Dan Waktu Penelitian................................................ 40
3.4.        Peralatan penelitian................................................................. 41
3.5.        Metode Pengumpulan data..................................................... 42
3.6.        Gambaran Umum Jaringan Yang Akan dibuat...................... 42

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Analisis Hasil................................................................................ 44
                        4.1.1.   Identifikasi Masalah.................................................. 44
              4.1.2.   Alternatif Pemecahan Masalah................................ 46
4.2.  Design Jaringan dengan WDS................................................... 46
4.2.1.   Perancangan Cakupan Sinyal................................. 47
4.3.  Hardware................................................................................... 47
             4.3.1.   Router....................................................................... 48
             4.3.2.   Wireless Access Point.............................................. 48
4.4.  Implementasi Jaringan Nirkabel dengan Wireless.................... 49
             4.4.1.   Konfigurasi jaringan.................................................. 49
             4.4.2.   Konfigurasi Wireless Access Point........................... 49
4.5.  Pengujian WDS.......................................................................... 51
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1        Kesimpulan........................................................................... 53
5.2        Saran.................................................................................... 53
DAFTAR PUSTAKA........................................................................... 54


DAFTAR TABEL                                                                  Halaman
Table  4.1.   Spesifikasi Router............................................................ 48
Table 4.2.   Spesifikasi Access Point................................................... 48
Tabel 4.3.     Besaran Sinyal Setiap Ruangan..................................... 52

DAFTAR GAMBAR                                                              Halaman
1.    Gambar 2.1. Topologi WDS............................................................ 11
2.    Gambar 2.2..Topologi WDS............................................................ 15
3.    Gambar 2.3. Point to Point – Diagram............................................ 17
4.    Gambar 2.4. Point to Multi Point..................................................... 17
5.    Gambar 2.5. WDS Repeater.......................................................... 18
6.    Gambar 2.6. Topologi WDS............................................................ 20
7.    Gambar 2.7. WWDS....................................................................... 34
8.    Gambar 2.8. WDS Point to Point.................................................... 38
9.    Gambar 2.9. WDS Point to multipoint............................................. 39
10.  Gambar 3.1. Topologi Jaringan...................................................... 43
11.  Gambar 4.1. Kantor Bupati Yalimo Provinsi Papua....................... 44
12.  Gambar 4.2   Topologi Jaringan Sebelum Menggunakan WDS.... 45
13.  Gambar 4.3. Topologi Jaringan Wireless Distribution Sistem........ 46
14.  Gambar 4.4. Cakupan Area menggunakan WDS.......................... 47
15.  Gambar 4.5. Konfigurasi WDS....................................................... 49
16.  Gambar 4.6. Tampilan Login ke Wireless AP................................. 50
17.  Gambar 4.7. Tampilan Quick Setup............................................... 50
18.  Gambar 4.8. Konfigurasi................................................................. 51
19.  Gambar 4.9. Pengujian sinyal......................................................... 52

HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN                                     Halaman
1.    Surat Keputusan dari Rektor...............................................................
2.    Lembaran Asistensi Dari Pembimbing 1.............................................
3.    Lembaran Asistensi Pembimbing 2....................................................
4.    Lembaran Sekratariat Daerah Bagian Kabag Humas........................
5.    Lembaran Struktur  Foto Kantor Bupati Yalimo..................................
6.    Lembaran Foto Penelitian...................................................................



                                                                                               














Description: Jesus chrisMOTTO
“segala perkara dapat ku tanggung di dalam dia yang memberikan kekuatan kepada ku”
 (filipi 4:13

“orang jenius tetapi mala s akan kalah dengan orang yang biasa-biasa saja tapi disiplin”
Description: Foto0468 - Copy“pusatkan perhatian pada gambaran menyeluruh.Harga diri sendiri dan asahlah perinsip  secara etnis secara – menerus. Jadikan visi hidup menjadi rambu.Jadilah orang yang penuh kasih dan pengertian terhadap diri  dan diri orang lain. Jadilah orang yang semakin bersyukur dan murah hati.Tertawalah dan biarkan dunia tertawa bersamamu. Tumbuhkan kekuatan diri melalui kekuatan Ritual.Ciptakan ketentraman di dalam maupun diluar diri anda ”
(Telhard de Chardin)
“Only the man who is in the truth is a free man”
Hanya orang yang berada dalam kebenaranlah orang yang bebas
“knowledge and skills are toools, the work man  is character”
Pengetahuan dan keterampilan adalah alat,yang menentukan  sukses adalah tabiat.
“hitam tidak selalu berarti gelap, keriting bukanlah penghalang untuk aku namun terus maju tak pandang mundur”


BAB I
PENDAHULUAN
1.1.        Latar Belakang
              Keberadaan suatu sistem jaringan lokal nirkabel atau WLAN (Wireless Local Area Network) sangat membantu manusia yang kini tingkat mobilitasnya semakin tinggi di dalam kemudahan untuk melakukan koneksi terhadap internet maupun pertukaran data.
              Dahulu untuk melakukan koneksi ke internet kebanyakan orang menggunakan kabel, tetapi sekarang ini untuk koneksi ke internet sudah bisa menggunakan wireless. Dibandingkan dengan menggunakan media kabel, wireless banyak sekali keuntungan diantaranya user bisa melakukan koneksi internet kapan saja dan dimana saja asal masih berada dalam ruang lingkup area, selain itu dalam segi biaya pembangunan, wireless jauh lebih murah bila dibandingkan dengan kabel.
              WLAN bekerja dengan menggunakan gelombang radio. Yang mana hal ini dilakukan oleh Access Point (AP) yang mengatur komunikasi pada setiap wireless station pada areal cakupan. Station juga saling berkomunikasi satu dengan lainnya melalui AP, jadi proses komunikasi antar station dapat disembunyikan antara satu dengan lainnya. AP berfungsi sebagai relay. diantara AP dihubungkan melalui cara pengkabelan, jika cakupan wilayahnya masih di dalam satu lingkungan tentu hal ini tidak menjadi masalah, akan tetapi bagaimana jika cakupan wilayah yang sudah sedemikian luas, hal inilah yang akan menyulitkan di kompleks kantor Bupati Yalimo di Kabuaten Yalimo Provinsi Papua, jika masih menggunakan teknik pengkabelan di dalam menghubungkan AP dan juga berdampak terhadap pembiayaan, hal ini dikarenakan kantor Bupati Yalimo terdiri dari tiga lantai. Untuk memperluas jangkauan sinyal radio yang dihasilkan AP sampai ke Kantor Satuan Kerja Perangkat Daerah sekitar Kantor Bupati Yalimo tanpa lagi menggunakan kabel, maka dibutuhkan sebuah sistem yang mampu mendistribusikan antara sinyal yang dipancarkan oleh satu AP dengan AP lainnya. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, maka diperlukan suatu teknik yaitu Wireless Distribution System (WDS). WDS dapat diterapkan diberbagai instansi maupun perusahaan di negara-negara maju untuk mengoneksikan antara satu infrastructure jaringan dengan infrastructure jaringan lainnya yang jaraknya berjauhan dan tidak disarankan jika jaringan tersebut menggunakan kabel untuk mengoneksikan jaringannya. Berdasarkan observasi penelitian masalah yang terjadi di Kantor Bupati Yalimo antara lain,(1) Switch jaringan yang ada di Kantor Bupati Yalimo hanya berjumlah 5 port dan keseluruhan port sudah terisi penuh,(2) Tidak semua komputer di Kantor Bupati Yalimo terkoneksi dengan jaringan komputer karena kurangnya port switch yang tersedia.,(3) Proses pertukaran data di Kantor Bupati yalimo masih dengan cara manual sehingga memerlukan waktu yang lebih lama.(4) Belum diterapkannya jaringan wireless di Kantor Bupati Yalimo sehingga setiap komputer yang terkoneksi jaringan harus menggunakan kabel jika ingin terhubung ke jaringan.(5) Luasnya lokasi sehingga tidak memungkinkan untuk perluasan jaringan kabel.

1.2.        Rumusan Masalah
                 Berdasarkan latar belakang masalah, di rumuskan masalah sebagai berikut. Bagaimana merancang dan konfigurasi jaringan wireless distribution system (WDS) di Kantor Bupati Yalimo?



1.3.        Batasan Masalah
        Adapun batasan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah bagaimana membangun jaringan wireless dengan menggunakan Access Point sebagai Hotspot. Serta bagaimana mengatasi pelemahan sinyal dalam jaringan wireless.
1.4.        Tujuan Penelitian
               Merancang dan membuat jaringan wireless distribution system (WDS) di  Kantor Bupati Yalimo.
1.5.        Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan adalah :
1.         Mengetahui konsep jaringan Wireless serta konfigurasinya.
2.         Mengetahui kelebihan dan kekurangan menggunakan topologi Wireless Distribution System (WDS).
1.6.        Sistematika Penulisan
                Mendapat  gambaran  yang lebih luas,  dan menyeluruh tentang isi proposal  maka di muat ke dalam bab  yang urutannya dapat  di lihat pada sistematika penulisan.







BAB I: PENDAHULUAN
             Bab ini berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan  penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II: TINJAUAN PUSTAKA
              Bab ini berisi uraian beberapa landasan teori pengertian jaringan komputer, pengertian Local Area Network, Jaringan TCP/IP, Wireless Network, Wireless Distribution System (WDS)
BAB III: METODE PENELITIAN
              Bab ini menguraikan tentang pembahasan metode penelitian yang      berkaitan  perancangan dan konfigurasi jaringan wireless,dengan konsep wireless distribution    system (WDS) di Kantor Bupati Yalimo.
BAB IV: HASIL DAN PEMBAHASAN
              Dalam bab ini akan dibahas tentang hasil penelitian dan hasil pengujian yang  dilakukan terhadap jaringan.
BAB V: PENUTUP
                    Bab ini berisi kesimpulan dan saran-saran.











BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1.       Jaringan Komputer
             Sebuah jaringan terdiri dari dua atau lebih komputer yang saling berhubungan antara satu dengan yang lain, dan saling berbagi informasi. Konsep jaringan komputer lahir pada tahun 1940-an di Amerika, dari group riset Harvard University yang dipimpin oleh Profesor H. Aiken. Pada mulanya proyek tersebut hanyalah ingin memanfaatkan sebuah perangkat komputer yang harus dipakai bersama. Untuk mengerjakan beberapa proses tanpa banyak membuang waktu kosong maka dibuatlah proses beruntun (Batch Processing), sehingga beberapa program bisa di jalankan dalam sebuah komputer dengan kaidah antrian. Ada beberapa jenis jaringan, yaitu :
2.1.1.   Local Area Network (LAN)
               LAN adalah jaringan yang dibatasi oleh area yang relatif kecil, umumnya   dibatasi oleh area lingkungan.
2.1.2.   Metropolitan Area Network (MAN)
                MAN biasanya meliputi area yang lebih besar dari LAN, misalnya antar wilayah dalam satu provinsi yang menggabungkan jaringan LAN.
2.1.3.   Wide Area Network (WAN)
                 WAN adalah jaringan yang lingkupnya biasanya sudah menggunakan sarana satelit ataupun kabel bawah laut.
2.2.      Pengenalan Sistem Operasi
              Istilah sistem operasi sering ditujukan kepada semua software yang masuk dalam satu paket dengan sistem komputer sebelum aplikasi-aplikasi software  terinstall. Dalam Ilmu komputer, sistem operasi atau dalam bahasa Inggris: operating system atau OS adalah perangkat lunak sistem yang bertugas untuk melakukan kontrol dan manajemen perangkat keras serta operasi-operasi dasar sistem, termasuk menjalankan software aplikasi seperti program-program pengolah kata dan browser web. Secara umum, sistem operasi adalah software pada lapisan pertama yang ditaruh pada memori komputer pada saat komputer dinyalakan. sedangkan software-software lainnya dijalankan setelah sistem operasi berjalan, dan sistem operasi akan melakukan layanan inti umum untuk software-software itu. Layanan inti umum tersebut seperti akses ke disk, manajemen memori, scheduling task, dan antar-muka user. Sehingga masing-masing software tidak perlu lagi melakukan tugas-tugas inti umum tersebut, karena dapat dilayani dan dilakukan oleh sistem operasi.

2.3.      JARINGAN NIRKABEL
            Perbedaan WPAN dan WLAN ,Wireless Local Area Networks (WLANs). Teknologi WLAN membolehkan pengguna untuk membangun jaringan nirkabel dalam suatu area yang sifatnya lokal (contohnya dalam lingkungan gedung kantor, gedung kampus atau pada area publik seperti bandara atau kafe). WLAN dapat digunakan pada kantor sementara atau yang mana instalasi kabel permanen tidak diperbolehkan. Atau WLAN terkadang dibangun sebagai suplemen bagi LAN yang sudah ada, sehingga pengguna dapat bekerja pada berbagai lokasi yang berbeda dalam lingkungan gedung. Dalam infrastruktur WLAN, stasiun wireless (peranti dengan network card radio atau eksternal modem) terhubung ke access point nirkabel yang berfungsi sebagai bridge antara stasiun-stasiun dan network backbone.Pada tahun 1997, IEEE meng-approve standar 802.11 untuk WLAN, yang mana menspesifikasikan suatu data transfer rate 1 sampai 2 megabits per second (Mbps). Di bawah 802.11b, yang mana menjadi standar baru yang dominan saat ini, data ditransfer pada kecepatan maksimum 11 Mbps melalui frekuensi 2.4 gigahertz (GHz). Standar yang lebih baru lainnya adalah 802.11a, yang mana menspesifikasikan data transfer pada kecepatan maksimum 54 Mbps melalui frekuensi 5 GHz.
2.4.      Wireless Personal Area Networks (WPANs)
              Teknologi WPAN membolehkan pengguna untuk membangun suatu jaringan nirkabel (ad hoc) bagi peranti sederhana, seperti PDA, telepon seluler atau laptop. Ini bisa digunakan dalam ruang operasi personal (personal operating space atau POS). Sebuah POS adalah suatu ruang yang ada disekitar orang, dan bisa mencapai jarak sekitar 10 meter. perbedaan WPAN dan WLAN
1.         Wireless  PAN (WPAN)
 Wireless Personal Area Network (WPAN) adalah jaringan wireless dengan jangkauan area yang kecil. Contohnya Bluetooth, Infrared, dan ZigBee.
2.         Wireless LAN (WLAN) / Wifi
             Wireless Local Area Network (WLAN) atau biasa disebut Wifi memiliki jangkauan yang jauh lebih luas dibanding WPAN. Saat ini WLAN mengalami banyak peningkatan dari segi kecepatan dan luas cakupannya. Awalnya WLAN ditujukan untuk penggunaan perangkat jaringan lokal, namun saat ini lebih banyak digunakan untuk mengakses internet. Aplikasi WLAN untuk kebutuhan SOHO secara detail meliputi arsistektur, perangkat dan administrator.
SOHO (Small office – Home office) adalah istilah yang mengacu pada bisnis atau usaha kecil yang dilakukan di rumah. Ada beberapa keuntungan yang bisa didapat dengan menggunakan konsep ini,  antara lain, dapat menghemat waktu perjalanan dan menghindari kemacetan yang menjadi bagian kehidupan kota-kota besar. lebih fleksibel dalam mengatur waktu dan  bisa menjadikannya part-time dari pekerjaan utama kita. Suasana kantor dirumah menjadi nyaman karena rumah kita sendiri dan dekat dengan kehangatan keluarga.
Perangkat :
(a). AP (Access Point).(b),Switch.(c),Modem-router.(d), PC.(e), NIC Ethernet.(f), Cable. Administrator jaringan : Administrator jaringan bertugas untuk mengatur jalannya data pada jaringan agar tetap lancar dan mengamankan segala sesuatu yang membahayakan data-data yang melewati jalur tersebut. Dengan memastikan bahwa hal tersebut bisa di manage dengan baik, maka tugas administrator bisa dikatakan baik. Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan administrator dalam mengamankan suatu sistem jaringan wireless
1). Merubah nama Service Set ID (SSID)(2),Merubah password adminitrator.(3),Membatasi ujian untuk mengkonfigurasi Access Point secara remote.(4),Gunakanlah pengaman (berupa enkripsi) pada jaringan wireless.(5), Mematikan broadcast SSID (blok broadcast SSID).(6)Lakukanlah filter MAC Address (MAC Address Filtering)(7)Proses koneksi jaringan WLAN antara AP dengan station.
             Wireless Distribution System (WDS) memungkinkan jaringan wireless dikembangkan menggunakan beberapa access point tanpa harus memerlukan backbone kabel jaringan untuk menghubungkan merek, seperti cara tradisional. Keuntungan yang bisa dilihat dari Wireless Distribution System dibanding solusi lainnya adalah bahwa dengan Wireless Distribution System, header MAC address dari paket traffic tidak berubah antar link access point. Suatu access point bisa menjadi sebuah station utama, relay, atau remote base station.
2.5.      Konfigurasi Alamat IP (Internet Protocol / TCP IP )
              Agar dapat saling berkomunikasi , masing – masing komputer harus diberi alamai IP
1.         Masuk ke Network Connection (Start–>Control Panel –>Network
            Connection)
2.         Pilih/dobel klik Local Area  Connection
3.         Dobel klik pada Internet Protocol (TCP / IP)
4.         Klik Use The following IP address, kemudian isi IP address dan subnet Mask
Misalnya,
1.         komputer1  IP Address : 192.168.0.1
2.         komputer2  IP Address : 192.168.0.2
3.         komputer3  IP Address : 192.168.0.3
4.         komputer4  IP Address : 192.168.0.4
dan seterusnya.
       Subnet Mask harus sama : 255.255.255.0.
Untuk mengetahui berhasil tidaknya koneksi lakukan perintah ping dari komputer satu ke komputer lainnya. Misal dari komputer1 ke komputer2 :
1.            Di Komputer1 :  Klik Start –>Klik Run–>ketik CMD –> klik OK,  maka akan tampil Command Prompt.
2.            Ketik ping  192.168.0.2  tekan enter harus ada Reply dari komputer-komputer.
3.            Lakukan perintah yang sama untuk mengetahui koneksi ke komputer yang lainnya.
2.6.      Pengertian Access Point
Beberapa pengertian access point yaitu:
1.    Access Point adalah sebuah perangkat jaringan yang berisi sebuah transceiver   dan antena untuk transmisi dan menerima sinyal ke dan dari clients remote.
2.    Access point adalah adalah perangkat, seperti router nirkabel / wireless, yang memungkinkan perangkat nirkabel untuk terhubung ke jaringan.
3.    Access Point dalam jaringan komputer adalah sebuah jalur akses nirkabel (Wireless Access Point atau AP) adalah perangkat komunikasi nirkabel yang memungkinkan antar perangkat untuk terhubung ke jaringan nirkabel dengan menggunakan Wi-Fi, Bluetooth atau standar terkait.
4. Access Point adalah perangkat yang digunakan untuk membuat koneksi wireless pada sebuah jaringan.
2.7.      Fungsi Access Point
            Access Point berfungsi sebagai untuk
(1). Mengatur supaya AP dapat berfungsi sebagai DHCP server.(2) Mencoba fitur Wired Equivalent Privacy (WEP) dan Wi-Fi Protected Access(WPA).(3) Mengatur akses berdasarkan MAC Address device pengakses.(4) Sebagai Hub/Switch yang bertindak untuk menghubungkan jaringan lokal dengan jaringan wireless/nirkabel
2.8         Pengertian Wireless Distribution System (WDS)
              Wireless Distribution System (WDS) adalah sebuah sistem untuk memperluas jangkauan jaringan wireless dengan menggunakan dua atau lebih Access Point. Dengan teknik WDS ini, penggunaan kabel sebagai backbone jaringan tidak dibutuhkan, sehingga lebih mudah, murah, dan efisien untuk instalasinya. Access Point tersebut bisa berupa main, relay, atau remote base station.
               Wireless Distribution System (WDS) yang disebut juga sebagai Wireless
Repeater merupakan sistem untuk mengembangkan jaringan nirkabel tanpa harus menggunakan kabel sebagai backbone untuk access point, melainkan memanfaatkan jalur nirkabel dari access point. Kekurangan repeater adalah bias mengurangi performansi wireless LAN. Repeater harus menerima dan mengirim setiap frame pada kanal radio yang sama, mengakibatkan terjadinya peggandaan jumlah trafic pada jaringan. Hal ini terjadi jika digunakan banyak repeater. Untuk contoh topologi WDS dapat dilihat pada gambar 2.1

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhrUwawAV2zK7aeF38CIH6C16vQuHF_3SHinjPtLsX8JlgtWBgSSs4eJw0_ap5cJ3f7sUfu0-TYHMs99KZuS-ZHAmDc82XMflvaIbcxNvEJ8-5KNsOMeWQPfKhVV-VVdEZK39-MCX6JrTk/s320/Wireless_Distribution_System_(WDS)_-_Transiskom.png

