SKRIPSI TENTANGAN JARINGAN KOMPUTER ATAU WDS OLEH ATAMIS WASAHE TAHUN 2016
PERANCANGAN DAN KONFIGURASI
JARINGAN WIRELESS DENGAN KONSEP WIRELESS DISTRIBUTION SYSTEM (WDS) DI KANTOR
BUPATI YALIMO PROVINSI PAPUA.
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna
Memperoleh Gelar Sarjana
Oleh:
ATAMIS WASAHE
NIM: 12011004
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS
TEKNIK
UNIVERSITAS
SARIPUTRA INDONESIA TOMOHON
TAHUN
2016
PERANCANGAN DAN KONFIGURASI JARINGAN
WIRELESS DENGAN KONSEP WIRELESS DISTRIBUTION SYSTEM (WDS) DI KANTOR BUPATI
YALIMO
OLEH :
NAMA ATAMIS WASAHE
Nim: 12011004
Telah
dipertahankan didepan penguji
Pada tanggal: 25 Mei Tahun 2016
Dinyatakan
telah memenuhi syarat
Menyetujui
Komisi
Pembimbing,
Ir. CHARLES SULANGI, MT
Ketua
|
HENCE.S.D. RORING,S.Pd,.MT
Anggota 1
|
Mengetahui,
a.n Rektor Sari
Putra Indonesia Tomohon
Dekan Fakultas Teknik
Don R.G Kabo., SST., MT
NIND : 0030117404
|
|
II
|
IDENTITAS PENGUJIAN
SKRIPSI
PERANCANGAN DAN KONFIGURASI JARINGAN WIRELESS, DENGAN KONSEPWIRELESS DISTRIBUTION SYSTEM (WDS)
DI KANTOR BUPATI YALIMO PROVINSI PAPUA.
Nama :
Atamis Wasahe
Nim : 12011004
Program Studi :
Teknik Informatika
KOMISI PEMBIMBING
Pembimbing 1 :
Ir.CHARLES SULANGI, MT
Pembimbing 2 : HENCE
S.D RORING,S.Pd,.MT
TIM DOSEN PENGUJI
Dosen Penguji 1 :
DON R.G KABO,. SST,.MT
Dosen Penguji 2 : VICTOR
MONGI,. ST
Tanggal Ujian :
25 Mei 2016
III
PERNYATAAN
ORISINALITAS SKRIPSI
Saya
menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya di dalam
Naskah kripsi dengan judul: PERANCANGAN DAN KONFIGURASI JARINGAN WIRELESS
DENGAN DISTRIBUTION SYSTEM (WDS). Tidak terdapan karya ilmiah yang pernah
diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu peguruan
tinggi,dan tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau
diterbitkan oleh orang lain,kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah
ini dan di sebutkan dalam sumber kutipan dan daftar pustaka..
Apabilah ternyata di dalam naskah
Skripsi ini dapat dibuktikan terdapat unsur-unsur jiplakan ,saya bersedia
Skripsi (SARJANA) dibatalkan,serta diproses sesuai dengan peraturan
perundang-undang yang berlaku (UU No 20 Tahun 2003, pasal 25 ayat 2 dan pasal
70)
Tomohon , 30 Mei 2016
Meterai
Rp 6.000
Tdt
Nama :Atamis Wasahe
Nim :12011004
PS :Teknik Informatika
Fakultas :Teknik
Universitas
Sariputra Indonesia Tomohon
IV
RIWAYAT HIDUP
CURRICULUM VITAE
Atamis Wasahe ,Hulikma, 16 Agustus 1992 Anak dari
Ayah, Tualan Wasahe dan Ibu, Yalige Wandik, Pendidikan: Tahun 200-2006 SD
Inpres Dombomi,Tahun 2006-2009 SMP Negeri 2 Kurulu di Pass-valley. Tahun
2009-2012 SMK YSO Ninabua Wamena.Masuk Universitas Sariputra Indonesia Tomohon
Tahun 2012.Mengambil Fakultas Teknik Informatika
Tomohon,
April 2016
Penulis
UCAPAN TERIMA KASIH
Peneliti
menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: Bapak selaku
Pembimbing 1: Ir.Charles Sulangi,MT dan Pembimbing 2: Hence S.D Roring,.
S.Pd,.MT seterusnya Dekan Fakultas Teknik Universitas Sariputra Indonesia Tomohon
Bapak Don R,G Kabo,SST,.MT, dan seterusnya. Bapak Rektor Dr.Joost L.