Gambar 2.1 Topologi WDS
(Sumber: www.transiskom.com)

2.9.      MikroTik RouterOS
            MikroTik RouterOS™ adalah sistem operasi dan perangkat lunak yang dapat digunakan untuk menjadikan komputer manjadi router network yang handal, mencakup berbagai fitur yang dibuat untuk ip network dan jaringan wireless, cocok digunakan oleh ISP dan provider hotspot. MikroTik adalah perusahaan kecil berkantor pusat di Latvia, yang dibentuk oleh John Trully dan Arnis Riekstins. Tahun 1996 John dan Arnis memulai dengan sistem Linux dan MS DOS yang dikombinasikan dengan teknologi Wireless LAN (W-LAN) Aeronet berkecepatan 2Mbps di Moldova, kemudian melayani lima pelanggannya di Latvia, karena ambisi mereka adalah membuat satu peranti lunak router yang handal dan disebarkan ke seluruh dunia. Prinsip dasar MikroTik bukan membuat Wireless ISP (WISP), tapi membuat program router yang handal dan dapat dijalankan di seluruh dunia. MikroTik telah melayani sekitar empat ratusan pelanggannya. Linux yang mereka gunakan pertama kali adalah. Kernel 2.2 yang dikembangkan secara bersama-sama dengan bantuan 5 - 15 orang staf R&D Mikrotik yang sekarang menguasai dunia routing di negara-negara berkembang. Selain staf di lingkungan Mikrotik, menurut Arnis, mereka merekrut juga tenagatenaga lepas dan pihak ketiga yang dengan intensif mengembangkan Mikrotik secara maraton.( http://id.wikipedia.org/wiki/MikroTik)

2.10.    Repeater sendiri berfungsi sebagai penguat signal dari Access Point
            utama.
            Bagi sebagian orang, tentu saja tidak semudah yang kita bayangkan untuk setting Wireless Router ini sebagai Repeater..Untuk pengaturan TL-WA5120G sendiri tidak terlalu sulit.. Tetapi jika belum mengenal radio ini atau belum mengenal jaringan, tentunya terasa sangat sulit.. Setelah mencari cara dengan melalui google bisa di setting access point sebagai repeater. berikut ini merupakan langkah-langkahnya setting TP-Link TL-WA5210G menjadi repeater:
1.         Masuk ke webconfig dari TPLink TL-WA5210G. (Dari browser buka ip default TPLink di http://192.168.1.254)
2.         Kemudian Klik pada Menu Wireless Mode.
3.         Lalu Klik pada pilihan Repeater.
4.         Pilih Survey.
5.         Akan keluar SSID Access Point yang tersedia (Pilih SSID Access Point utama.
6.         Lalu kita pilih Save.
7.         Biasanya router akan melakukan reboot atau restart untuk mensetting konfigurasinya.
8.         Selesai.
               Langkah ini belum selesai apabila kita menggunakan Userlogin untuk wireless AP Utama (Biasanya penyedia layanan RT/RW Net), Karena pada Radio utama atau yang akan kita perkuat signalnya harus di beri tambahan pengaturan WDS. Karena Access Point utama menggunakan Nano Station 2, maka akan di pandu cara di sertai contoh AP utama yang menggunakan Nano Station 2.
Berikut adalah cara setting WDS pada NS2:
1.         Masuk ke webconfig NS2 (misal http://192.168.3.1).
2.         Kemudian pilih tab Link Setup.
3.         Pada pilihan di Wireless Mode pilih Access Point WDS.
4.         Pada isian WDS Peers, isi dengan MAC Address Repeater kita.
5.         Klik Save.
6.         Biasanya router akan melakukan reboot.
7.         Selesai
Demikianlah cara mensetting TPLink TL-WA5210G sebagai repeater dari Nano Station 2.

2.11.    HotSpot
             Hotspot (Wi-Fi) adalah salah satu bentuk pemanfaatan teknologi Wireless LAN pada lokasi-lokasi publik seperti taman, perpustakaan, restoran ataupun bandara. Pertama kali digagas tahun 1993 oleh Brett Steward. Hotspot juga dikenal dengan istilah captive portal. Cactive Portal akan menagkap semua trafik dari klien dan akan memeriksa apakah klien tersebut sudah terotentikasi atau belum untuk menggunakan sumber daya jaringan. Jika belum maka klien tersebut akan diperiksa untuk melakukan otentikasi terlebih dahulu.(Imam Cartealy,2013).
              Salah satu fitur terkenal di dalam mikrotik yang merupakan salah satu metode untuk memberikan akses/layanan internet di area public dengan melalui proses autentikasi seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, media yang digunakan bisa menggunakan kabel ataupun wireless. Cara kerja dari hotspot server ini dalam bentuk sederhana, hotspot akan melakukan block semua akses
user dan user akan diminta untuk melakukan login via web browser. Apabila username dan password yang diisikan oleh user cocok dengan database hotspot, maka layanan akses akan diberikan. Berikut ini di berikan contoh konfigurasi bagaimana cara mengintegrasikan 2 hotspot server yang sudah ada di 2 router yang berbeda (router A dan router B) dengan sebuah database User Manager yang akan terpasang di salah satu router (router A). (http://mikrotik.co.id)

2.12.    Syarat untuk membangun Wireless Distribution System (WDS)
             Syarat untuk membangun WDS yaitu:
1.         Access Point utama maupun Access Point Repeater harus mendukung fitur WDS.(2) Masing-masing IP Address  Access Point tidak boleh sama.(3) Sebagian besar Authentication access point yang didukung dalam WDS adalah WEP 64/128 bit. Dan semua Access Point yang terlibat dalam 1 koneksi harus menggunakan Methoda Inkripsi / Authentication yang sama,(4) Channel Radio yang digunakan harus sama, Misalnya Channel 10,(5) Matikan layanan DHCP Server pada Access Point Repeater, karena DHCP akan diambil alih Access Point utama yang sebagai default gateway,(6) Ada kemungkinan WDS tidak berfungsi jika Access Point utama dan Access Point Repeater berbeda merek.
                Macam-Macam Mode pada Wireless Distribution System (WDS)o-A bisa dibagi menjadi dua mode konektifitas wireless, yaitu :
(a). Wireless bridge, dimana Access Point WDS hanya berkomunikasi satu sama lain (sesama Access Point , dan tidak mengizinkan station (STA) untuk mengaksesnya.(b).Wireless repeater, dimana Access Point-Access Point saling berkomunikasi satu sama lain dan mengizinkan station (STA) untuk mengakses mereka.


Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhYAZ8dCdtXGJbGdQ56rJ6faAkzHR8KQrhcQZfehhD9MribGV_9U-mZ6e5N-SdJGCP0FNVnThzrZPqPUN3X_R4a2pI7cCehDoT-EhunX0Iip3PdFwTjOdlKwIbJqNirZ3nPIuKREV9Wetw/s400/WDS+Wireless+Repeater+-+Transiskom.png

Gambar 2.2. Topologi WDS
(Sumber: http://www.transiskom.com/2012/10/pengertian-wireless-distribution-system.html
            Wireless Distribution System (WDS) dapat diterapkan oleh Access Point yang berbeda  (untuk merek dan tipe tertentu, dan tidak semua Access Point memiliki fitur Wireless Distribution System / WDS).  Wireless Distribution System (WDS) memungkinkan jaringan wireless dikembangkan menggunakan beberapa access point tanpa harus memerlukan backbone kabel jaringan untuk menghubungkan mereka, seperti cara tradisional. Keuntungan yang bisa dilihat dari Wireless Distribution System dibanding solusi lainnya yaitu bahwa dengan Wireless Distribution System, header MAC address dari paket traffic tidak berubah antar link access point. tidak seperti pada proses encapsulation misalnya pada komunikasi antar router yang selalu menggunakan MAC address pada hop berikutnya.  Suatu access point bisa menjadi sebuah station utama, relay, atau remote base station. Suatu base station utama pada umumnya dihubungkan dengan system Ethernet. Base station relay merelay station-2 kepada base station utama atau relay station lainnya. Remote base station menerima koneksi dari clients wireless dan melewatkannya ke main station atau ke relay station juga. Koneksi antar clients menggunakan MAC address dibanding memberikan spesifikasi IP address.   Kunci inkripsi yang secara dinamis di berikan dan dirotasi biasanya tidak disupport dalam koneksi Wireless Distribution System (WDS). Ini berarti dynamic inkripsi WPA (Wi-Fi Protected Access) dan technology dynamic key lainnya dalam banyak kasus tidak dapat digunakan, walaupun WPA menggunakan pre-shared key adalah memungkinkan. Hal ini dikarenakan kurangnya standarisasi dalam issue ini, yang mungkin saja di selesaikan dengan standard 802.11s mendatang. Sebagai akibatnya cukuplah kunci static WEP dan WPA yang bisa digunakan dalam koneksi Wireless Distribution System, termasuk segala station yang difungsikan sebagai access point WDS repeater. Akan tetapi sekarang ini sudah banyak vendor yang telah engadopsi standard 802.11i dalam produk  access point mereka sehingga WPA / WPA2 adalah standard keamanan koneksi. gambar dibawa ini adalah access point yang dihubungkan dengan WDS Link point-to-point.



Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi_pfaDphZg0XhQ1uHAxfWSJBdVvcySQ6e_sOWOOb2QvFBQ0mKxuzPodkbqP8d42Zhxm3-UotzvSpDFDZn2BY7s9NlvxWTVrqDryGJpJKAQuH9ysTP_prLvNrhjNBsfiBH6D4XTAPAF3Yak/s320/w+bridge+point+to+point.png
Gambar WDS 2.3. Point to Point – Diagram
(Sumber: http://54tr10.blogspot.co.id/2012/03/aplikasi-wds-wireless-distribution.html)

            Dengan Wireless Distribution System, dapat dibangun infrastrucktur wireless tanpa harus membangun backbone kabel jaringan sebagai interkoneksi antar bridge. Wireless Distribution System fitur memungkinkan kita membuat jaringan-2 wireless yang besar dengan cara membuat link beberapa wireless access point dengan WDS Links. Wireless Distribution System normalnya digunakan untuk membangun jaringan yang besar dimana menarik kabel jaringan  tidak memungkinkan mahal, terbatas, atau secara fisik tidak memungkinkan untuk ditarik.
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh5ZuZQg6JzFylp2cErNdiHOo6JiR2weGLZndv3IRIyOIFPxEaoFi6_rRD8BYQpCI1EQXXEUzOmumgvjezYu7LY8jBbvnkb7UN6JHodduswogoHa6O2AqO_OzzCG16vFqShxikkIoU0JGfO/s320/w+repeater.png
Gambar WDS 2.4.  Point to Multi Point
(Sumber: http://54tr10.blogspot.co.id/2012/03/aplikasi-wds-wireless-distribution.html)

             Contoh konfigurasi WDS Link yang menghubungkan Point to multi point WDS Link. Sementara gambar dibawah berikut ini menggambarkan contoh diagram WDS Link yang berfungsi sebagai WDS Repeater.
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh5ZuZQg6JzFylp2cErNdiHOo6JiR2weGLZndv3IRIyOIFPxEaoFi6_rRD8BYQpCI1EQXXEUzOmumgvjezYu7LY8jBbvnkb7UN6JHodduswogoHa6O2AqO_OzzCG16vFqShxikkIoU0JGfO/s320/w+repeater.png
Gamabar 2.5.  WDS Repeater.
(Sumber: http://54tr10.blogspot.co.id/2012/03/aplikasi-wds-wireless-distribution.html)

              Jika jalur akses dapat berupa stasiun pangkalan utama, relay atau remote. Sebuah stasiun pangkalan utama biasanya dihubungkan ke kabel Ethernet. Sebuah base station relay data antara stasiun pangkalan terpencil, klien nirkabel atau stasiun relay lain untuk baik utama atau base station lain relay. Sebuah stasiun pangkalan terpencil menerima koneksi dari klien nirkabel dan melewati mereka ke stasiun relay atau utama. Sambungan antara “klien” yang dibuat dengan menggunakan alamat MAC daripada dengan menentukan tugas-tugas IP.



2.13.    Pengertian WiFi
            Wi-Fi juga ditulis Wifi atau WiFi adalah sebuah teknologi terkenal yang memanfaatkan peralatan elektronik untuk bertukar data secara nirkabel menggunakan gelombang radio melalui sebuah jaringan komputer, termasuk koneksi Internet berkecepatan tinggi. Wi-Fi Alliance mendefinisikan Wi-Fi sebagai "produk jaringan wilayah lokal nirkabel (WLAN) apapun yang didasarkan pada standar Institute of Electrical and Electronics Engineers (IEEE) 802.11". Meski begitu, karena kebanyakan WLAN zaman sekarang didasarkan pada standar tersebut, istilah "Wi-Fi" dipakai dalam bahasa Inggris umum sebagai sinonim "WLAN".
2.14.    Masalah Jaringan Wireless
            Sebelum kita membahas masalah jaringan wireless, terlebih dahulu kita juga harus mengerti bagaimana proses terjadinya koneksi wireless clients kepada jaringan wireless. Hal ini sangat membantu sekali dalam kita melakukan troubleshooting. Seiring semakin banyaknya pemakai wireless network ini, wireless problems sudah menjadi sesuatu yang sering dihadapi dan dipertanyakan.
2.15.    Proses koneksi wireless
            Proses atau langkah terjadinya suatu koneksi wireless yang perlu dipahami yang akan sangat membantu kita dalam menyelesaikan masalah. Adapun proses tersebut di jelaskan sebagai berikut:
(1)        Proses scanning wireless access point (AP);(2) Memilih wireless access point; (3) Proses authentikasi terhadap wireless AP yang dipilih;(4) Proses koneksi terhadap wireless AP yang dipilih; (5) Mendapatkan konfigurasi TCP/IP address.


2.15.1. Scanning wireless AP
            Komputer berbasis XP atau Vista yang mempunyai wireless adapter active yang supports Wireless Auto Configuration, akan selalu melakukan scanning adanya wireless AP pada jangkauannya setiap 60 sec. Saat scanning, wireless adapter mengirim sederetan frame Probe Request. Sementara itu wireless AP yg ada pada jangkauan wireless adapter yg sedang melakukan scanning adanya wireless AP, juga mengirim frame Probe response yang memuat capabilitas wireless AP seperti speed yang disupport serta opsi2 security lainnya.
Description: _wireless-problems
Gambar 2.6 Topologi WDS
(Sumber: http://54tr10.blogspot.co.id/2012/03/aplikasi-wds-wireless-distribution.html)
               Komputer mengalami masalah koneksi wireless jika tidak mendapatkan satupun wireless AP dalam jangkauan roamingnya.
2.15.2. Memilih suatu wireless AP
            Dari frame Probe Response yang diterima, wireless client memilih wireless AP dimana ia akan mencoba melakukan authentikasi dan koneksi. Wireless client menggunakan faktor-faktor berikut saat menentukan wireless AP yang mana yang harus dipilih:

1.         Capabilitas wireless AP
            Wireless AP memperkenalkan capabilitasnya didalam frame Probe response. Jika wireless clients tidak mendukung capabilitas yang diperkenalkan di dalam Probe response tersebut maka wireless client mengalami masalah jaringan wireless – tidak bisa memilih wireless AP. Misalnya wireless AP di aktifkan security WPA2 sementara wireless clients tidak support WPA2 (wireless device 802.11b/g tidak support) maka wireless client tidak bisa memilih wireless AP tersebut. kita menganggapnya ada wireless problems.
2.         Nama jaringan wireless (SSID) cocok dengan jaringan preferencenya
            Windows XP wireless auto configuration memelihara daftar jaringan wireless yang kita pilih (preferred wireless network). jika nama wireless network SSID tidak cocok dengan yang ada dalam daftar nama-nama SSID yang ada, maka default Windows tidak bisa terhubung ke wireless AP. Jika clients wireless menerima beberapa Probe response yang ada dalam daftar nama SSID, maka client wireless memilih menurut urutan tertinggi dalam daftar preferred SSID. Jika nama-nama wireless network SSID dari frame Probe response yang diterima tidak cocok dengan jaringan dalam daftar preference, Windows akan memunculkan pesan “One or more wireless networks are available” atau “Connect to a wireless network”. jika user mengklik pesan ini, maka user memilih koneksi ke jaringan wireless baru.
3.         Kekuatan signal
            Wireless clients adapter memilih wireless AP dengan signal terkuat dari daftar nama-nama SSID yang ada yang paling tinggi dalam daftar preference wireless name



2.15.3. Proses authenticasi terhadap wireless AP yang dipilih
            Setelah memilih wireless AP yang akan dikoneksikan, proses selanjutnya adalah proses authentikasi. Jenis authentikasi tergantung capabilitas security wireless AP dan bagaimana client dikonfigure untuk melakukan authentikasi jaringan wireless.
              Jika di tambahkan wireless network dari tab Wireless network pada property wireless connection , maka by default adalah open system authentication dan kemudian IEEE 802.1X. Jika mengkoneksikan lewat dialog box Connect to Wireless Network atau Choose a wireless network, maka setting authentikasi ditentukan dari capabilitas frame Probe response wireless AP. Windows XP /Vista dapat menentukan dari frame probe response apakah menggunakan open system authentication tanpa encryption, opensystem authentication dengan inkripsi WEP, authentication WPA-PSK, ataupun authentication WPA2-PSK. Sering terjadi masalah jika gagal melakukan proses authentikasi ini.

2.15.4. Proses koneksi terhadap wireless AP yang dipilih
            Setelah selesai melakukan proses aythentication, wireless adapter dan wireless AP saling bertukar serangkaian pesan untuk membentuk suatu koneksi.

2.15.5. Mendapatkan konfigurasi TCP/IP
            Setelah koneksi terbentuk, wireless client dapat memulai mengirim frame wireless yang mengandung paket TCP/IP. Jika wireless clients dikonfigurasi untuk menerima IP address automatis, maka wireless akan menggunakan DHCP untuk request suatu konfigurasi IP address. umumnya wireless AP mempunyai layanan DHCP server untuk menjawab request wireless clients untuk konfigurasi IP. Dengan memahami ke lima proses diatas, akan memudahkan dalam melakukan troublehooting masalah jaringan wireless.
2.16.    Masalah umum wireless – masalah konektivitas
            masalah wireless yang paling sering terjadi yaitu:
1.         Tidak berhasil melakukan koneksi wireless
2.         Koneksi yang intermittent
 Hal inilah yang paling banyak di jumpai dalam hal wireless problems.
2.17        Tidak berhasil melakukan koneksi wireless
              Masalah yang sering terjadi pada jaringan wifi adalah tidak berhasilnya melakukan koneksi ke jaringan wireless, dari proses scanning sampai mendapatkan IP address. Alasan yang paling banyak dengan wireless problems ini adalah sebagai berikut:
1.         Konfigurasi yang tidak klop / tidak matching
2.         Wireless auto configuration di enable sementara tool wireless configuration
            bawaan dari vendor juga di install
3.         Wireless AP dikonfigurasi dengan filter MAC
4.         Sumber sinyal interferensi
5.         Sumber sinyal attenuasi / pelemahan
2.17.1.        Konfigurasi yang tidak matching
                    Beberapa property yang berbeda dari wireless connection haruslah matching antara wireless AP dan wireless clients sebelum berhasil terbentuknya koneksi. Beberapa masalah jaringan wireless yang menyebabkan tidak matching yaitu:



2.17.2.      Technology 802.11 yang tidak matching
                  Ada tiga standard wireless 802.11 yang berbeda saat ini yaitu 802.11b; 802.11g; dan 802.11a. sementara satu lagi masih dalam draft walau sudah mulai booming yaitu draft 2.0 802.11n. Walaupun banyak pabrikan yang memproduksi teknologi yang bisa support beberapa standard dalam satu kemasan, bisa saja terjadi ke tidak cocokan dalam teknologi ini, misalkan wireless AP dengan standard 802.11a tidak akan bisa terhubung dengan wireless clients dengan standard 802.11b/g, akibatnya wireless problems akan terjadi.
2.17.3.   Methoda authentikasi yang tidak matching
            Wireless problems jenis ini yang paling banyak terjadi. Wireless client tidak berhasil melakukan authentikasi jika antara wireless AP dan wireless clients tidak klop. Method authentikasi pada jaringan wireless rumahan meliputi open system, shared key, WPA-PSK, and WPA2-PSK. Verifikasi terlebih dahulu method authentikasi yang dikonfigurasikan pada wireless AP, dan sesuaikan pada setting yang ada pada wireless client.
2.17.4. Kunci WEP yang tidak matching
            Jika menggunakan authenkasi WEP pada standard device 802.11b/g/n dan menspesifikasikan kunci WEP, adalah sangat mungkin terjadi kesalahan pengetikan atau salah eja. Hal ini akan mengakibatkan wireless problems karena kunci WEP tidak matching. Ketidak sesuaian interpretasi antara wireless AP dan wireless client ini bakal menghalangi terjadinya komunikasi – yang akibatnya tidak terbentuk koneksi. Hal ini sering kita jumpai computer kita hanya mendapatkan IP address APIPA dan menampilkan status “Limited or no connectivity” pada wireless connection. Kita pun menganggapnya ada masalah jaringan wireless.
            Method konfigurasi kunci WEP tergantung pada versi Windows pada wireless client. Pada Windows XP tanpa di install service pack, dan harus mengetikkan kunci WEP pada kolom Network Key, spesifikasikan format pada kunci WEP (baik character ASCII maupun Hexa), spesifikasikan juga panjang kuncinya (40bit atau 104 bit pada kolom Key length).  Untuk Windows XP dengan SP1/SP2, diharuskan menspesifikasikan key WEP dua kali pada Network Key dan Confirm Network Key. Format panjang key tidak perlu karena akan ditentukan secara automatis menurut kunci yang diketikkan. Untuk Windows dengan SP2 harus memilih WEP pada Data Encryption. Jika menggunakan Wireless Network Setup Wizard dalam Windows XP SP2, semua devices yg support Windows Connect Now secara automatic dikonfigure dengan WEP key yang sama.

2.17.5.    WEP Key index tidak match
            WEP Key index adalah suatu nomor yang menspesifikasikan WEP key yang akan dipakai untuk encryption frame wireless, dapat menggunakan sampai 4 WEP keys yang berbeda. Dalam prakteknya hanya ada satu key index yang dipakai, yang sama dengan kemungkinan WEP key pertama. Wireless AP dan wireless client keduanya harus dikonfigurasi mengunakan kemungkinan WEP key pertama. Jika tidak, maka terjadi masalah jaringan wifi tidak terjadi koneksi. Menspesifikasikan kemungkinan pertama WEP key tergantung bagaimana wireless client dan wireless AP memulai penomoran ke empat kemungkinan WEP key. Misalkan penomoran dimulai dari 1 (1 ~4) atau dimulai dari 0 (0~3). Pilih kemungkinan pertama WEP key. Misalnya, Windows XP tanpa service pack memulai penomoran dengan 0, sementara pada Windows SP1/SP2 memulai pada nomor 1.

2.17.6. Tidak match WPA-PSK atau WPA2-PSK
            Jika memakai authentikasi WPA-PSK atau WPA2-PSK, kita harus melakukan konfigurasi nilai preshared key pada kolom Network key dan Confirm network key. Pastikan kedua wireless client dan wireless AP mempunyai nilai preshared key yang sama. Untuk WPA anda harus memilih TKIP pada Data encryption dan WPA-PSK pada Network Authentication. Untuk WPA2 dengan Windows XP2, harus memilih AES pada Data Encryption dan WPA2-PSK pada Network Authentication. Jika menggunakan Wireless Network Setup Wizard dalam Windows XP SP2, semua devices yang support Windows Connect Now secara automatis dikonfigure dengan nilai WPA preshared key yang sama. Wireless Network Setup Wizard tidak support configurasi dari nilai WPA2 preshared key.

2.18.    Wireless auto configuration di enable sementara tool wireless
            configuration fihak ketiga juga di install
            Windows XP Wireless Auto Configuration memberikan support integrasi pada wireless networking dan membantu mengautomasi konfigurasi wireless. Wireless network adapters menyediakan suatu tool wireless network configuration. Jika adapter tersebut support Wireless Auto Configuration, maka tidak memerlukan lagi software tool dari vendor adapter tersebut. Untuk mengetahui apakah wireless adapter support Wireless Auto Configuration, klik kanan wireless connection dalam folder the Network Connections dan pilih property. Jika ada tab Wireless Networks maka wireless network adapter support Wireless Auto Configuration. Untuk menghindari konflik yang bisa membuat masalah jaringan wireless, maka tidak usah di install tool dari vendor ini. Karena seringnya terjadi masalah saat konfigurasi dan koneksi jika Wireless Auto Configuration di-enabled dan wireless network configuration tool juga di install. Karena dalam hal ini kedua Wireless Auto Configuration dan wireless network configuration tool bisa saja mengirim setting kepada wireless network adapter, akibatnya adalah konfigurasi yang tidak matching – karena akan mengalami masalah. Untuk menghindari masalah nantinya gunakan salah satu saja baik Wireless Auto Configuration atau wireless network configuration tool. Misal saja wireless adapter mempunyai tool yang bisa gunakan, sementara tidak support Wireless Auto Configuration, maka disable saja Wireless Auto Configuration dan gunakan wireless network configuration tool. Bagaimana disable Wireless Auto Configuration? Pada Wireless Networks tab pada property wireless connection dalam Network Connections, hilangkan contrengan Use Windows to configure my wireless network settings. Jika memutuskan untuk menggunakan wireless network configuration tool bawaan dari vendor, untuk keperluan setting jangan lagi menggunakan Wireless Networks tab, gunakan tool ini untuk setting seperti wireless network name (SSID), authentikasi dan encryption. Jika menggunakan Wireless Auto Configuration, maka remove saja program bawaan dari vendor dari Control Panel-Add or Remove Programs ataupun dari Uninstall program tersebut.

2.18.1. Wireless AP dikonfigurasi dengan fileter MAC
            Wireless AP memungkinkan kita menspesifikasikan address MAC (media access control – atau lazim disebut juga address physical atau address hardware) tertentu saja yg bisa mengirim frame kepada wireless AP. Fitur ini disebut sebagai MAC address filtering yg dirancang untuk memberikan layer keamanan extra pada jaringan wireless. Akan tetapi hacker bisa saja dengan mudah menghalangi keamanan exta ini dengan cara menangkap frame yang dikirim dari dan ke wireless client yang diijinkan dan me-reprogram wireless adapter dirinya untuk menggunakan valid MAC address dalam daftar wireless AP.
Jika wireless adapter tidak terdaftar dalam MAC address list pada wireless AP, maka anda mengalami wireless problems – clients tidak bisa aksess ke wireless AP. Jadi pastikan wireless clients terdaftar dalam list MAC address yang dibolehkan access ke wireless AP.

2.18.2. Sumber Interferensi Signal
            Standard 802.11b/g bekerja pada frequency 2.4 GHz yang sama dipakai pada perangkat wireless lainnya seperti cordless phone, microwave, perangkat keamanan dan monitoring rumah, dan juga camera video wireless. Sumber interferensi ini sangat mengganggu yang bisa mengakibatkan wireless problems dimana client wi-fi komputer tidak bisa koneksi ke wireless AP.
            Untuk memstikannya matikan sementara sumber interferensi ini atau pindahkan wireless client dan wireless AP jauhan dari sumber interferensi ini, dan lihat apakah ada perubahan atau masih ada masalah jaringan wireless.

2.18.3. Sumber Pelemahan / Attenuasi Signal
            Sumber pelemah atau penghalang signal seperti dinding, atap, lapisan metal antara wireless clients dan wireless AP dapat menyebabkan gangguan signal wireless, atau hilangnya kekuatan signal. Pada beberapa kasus bahkan kehilangan signyal sama sekali yang menyebabkan masalah wifi – tidak bisa terhubung sama sekali.




2.18.4. Koneksi Yang Intermittent
            Di dalam beberapa kasus, banyak terjadi masalah dimana awalnya mendapatkan signal kuat dan tiba-2 terputus tanpa interfensi si user, paling banyak masalah jarigan wireless ini disebabkan oleh berikut ini:
1.            Authentikasi 802.1X di enable pada wireless client sementara pada wireless AP tidak.
2.            Duplikat Nama jaringan wireless (SSID).
3.            Sumber interferensi
4.            Sumber attenuasi / pelemahan.
5.            Virus komputer.
6.            Kerusakan perangkat atau driver yang kadaluarsa / outdated
2.19.    802.1X Authentication di Enabled pada Wireless Client dan tidak
            pada  Wireless AP
           802.1X authentication secara default adalah enable pada semua koneksi wireless maupun wired. Pada Windows XP SP1, Microsoft mengubah proses authentikasi untuk jaringan wireless. Jika 802.1X authentication di enable dan proses authentikasi tidak selesai sempurna, maka koneksi akan putus. Hal ini biasanya terjadi 3 menit setelah koneksi terbentuk menggunakan system authentikasi terbuka.
Untuk memperbaiki hal ini pada Windows XP SP1, lakukan berikut ini
1.            Klik Start => Settings kemudian klik Network Connections.
2.            Pada Network Connections, klik kanna wireless connection dan kemudian klik Properties.
3.            Klik Wireless Networks tab => dibawah Preferred networks klik wireless network name, dan kemudian klik Properties.
4.            Klik tab Authentication, kemudian kosongkan contrengan Enable IEEE 802.1x authentication for this network.
5.            Klik OK dua kali untuk menerima perubahannya.
            Prosedur ini umumnya tidak diperlukan pada komputer yang jalan pada Windows XP tanpa Service pack atau Windows XP dengan SP2. Akan tetapi perlu juga mematikan 802.1X authentication di disable jika menggunakan open system authentication. Prosedur diatas juga berlaku untuk Windows XP SP2. Untuk Windows XP tanpa SP, lakukan berikut ini:
1.              Klik Start => Settings kemudian klik Network Connections.
2.              Pada Network Connections, klik kanan wireless connection dan kemudian klik Properties.
3.              Klik Authentication tab, kemudian kosongkan contrengan Enable network access control using IEEE 802.1x
4.              Klik OK untuk menyimpannya.
2.20.    Duplikat Nama Jaringan Wireless.
            Salah satu alasan koneksi yang intermittent adalah nama jaringan wireless duplikat dengan jaringan wireless lainnya didalam jangkauan wireless clients. Misalkan, dalam kampus yang berdekatan terdapat dua jaringan wireless dengan nama SSID yang sama yang saling overlap. Dalam hal ini semua wireless AP yang memperkenalkan diri dengan nama SSID yang sama dianggap berasal dari satu jaringan wireless yang sama. Wireless client dari wireless AP bisa saja mengambil jaringan wireless AP yang lain dengan nama SSID yang sama tadi. Jika wireless client tidak di configure menurut method authentikasi dan key dari jaringan wireless yang lain, maka akan mengalami masalah jaringan wireless yang intermittend sampai wireless client di kembali memilih wireless AP. Kebanyakan kasus nama duplikat dari jaringan wireless ini adalah cara setup jaringan wireless AP dengan setting default tanpa mengubah nama SSID nya. Pastikan selalu mengubah nama default dari pabrik agar tidak terjadi kemungkinan nama SSID yang sama dengan jaringan wireless lain yang tidak mengubah default namenya. Untuk memastikan duplicat nama jaringan yang sama, matikan dulu wireless AP  dan periksa apakah wireless client masih menerima SSID yang sama juga dengan nama jaringan SSID dari wireless AP. Untuk menghindari masalah jaringan wireless, configure wireless AP dengan nama SSID yang unik.