Rumampuk,.SE,.MS. Universitas Sariputra Indonesia Tomohon dan seterusnya. Ketua
Yayasan Dharma Bhakti Indonesia Tomohon, Ibu Kinio Runtuwene, seterusnya
Pemerintah Kota Tomohon Sulawesi Utara,dan seterusnya. Rekan-rekan
seangkatan dan warga desa Rurukan yang
telah banyak memberikan bantuan ikut berperan dalam memperlancarkan penelitian
dan penulis skripsi ini.
Puji
syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, atas pertolongan nya
telah menyelesaikan penulisa iskripsi ini selesai dengan baik, seterusnya dalam
penulis ini di persembahkan kepada Ibu dan Ayah tercinta atas dorongan yang
kuat,kebijaksanaan dan doa.
Tomohon, April 2016
Penulis
ABSTRAK
Komunikasi
tanpa kabel/nirkabel (wireless)
telah menjadi kebutuhan
dasar atau gaya
hidup baru masyarakat
informasi. LAN nirkabel
yang lebih dikenal
denganjaringan Wi-Fi menjadi
teknologi alternatif dan
relatif lebih mudah
untuk diimplementasikan di
lingkungan kerja. Instalasi
perangkat jaringan media transmisi
lebih fleksibel karena
tidak membutuhkan penghubung
kabel antar komputet. Access point
merupakan perangkat yang
biasa digunakan dalam
jaringan wireless (Hotspot
area) dimana user
atau pengguna terhubung
ke internet menggunakan
media udara melalui perangkat access point. Selain itu, dengan jaringan wireless
ini membuat masyarakat
lebih mudah untuk
mengakses internet dimanapun berada. Implementasi pemasangan
jaringan ini terdiri dari pemasangan
konektor RJ- 45
pada kabel UTP,
melakukan konfigurasi
repeater, konfigurasi Access
Point, konfigurasi HotSpot
Server. Dengan adanya
jaringan wireless distribution
system,di kantor Bupati Yalimo akan mempermudah
untuk mengakses internet
dengan gratis. Selain
itu, melakukan konfigurasi
jaringan wireless tidak
begitu sulit, asalkan
mengikuti aturan pembuatan jaringan.
Kata Kunci : Wireless Distribution System (WDS)
ABSTRACT
Communication without cable / wireless (wireless) have become basic requirement or societies new life style information. Wireless LAN that more recognised with Wi Fi's network becomes alternative
technology and easier relative for
diimplementasikan at work condition.
Network peripheral installation more
transmission media flexible
because not need cable link among komputet. Access point constitutes ordinary peripheral is
utilized deep wireless's network
(Hotspot isa) where is user or
user most link goes to Internet utilize
air media via access point's peripheral. Besides, with network wireless this make society a lot easier to
access Internet wherever lies. Network
assembly implementation this consisting of assembly konektor RJ 45 on UTP'S cable, doing repeater's configuration, configuration
Access Point, HotSpot's
configuration server. With marks sense
network wireless distribution system,at
Yalimo's Regent office will water down
to access Internet with freely.
Besides, do wireless's network configuration not so
difficult, provided that follows
order network makings.
Keywords:
Wireless Distribution System (WDS)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur
penulisan panjatkan kepada Tuhan Yang
Maha Esa karena berkat dan cinta kasihNya sehingga penulisan dapat menyajikan
tulisan skripsi yang berjudul : Perancangan dan Konfigurasi Jaringan Wireless
dengan Konsep Wireless Distribution System
(WDS) di Kantor Bupati Yalimo Provinsi Papua.
Di dalam penulisan ini disajikan pokok- pokok bahasan yang
meliputi: tentang bagaimana Perancangan
dan Konfigurasi Jaringan Wireless dengan Konsep Wireless Distribution System
(WDS) di Kantor Bupati Yalimo.
Sangat disadari bahwa dengan kekurangan dan keterbatasan yang di
miliki penulisan, walaupun telah di
serahkan segala kemampuan untuk lebih teliti, tetapi masih di rasahkan
banyak kekurangan tetapi. Oleh karena itu penulisan di harapkan saran dan kritik yang membangun agar penulisan ini
bermanfaat bagi yang membutuhkan.