2.21.    Sumber Sinyal Interferensi
            Seperti halnya sinyal interferensi yang bisa menyebabkan masalah jaringan wireless – kurangnya konektifitas, sinyal ini juga bisa menyebabkan koneksi yang intermittent. Perangkat seperti microwave oven, cordless phone, system keamanan dan monitoring rumah, dapat menjadi sumber interferensi yang membuat masalah. Untuk memastikan, coba uji dengan mematikan sementara sumber-sumber sinyal interferensi tersebut dan lihat apa ada perubahan atau tidak.

2.21.1. Sumber pelemahan sinyal
            Sumber pelemahan signal disamping bisa mengurangi kekuatan sinyal koneksi, dia bisa juga menyebabkan masalah – koneksi yang intermittent.  Perlu memperhatikan korelasi terjadinya intermittent dengan sumber pelemahan sinyal ini. Misalnya terjadi intermittent saat ada seseorang yang sedang membuka pintu garasi yg terbuat dari metal.


2.21.2. Komputer Virus
            Beberapa virus komputer diketahui bisa menyebabkan masalah jaringan wireless – terjadinya koneksi yang intermittent. Pastikan bahwa komputer dilengkapi dengan antivirus misal McAfee, Norton, atau BitDefender dan diupdate selalu.

2.21.3. Kerusakan hardware atau software driver yang outdated
            Bisa saja tejadi masalah jaringan wifi dikarenakan kerusakan pada wireless AP atau wireless clients pada komputer. kalau anda tidak mempunyai perangkat backup cadangan agak susah juga mendeteksinya. Yang paling bisa dilakukan adalah melakukan diagnostic dari tool bawaan dari vendor perangkat wireless tersebut. Pastikan Windows mempunyai driver dengan versi terbaru dari wireless adapter. Begitu juga upgrade firmware wireless AP dengan firmware terbaru daru vendor. Beberapa jenis wireless router mempunyai fitur automatis update firmware.

2.22.    Model Referensi OSI (Open System Interconection)
            Model referensi OSI merupakan model kerangka kerja yang diterima secara global bagi pengembangan standar yang lengkap dan terbuka. Model OSI membantu menciptakan standar terbuka antar system untuk saling berhubungan dan saling berkomunikasi terutama dalam bidang teknologi informasi. Model referensi OSI secara konseptual terbagi ke dalam tujuh lapisan dimana masing-masing lapisan memiliki fungsi jaringan yang spesifik. Model ini diciptakan berdasarkan sebuah proposal yang dibuat oleh The International Standards Organization (ISO) sebagai langkah awal menuju standarisasi protokol Internasional yang digunakan pada berbagai Layer.  Model OSI memiliki tujuh Layer. Prinsip-prinsip yang digunakan bagi ketujuh Layer tersebut yaitu: (a) Sebuah Layer harus dibuat bila diperlukan tingkat abstraksi yang    berbeda.(b) Setiap Layer harus memiliki fungsi-fungsi tertentu.(c) Fungsi setiap Layer harus dipilih dengan teliti sesuai dengan ketentuan standar protocol internasional.(d) Batas-batas Layer diusahakan agar meminimalkan aliran informasi yang melewati interface.(e) Jumlah Layer harus cukup banyak, sehingga fungsi-fungsi yang berbeda tidak perlu disatukan dalam satu Layer diluar keperluannya. Akan tetapi jumlah Layer juga harus diusahakan sesedikit mungkin sehingga arsitektur jaringan tidak menjadi sulit dipakai , Model referensi OSI secara konseptual terbagi ke dalam 7 lapisan dimana masing-masing lapisan memiliki fungsi jaringan yang spesifik, seperti yang dijelaskan berikut ini :
1.         Physical Layer
           Physical Layer berfungsi dalam pengiriman raw bit ke channel komunikasi. Masalah desain yang harus diperhatikan disini adalah memastikan bahwa bila satu sisi mengirim data 1 bit, data tersebut harus diterima oleh sisi lainnya sebagai 1 bit juga, dan bukan 0 bit. Secara umum masalah-masalah desain yang ditemukan di sini berhubungan secara mekanik, elektrik dan interface prosedural, dan media fisik yang berada di bawah lapisan fisik.
2.         Data link Layer
          Tugas utama data link Layer adalah sebagai fasilitas transmisi raw data dan mentransformasi data tersebut ke saluran yang bebas dari kesalahan transmisi. Sebelum diteruskan ke Network Layer, data link Layer melaksanakan tugas ini dengan memungkinkan pengirim memecag-mecah data input menjadi sejumlah data frame (biasanya berjumlah ratusan atau ribuan byte). Kemudian data link Layer mentransmisikan frame tersebut secara berurutan, dan memproses acknowledgement frame yang dikirim kembali oleh penerima.  Masalah lainnya yang timbul pada data link Layer (dan juga sebagian besar Layer-Layer di atasnya) adalah mengusahakan kelancaran proses pengiriman data dari pengirim yang cepat ke penerima yang lambat. Mekanisme pengaturan lalu-lintas data harus memungkinkan pengirim mengetahui jumlah ruang buffer yang dimiliki penerima pada suatu saat tertentu.
3.         Network Layer
            Network Layer berfungsi untuk pengendalian operasi subnet. Masalah desain yang penting adalah bagaimana caranya menentukan route pengiriman paket dari sumber ke tujuannya. Bila pada saat yang sama dalam sebuah subnet terdapat terlalu banyak paket, maka ada kemungkinan paket-paket tersebut tiba pada saat yang bersamaan. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya bottleneck. Pengendalian kemacetan seperti itu juga merupakan tugas Network Layer. memungkinkan jaringan-jaringan yang berbeda seperti protocol yang berbeda, pengalamatan dan Arsitektur jaringan yang ber beda untuk saling terinterkoneksi.
Spanning Tree Protocol Pondasi infrastructure jaringan dalam membangun suatu infrastructure jaringan, kita membangun pondasi infrastructure logis (seperti layanan directory dari system windows server 2003, domain name system) dan juga infrastructure fisik (seperti domain controller, piranti jaringan seperti router dan switch). Switch adalah piranti jaringan yang paling banyak dipakai dalam suatu infrastructure jaringan fisik.
Description: local area network
Gambar 2.7
(Sumber: http://andybroo.blogspot.com/2013/11/pengertian-repeater-dan-fungsi-repeater.html)
4.         Local Area Network
            Local area network memberikan fungsi pengiriman data melalui berbagai jenis jaringan fisik. Local area network beroperasi pada layer 1 (layer physical) dan 2 (layer data link) dalam model referensi OSI yang bekerja secara sinergi untuk melaksanakan tugas terbentuknya komunikasi data dengan design yang bagus dari environment jaringan.
5.         Transport Layer
            Fungsi dasar transport Layer adalah menerima data dari session Layer, memecah data menjadi bagian-bagian yang lebih kecil bila perlu, meneruskan data ke Network Layer, dan menjamin bahwa semua potongan data tersebut bisa tiba di sisi lainnya dengan benar. Selain itu, semua hal tersebut harus dilaksanakan secara efisien, dan bertujuan dapat melindungi Layer-Layer bagian atas dari perubahan teknologi hardware yang tidak dapat dihindari.
6.         Session Layer
            Session Layer mengijinkan para pengguna untuk menetapkan session dengan pengguna lainnya. Sebuah session selain memungkinkan transport data biasa, seperti yang dilakukan oleh transport Layer, juga menyediakan layanan yang istimewa untuk aplikasi-aplikasi tertentu. Sebuah session digunakan untuk memungkinkan seseorang pengguna log ke remote timesharing system atau untuk memindahkan file dari satu mesin kemesin lainnya.
7.         Presentation Layer
            Pressentation Layer melakukan fungsi-fungsi tertentu yang diminta untuk menjamin penemuan sebuah penyelesaian umum bagi masalah tertentu. Pressentation Layer tidak mengijinkan pengguna untuk menyelesaikan sendiri suatu masalah. presentation Layer memperhatikan syntax dan semantik informasi yang dikirimkan contoh layanan pressentation adalah encoding data.

8.         Application Layer
            Application Layer memiliki fungsi untuk menentukan terminal virtual jaringan abstrak, serhingga editor dan program-program lainnya dapat ditulis agar saling bersesuaian. Untuk menangani setiap jenis terminal, satu bagian software harus ditulis untuk memetakan fungsi terminal virtual jaringan ke terminal sebenarnya. Fungsi Application Layer lainnya adalah pemindahan file. Sistem file yang satu dengan yang lainnya memiliki konvensi penamaan yang berbeda, cara menyatakan baris-baris teks yang berbeda, dan sebagainya. Perpindahan file dari sebuah sistem ke sistem lainnya yang berbeda memerlukan penanganan untuk mengatasi adanya ketidak-kompatibelan ini. Tugas appication Layer, seperti pada surat elektronik, remote job entry, directory lookup, dan berbagai fasilitas bertujuan umum dan fasilitas bertujuan khusus lainnya.
           
2.23.    Channel dan inkripsi yang sama
            Semua base station dalam Wireless Distribution System (WDS) harus dikonfigure menggunakan channel radio yang sama, methoda inkripsi (tanpa inkripsi, WEP, atau WAP) dan juga kunci inkripsi yang sama. Mereka bisa dikonfigure dengan menggunakan SSID (service set identifiers) yang berbeda sebagai identitas. Wireless Distribution System (WDS) juga mengharuskan setiap base station untuk bisa melewatkan kepada lainnya didalam system.
Wireless Distribution System (WDS) bisa juga direferensikan sebagai mode repeater karena dia bisa tampak sebagai Bridge dan juga menerima wireless clients pada saat bersamaan (tidak seperti system bridge tradisional). Tetapi perlu juga diperhatikan bahwa throughput dalam metode ini adalah menjadi setengahnya untuk semua clients yang terhubung secara wireless.