Tomohon 15 April 2016
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL
................................................................................ i
LEMBAR PENGESAHAN..................................................................... ii
HALAMAN IDENTITAS TIM PENGUJI.............................................. iii
HALAMAN PERNYATAAN ORSINALITAS...................................... iv
HALAMAN RIWAYAT HIDUP.............................................................. v
HALAMAN UCAPAN TERIMA KASIH............................................... vi
HALAMAN ABSTRAK ....................................................................... vii
HALAMAN ABSTRACT.................................................................... viii
KATA PENGATAR.............................................................................. ix
DAFTAR ISI........................................................................................... x
HALAMAN DAFTAR TABEL............................................................ xiv
HALAMAN DAFTAR GAMBAR........................................................ xv
HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN..................................................... xvi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang................................................................................. 1
1.2
Rumusan masalah .......................................................................... 2
1.3
Batas masalah.................................................................................. 3
1.4
Tujuan penelitihan............................................................................ 3
1.5
Maanfaat Penelitihan....................................................................... 3
1.6
Sistematika Penulisan...................................................................... 3
BAB II
DASAR TEORI
2.1.
Jaringan Komputer........................................................................... 5
2.1.1
Local
Area Network (LAN)................................................... 5
2.1.2
Metropolitan
Area Network (MAN) ..................................... 5
2.1.3
Wide
Area Network (WAN).................................................. 5
2.2.
Pengenalan Sistem
Operasi ........................................................... 5
2.3.
Jaringan Nirkabel............................................................................. 6
2.4.
Wireless Personal Area Networks (WPANs) .................................. 7
2.5.
Konfigurasi Alamat IP (Internet Protocol / TCP IP )........................ 8
2.6.
Pengertian Access Point.................................................................. 9
2.7.
Fungsi Access Point....................................................................... 10
2.8.
Pengertian Wireles
Distribution System (WDS.............................. 10
2.9.
MikroTik RouterOS........................................................................ 11
2.10.
Repeater sendiri berfungsi sebagai penguat signal................... 12
2.11.
HotSpot...................................................................................... 13
2.12.
Syarat untuk membangun
Wireless Distribution System (WDS) ........................................ 14
2.13.
Pengertian Wifi.......................................................................... 19
2.14.
Masalah Jaringan Wireless....................................................... 19
2.15.
Proses koneksi wireless............................................................ 19
2.15.1. Scanning wireless AP.................................................... 20
2.15.2. Memilih suatu wireless AP............................................ 20
2.15.3. Proses authenticasi terhadap
wireless
AP yang dipilih................................................ 22
2.15.4. Proses koneksi
terhadap wireless AP yang dipilih.......... 22
2.15.5. Mendapatkan
konfigurasi TCP/IP 21.............................. 22
2.16.
Masalah umum wireless – masalah konektivitas...................... 23
2.17.
Tidak berhasil melakukan koneksi wireless.............................. 23
2.17.1 Konfigurasi yang tidak matching............................. 23
2.17.2 Technology 802.11 yang
tidak matching................. 24
2.17.3 Methoda authentikasi yang tidak matching............ 24
2.17.4 Kunci WEP yang tidak matching............................ 24
2.17.5 WEP Key index
tidak match.................................... 25
2.17.6 Tidak match WPA-PSK atau WPA2-PSK ............... 26
2.18.
Wireless auto configuration di enable sementara
tool
wireless configuration pihak ketiga di install ...................... 26
2.18.1 Wireless AP dikonfigurasi dengan fileter MAC........ 27
2.18.2. Sumber
Interferensi Signal..................................... 28
2.18.3. Sumber Pelemahan / Attenuasi Signal................... 28
2.18.4. Koneksi Yang Intermittent....................................... 29
2.19. 802.1X
Authentication di Enabled pada Wireless AP......... 29
2.20. Duplikat
Nama Jaringan Wireless......................................... 30
2.21. Sumber Sinyal Interferensi.................................................... 31
2.21.1 Sumber pelemahan sinyal...................................... 31
2..21.2
Komputer Virus...................................................... 32
2.21.3 Kerusakan hardware driver outdated.................... 32
2.22. Model
Referensi OSI (Open System Interconection)........... 32
2.23. Channel dan inkripsi yang sama............................................ 36
2.24. Mode koneksi......................................................................... 37
2.25. Kerugian WDS....................................................................... 37
2.26. Tidak support dynamic inkripsi.............................................. 37
2.27. Tidak
perlu backbone kabel................................................... 38
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Metodoliogi
Penelitian............................................................. 40
3.2. Studi
Kasus............................................................................. 40
3.3.
Tempat
Dan Waktu Penelitian................................................ 40
3.4.
Peralatan
penelitian................................................................. 41
3.5.
Metode Pengumpulan data..................................................... 42
3.6.
Gambaran Umum Jaringan Yang Akan dibuat...................... 42
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Analisis Hasil................................................................................ 44
4.1.1. Identifikasi Masalah.................................................. 44
4.1.2.