2.24.    Mode koneksi
            Wireless Distribution System (WDS) bisa digunakan dalam dua jenis mode konekstivitas antar Access point yaitu:
            Wireless Bridging dimana komunikasi access points Wireless Distribution System hanya satu dengan lainnya (antar AP) dan tidak membolehkan wireless clients lainnya atau Station(STA) untuk mengaksesnya.
            Wireless repeater dimana access point berkomunikasi satu sama lain dan juga dengan wireless Station (STA)

2.25.    Kerugian WDS
            Ada dua kerugian dalam system Wireless Distribution System (WDS) ini:
Troughput efektif maksimum adalah terbagi dua setelah transmisi pertama (hop) dibuat. Misalkan, dalam kasus dua router dihubungkan system Wireless Distribution System (WDS), dan komunikasi terjadi antara satu komputer yang terhubung ke router A dengan sebuah laptop yang terhubung secara wireless dengan salah satu access point di router B, maka troughputnya adalah separuhnya, karena router B harus re-transmit informasi selama komunikasi antara dua belah sisi. Akan tetapi jika sebuah komputer dikoneksikan ke router A dan notebook di koneksi kan ke router B (tanpa melalui koneksi wireless), maka troughput tidak terbelah dua karena tidak ada re-transmit informasi.
2.26.       Support Dynamic Inkripsi
            Kunci inkripsi yang secara dinamis di berikan dan dirotasi biasanya tidak disupport dalam koneksi Wireless Distribution System (WDS). Ini berarti dynamic inkripsi WPA (Wi-Fi Protected Access) dan technology dynamic key lainnya dalam banyak kasus tidak dapat digunakan, walaupun WPA menggunakan pre-shared key adalah memungkinkan. Hal ini dikarenakan kurangnya standarisasi dalam issue ini, yang mungkin saja di selesaikan dengan standard 802.11s mendatang. Sebagai akibatnya cukuplah kunci static WEP dan WPA yang bisa digunakan dalam koneksi Wireless Distribution System, termasuk segala station yang difungsikan sebagai access point WDS repeater. Akan tetapi sekarang ini sudah banyak vendor yang telah engadopsi standard 802.11i dalam produk access point mereka sehingga WPA / WPA2 adalah standard keamanan koneksi mereka (setidaknya yang mereka claim).

Gambar dibawa ini adalah access point yang dihubungkan dengan WDS Link point-to-point.
Description: WDS point to point
Gambar 2.8. WDS Point to Point
(Sumber: http://andybroo.blogspot.com/2013/11/pengertian-repeater-dan-fungsi-repeater.html)

2.27.    Backbone Kabel
            Wireless Distribution System, WDS dapat membangun infrastrucktur wireless tanpa harus membangun backbone kabel jaringan sebagai interkoneksi antar bridge. Wireless Distribution System fitur memungkinkan kita membuat jaringan-2 wireless yang besar dengan cara membuat link beberapa wireless access point dengan WDS Links. Wireless Distribution System normalnya digunakan untuk membangun jaringan yang besar dimana menarik kabel jaringan adalah tidak memungkinkan, alias mahal, terbatas, atau secara fisik tidak memungkinkan untuk ditarik.

Description: WDS Point to multipoint

Gambar 2.9. WDS Point to multipoint
(Sumber: http://andybroo.blogspot.com/2013/11/pengertian-repeater-dan-fungsi-repeater.html)
Contoh konfigurasi WDS Link yang menghubungkan Point to multi point WDS Link.




BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1.    Metode Penelitian
            Pada hakikatnya penelitian adalah suatu cara dari sekian cara yang pernah ditempuh dilakukan dalam mencari kebenaran. Cara mendapat kebenaran itu  ditempuh melalui metode ilmiah. Jadi tidak berlebihan apabila metode disebut sebagai strategi dalam penelitian ilmiah (Subana dan Sudrajat, 2005).

3.2.     Studi Kasus
            Menurut Bogdan dan Bikien (1982) studi kasus merupakan pengujian secara rinci terhadap satu latar atau satu orang subjek atau satu tempat penyimpanan dokumen atau satu peristiwa tertentu .Surachrnad (1982) membatasi pendekatan studi kasus sebagai suatu pendekatan dengan memusatkan perhatian pada suatu kasus secara intensif dan rinci.Sementara Yin (1987) memberikan batasan yang lebih bersifat teknis dengan penekanan pada ciri-cirinya. Ary, Jacobs, dan Razavieh (1985) menjelasan bahwa dalam studi kasus hendaknya peneliti berusaha menguji unit atau individu secara mendalarn. Para peneliti berusaha menemukan semuavariabel yang penting

3.3.   Tempat dan Waktu Penelitian
         3.1.1.      Tempat Penelitian Kantor Bupati Yalimo  Provinsi Papua.
         3.1.2.      Waktu Penelitian di laksanakan bulan Januari sampai Maret
                        Tahun 2016.


3.4.   Alat Yang Digunakan
            Peralatan penelitian  yang digunakan adalah sebagai  berikut:
a)         Komputer.
Sebuah komputer  berfungsi untuk proses konfigurasi jaringan
b)         Modem.
modem berfungsi sebagai untuk koneksi ke internet.
c)         Router Board MikroTik RB941-2nD / MikroTik RouterOS Level 4.
            Router Board ini berfungsi sebagai server hotspot dan untuk manajemen jaringan,dengan level standart yaitu OS Level 4. Dalam perancangan ini tidak dibutuhkan fitur yang banyak, oleh karena itu tidak dibutuhkan level tinggi untuk rancangan ini dan juga dengan harga yang
terjangkau.
d)         Access Point.
            AP berfungsi sebagai media jaringan hotspot. Perangkat yang digunakan adalah Ubiquiti NanoStation M2 dengan power yang cukup besar dan berkualitas tinggi.
e).        Kabel jaringan secukupnya.
            Kabel UTP Cat6e digunakan untuk penghubung jaringan dan juga power untuk koneksi AP ke POE dan Router. Dengan merek AMP original agar penggunaan bisa dalam jangka waktu yg lama dan untuk mengurangi masalah pada koneksi kabel.
f).         Winbox
            Winbox merupakan aplikasi remote yang di keluarkan mikrotik sendiri, berfungsin untuk mempermudah konfigurasi router dengan tampilan windows.
g).        software wifi analyzer
            wifi analyser adalah untuk pengujian untuk memastikan kekuatan sinyal

h).         Mozilla Firefox
            Mozilla berfungsi untuk percobaan browsing pada saat request access internet hingga muncul halaman login.mpilan windows.

3.5.      Metode Pengumpulan data
            Adapun cara yang digunakan untuk mengumpulkan data informasi yang digunakan  dalam penulisan ini adalah sebagai berikut:
1.    Interview/Wawancara
Penulis melakukan wawancara atau tanya jawab secara langsung    dengan selaku kepala bagian Humas dan Protokol Kantor Bupati Yalimo  Bapak Drs. Demianus Wakman. M.Si, melakukan tanya jawab tentang masalah jaringan komputer yang sementara digunakan di Kantor Bupati Yalimo.
2.    Observasi
Penulis melakukan pengamatan terhadap semua kegiatan yang  dilakukan selama penelitian, serta mengambil dokumentasi dan membantu mengetik di Kantor Bupati Yalimo bagian Humas
3.6.      Konfigurasi Jaringan dan Pengujian
            Penulis melakukan konfigurasi sesuai dengan rencana penelitian, setelah dilakukan konfigurasi selanjutnya penulis melakukan pengujian kualitas internet terhadap kualitas sinyal dari jaringan yang dibuat.




Gambaran Umum Jaringan Yang Akan dibuat
Description: Description: atamis2.jpg
Gambar 3.1 Topologi Jaringan
Sumber:Hasil olaha

















BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1       Analisis Hasil
4.1.1    Identifikasi Masalah
            Kabupaten Yalimo adalah sebuah Kabupaten di Provinsi Papua. Kabupaten ini dibentuk pada tanggal 4 Januari 2008 berdasarkan undang undang nomor 4 tahun 2008, bersama-sama dengan 5 Kabupaten lainnya di Provinsi Papua. Kabupaten Yalimo dimekarkan dari Kabupaten Jayawijaya, Kabupaten Yalimo mempunyai luas 1.253m2 dengan total penduduk 34.057 jiwa. Kantor Bupati Yalimo terletak di sebuah distrik di Kabupaten Yalimo yaitu distrik Elelim, akses ke Kabupaten Yalimo saat ini masih mengandalkan perhubungan udara dan darat Wamena-Jayapura.
Description: DSCN2004.JPG
Gambar 4.1 Kantor Bupati Yalimo Provinsi Papua
             Kantor Bupati Yalimo seperti terlihat di Gambar 4.1 memiliki 25 Komputer yang terdiri atas 15 desktop/PC dan 10 laptop. Jaringan yang berjalan masih menggunakan wired LAN dan jaringan yang ada hanya mencakup bagian hubungan  masyarakat yang terletak di bagian belakang bangunan Kantor Bupati Yalimo sehingga cakupan area jaringan komputer tidak terkoneksi ke seluruh komputer yang ada di Kantor Bupati yang berjumlah 25 komputer.  Adapun Topologi yang digunakan di Kantor Bupati Yalimo seperti pada gambar 4.1
Description: C:\Users\user\Pictures\ffffffffffffffffffffffffff.jpg
Gambar 4.2 Topologi Jaringan Sebelum Menggunakan WDS
Sumber: Hasil olahan

             Berdasarkan analisis masalah yang terjadi selama observasi di Kantor Bupati Yalimo, saat ini jaringan komputer yang ada di Kantor Bupati Yalimo memiliki beberapa kelemahan  yaitu: (1)Switch jaringan yang ada di Kantor Bupati Yalimo hanya berjumlah 5 port dan keseluruhan port sudah terisi penuh.(2) Tidak semua komputer di Kantor Bupati Yalimo terkoneksi dengan jaringan komputer karena kurangnya port switch yang tersedia.(3) Proses pertukaran data di Kantor Bupati Yalimo masih dengan cara manual sehingga memerlukan waktu yang lebih lama. (4) Belum diterapkannya jaringan wireless di Kantor Bupati Yalimo sehingga setiap komputer yang terkoneksi jaringan harus menggunakan kabel jika ingin terhubung ke jaringan.(5) Luasnya lokasi sehingga tidak memungkinkan untuk perluasan jaringan kabel.


4.1.2.   Alternatif Pemecahan Masalah
            Setelah dilakukan survei dan wawancara penulis memberikan usulan: (1) Membangun Jaringan Wireless di Kantor Bupati Yalimo.(2) Perluasan jangkauan jaringan menggunakan metode Wireless Distribution Sistem (WDS).(3) Jaringan bisa dihubungkan dengan kantor SKPD terdekat.(4) Perlu dibangun server FTP (file transfer protocol) sebagai pusat penyimpanan data.

4.2.      Design Jaringan dengan WDS
            Topologi jaringan yang digunakan di Kantor Bupati Yalimo masih menggunakan topologi standart dan masih terbatas pada beberapa komputer. Design topologi jaringan wireless dengan wireless distribution sistem menggunakan 2 buah wireless Access Point TP-LINK  dan 1 buah server FTP yang difungsikan sebagai pusat penyimpanan data. Berikut adalah topologi WDS yang digunakan pada Kantor Bupati Yalimo.
Description: topologi.jpeg
Gambar 4.3 Topologi Jaringan Wireless Distribution Sistem
Sumber Hasil olahan



4.2.1.   Perancangan Cakupan Sinyal
            Cakupan sinyal diukur dan digambarkan dalam denah kantor Bupati, sehingga memudahkan dalam penempatan perangkat jaringan seperti wireless access point dan perangkat lainnya. Adapun cakupan sinyal seperti terdapat pada gambar.
Description: cakupan area.jpeg
Gambar 4.4. Cakupan Area menggunakan WDS
Sumber Hasil olahan
           
            Berdasarkan cakupan area yang terdapat dalam gambar, WDS area bisa mencakup seluruh ruangan sehingga pengguna yang menggunaan laptop lebih mudah dalam mengakses jaringan Kantor Bupati Yalimo. Jaringan kabel tetap digunakan dan dipergunakan untuk PC yang terhubung dalam jaringan sehingga jaringan kabel bisa berkomunikasi dengan jaringan wireless yang dibangun.

4.3.      Hardware
            Hardware yang dibutuhkan dalam penerapan jaringan WDS di Kantor Bupati Yalimo:


4.3.1.   Router
            Router yang digunakan adalah router mikrotik RB 951 sebanyak satu buah router
Table  4.1. Spesifikasi Router
Spesifikasi
Product Cote
RB951-2n
architecture
MIPS-BE
Cpu
AR9331 300 MHz
Main Storage/NAND
64MB
RAM
32MB
LAN Ports
5
Integrated Wireless
1
Wireless Standarts
802.11 bg/n
Wireless Tx Power
17dbm
Power Jack
8-30V
Temperature Range
-20C:+50C
routerOS License
LEVEL14

4.3.2.   Wireless Access Point
Wireless Access Point yang digunakan adalah Wireless Access Point TP-Link sebanyak 2  buah Access Point.
Table 4.2 Spesifikasi Access Point
Interface
10/100Mbps Auto-Sensing RJ45 Port (Auto. MDI/MDIX, Passive PoE)
Freguency
2.4-2.48 35GHz
Wireless Modes
Ap Mode,Multti-SSID Mode,Chlient Mode,Repeater Mode (WDS/Universal),Bridge Mode
Wireless Functions
WDS Bridge, WMM
External Power Supply
9VDS/0.6A

4.4.      Implementasi Jaringan Nirkabel dengan Wireless Distribution Sistem
4.4.1.   Konfigurasi jaringan
            Di dalam konfigurasi jaringan Wireless Distribution Sistem yang dibangun di Kantor Bupati Yalimo terdapat dua access point yang akan memencarkan sinyal SSID yang sama, client bisa  terkoneksi ke Access Point mana-pun tergantung dari kualitas sinyal access point yang paling bagus dari sisi client. Ketika client berpindah lokasi dari cakupan area access point maka secara otomatis akan berpindah ke access point yang menjangkau client tersebut. Untuk konfigurasi pada wlan1, masuk ke menu wireless > wds isi dengan wds mode: dynamic an WDS default Bridge dengan Bridge yang dibuat sebelumnya seperti yang terlihat pada gambar.
Gambar 4.5 Konfigurasi WDS
Sumber:dari program Mkrotik/windokx

4.4.2.   Konfigurasi Wireless Access Point
            Masuk ke browser dan ketika IP 192.168.0.254 pada menu login masukan username: admin dan password: admin seperti terlihat dalam gambar



Description: Screenshot from 2014-07-03 14-52-04.png
Gambar 4.6 Tampilan Login ke Wireless AP
Sumber: dari program Mkrotik/windokx

                  Tampilan awal seting Wireless AP, pilih menu quick setup untuk melakukan seting dengan cepat seperti terlihat pada gambar 4.10
Description: Screenshot from 2014-07-03 14-52-46.png

Gambar 4.7 Tampilan Quick Setup
(Sumber:dari program Mkrotik/windokx

   

            Pada kolom tipe pilih static IP, selanjutnya masukan IP sesuai dengan yang akan di konfigurasi dalam jaringan.
Description: Screenshot from 2014-07-03 14-54-28.png
Gambar 4.8 Konfigurasi
(Sumber: dari program Mkrotik/windokx)

3.7.      Pengujian WDS
            Pengujian dilakukan dengan mengelilingi kantor bupati dan memasuki satu-satu semua ruangan, setiap masuk ke ruangan menunggu waktu 10 detik jeda untuk memastikan kekuatan sinyal yang ada dalam ruangan. Pengujian dilakukan dengan menggunakan software wifi analyzer. Berdasarkan pengujian dengan menggunakan wifi analyzer sebelum menggunakan WDS ada beberapa ruangan yang tidak mendapat sinyal sama sekali, dan setelah menggunakan wi fi analyzer hasil tercantum sesuai dengan tabel 4.1.
Di bawah ini adalah gambaran untuk meneteksi atau melihat kekuatan sinyal
Description: E:\WiFi Overview 360.png
Gambar 4.9. pengujian sinyal
            Berdasarkan pengujian dengan menggunakan wifi analyzer sebelum menggunakan WDS ada beberapa ruangan yang tidak mendapat sinyal sama sekali, dan setelah menggunakan wi fi analyzer hasil tercantum sesuai dengan tabel dibawah.
Tabel 4.3. Besaran Sinyal Setiap Ruangan
                 Sumber Hasil olahan
No
Ruangan
Besaran Kekuatan Satuan (dbm)
1
Ruangan Bupati / Wakil Bupati
55
2
Aula
61
3
Ruangan Sekda
65
4
Ruangan Kabag I
72
5
Ruangan Kabag II
65
6
Ruangan Kabag III
65
7
Ruangan Kabag IV
62
8
Ruangan Kabag V
57
9
Ruangan Ass I
61
10
Ruangan Ass II
60
11
Ruangan Ass III
57
12
Parkiran
75
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1.      Kesimpulan
            Setelah dilakukan analisa implementasi, dan pengujian jaringan WDS di Kantor Bupati Yalimo, maka penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut. Penggunaan jaringan wireless sangat berguna dalam hal kemudahan konfigurasi setiap client dan, jaringan wireless berbasis WDS tidak memerlukan kabel utama atau backbone sehingga penempatan access point bisa di sembarang tempat.

5.2.      SARAN
            Saran yang dapat diambil dari sistem jaringan ini adalah.
1.    Penambahan Access Point untuk jaringan WDS yang dibuat  sebaiknya menggunakan tipe dan merek yang sama demi memudahkan konfigurasi jaringan di Kantor Buapati Yalimo.
2.    Access point diletakkan per lantai, agar memperoleh kualitas signal yang maksimal.








DAFTAR PUSTAKA

Alif Subardono, Lukito Edi Nugroho, dan Sujoko Sumaryono, 2008, Analisis Performa Wireless DistributionSystem Konfigurasi Star, Chain, Loop, dan Mesh untuk Hotspot Area, Tesis Pascasarjana Teknik ElektroUniversitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

Anonim, 2002, Orinoco Technical Bulletin 046/A : Wireless Distribution System, Orinoco.

Anonim, Mikrotik RouterOS v2.9 Reference Manual, Mikrotik, Latvia. Cesdraschi, Nicolas, Mobile WLAN Access Point for The ETH Shuttle Bus. Geier Eric, 2007, Wi-Fi Hotspots, Cisco Systems, Inc. Cisco Press.

Gunawan, Arief Hamdani. 2003, Komunikasi Data via IEEE 802.11, Dinastindo. Jakarta.

Peterson, Larry L. dan Davie Bruce S., 2003, Computer Network : A System   Approach, 3rd edition, Morgan Kaufmann Publishers, San Fransisco.

Purbo, Onno W., 2006, Buku Pegangan Internet Wireless dan Hotspot, Elexmedia, Jakarta.

Purbo, Onno W., 2003. Teknologi Wireless Internet dengan Kecepatan Tinggi, Komunitas Wireless Bocor.Indonesia.

Ranvier, Sylvain, Path Loss Models, Helsinki University Of Technology. Setio, E. Dewo, 2003, Bandwidth dan Throughput, http://www.IlmuKomputer.com.

Sinambela, Joshua M., 2004, Tutorial Setting up MeshAP Wireless Distribution System. Yogyakarta.

Stig Erik Arnesen dan Kjell Åge Håland, 2001, Modelling of coverage in WLAN, Master of Engineering in Yoga,  Adyatama,    Perbedaan  Mode  Wireless, http://mikrotik.co.id/artikel_lihat.php?id=47,  Diakses  pada  13 November 2015 Pukul 14.00 WIB dahulu.(Imam Cartealy,2013). Brett Steward. Hotspot





LAMPIRAN-LAMPIRAN
Description: D:\foto liburan 2015\FOTO PENELITIAN\DSCN1998.JPG
Gambar .Struktur Kantor Bupati Yalimo
Description: D:\foto liburan 2015\FOTO PENELITIAN\DSCN2004.JPG
Gambar 1.depan Kantor Bupati Yalimo
Description: D:\foto liburan 2015\FOTO PENELITIAN\DSCN2012.JPG  Description: D:\foto liburan 2015\FOTO PENELITIAN\DSCN2010.JPGGambar 2. Samping Kanan                                       gambar  3. Samping Kiri
Description: D:\foto liburan 2015\FOTO PENELITIAN\DSCN2013.JPG
Gambar 4.Bagian Belakang.












Postingan populer dari blog ini

PROPOSAL PERANCANGAN JARINGAN WIRELESS DISTRIBUTION SYSTEM DI KAB YALIMO PAPUA

RINGKASAN FILSAFAT ILMU ILMU ALAMIAH DASAR