Alternatif Pemecahan Masalah................................ 46
4.2. Design
Jaringan dengan WDS................................................... 46
4.2.1. Perancangan
Cakupan Sinyal................................. 47
4.3. Hardware................................................................................... 47
4.3.1. Router....................................................................... 48
4.3.2. Wireless Access Point.............................................. 48
4.4. Implementasi
Jaringan Nirkabel dengan Wireless.................... 49
4.4.1. Konfigurasi jaringan.................................................. 49
4.4.2. Konfigurasi Wireless Access Point........................... 49
4.5. Pengujian WDS.......................................................................... 51
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan........................................................................... 53
5.2 Saran.................................................................................... 53
DAFTAR PUSTAKA........................................................................... 54
DAFTAR TABEL Halaman
Table 4.1. Spesifikasi Router............................................................ 48
Table 4.2.
Spesifikasi Access Point................................................... 48
Tabel 4.3.
Besaran Sinyal Setiap Ruangan..................................... 52
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1.
Gambar 2.1. Topologi WDS............................................................ 11
2.
Gambar 2.2..Topologi WDS............................................................ 15
3.
Gambar 2.3. Point to Point – Diagram............................................ 17
4.
Gambar 2.4. Point to Multi Point..................................................... 17
5.
Gambar 2.5. WDS Repeater.......................................................... 18
6.
Gambar 2.6. Topologi WDS............................................................ 20
7.
Gambar 2.7. WWDS....................................................................... 34
8.
Gambar 2.8. WDS Point to Point.................................................... 38
9.
Gambar 2.9. WDS Point to multipoint............................................. 39
10.
Gambar 3.1. Topologi Jaringan...................................................... 43
11.
Gambar 4.1. Kantor Bupati Yalimo Provinsi Papua....................... 44
12.
Gambar 4.2
Topologi Jaringan Sebelum Menggunakan WDS.... 45
13.
Gambar 4.3. Topologi Jaringan Wireless Distribution
Sistem........ 46
14.
Gambar 4.4. Cakupan Area menggunakan WDS.......................... 47
15.
Gambar 4.5. Konfigurasi WDS....................................................... 49
16.
Gambar 4.6. Tampilan Login ke Wireless AP................................. 50
17.
Gambar 4.7. Tampilan Quick Setup............................................... 50
18.
Gambar 4.8. Konfigurasi................................................................. 51
19.
Gambar 4.9. Pengujian sinyal......................................................... 52
HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN Halaman
1.
Surat Keputusan dari Rektor...............................................................
2.
Lembaran Asistensi Dari Pembimbing 1.............................................
3.
Lembaran Asistensi Pembimbing 2....................................................
4.
Lembaran Sekratariat Daerah Bagian Kabag Humas........................
5.
Lembaran Struktur Foto Kantor Bupati Yalimo..................................
6.
Lembaran Foto Penelitian...................................................................
MOTTO
“segala
perkara dapat ku tanggung di dalam dia yang memberikan kekuatan kepada ku”
(filipi 4:13
“orang jenius tetapi mala s akan
kalah dengan orang yang biasa-biasa saja tapi disiplin”
“pusatkan
perhatian pada gambaran menyeluruh.Harga diri sendiri dan asahlah perinsip secara etnis secara – menerus. Jadikan visi
hidup menjadi rambu.Jadilah orang yang penuh kasih dan pengertian terhadap diri dan diri orang lain. Jadilah orang yang
semakin bersyukur dan murah hati.Tertawalah dan biarkan dunia tertawa
bersamamu. Tumbuhkan kekuatan diri melalui kekuatan Ritual.Ciptakan ketentraman
di dalam maupun diluar diri anda ”
(Telhard de Chardin)
“Only the
man who is in the truth is a free man”
Hanya orang yang berada dalam
kebenaranlah orang yang bebas
“knowledge
and skills are toools, the work man is
character”
Pengetahuan dan keterampilan
adalah alat,yang menentukan sukses
adalah tabiat.
“hitam tidak selalu berarti
gelap, keriting bukanlah penghalang untuk aku namun terus maju tak pandang
mundur”
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Keberadaan suatu sistem jaringan
lokal nirkabel atau WLAN (Wireless Local Area Network) sangat membantu manusia
yang kini tingkat mobilitasnya semakin tinggi di dalam kemudahan untuk
melakukan koneksi terhadap internet maupun pertukaran data.
Dahulu untuk melakukan koneksi ke
internet kebanyakan orang menggunakan kabel, tetapi sekarang ini untuk koneksi
ke internet sudah bisa menggunakan wireless. Dibandingkan dengan menggunakan
media kabel, wireless banyak sekali keuntungan diantaranya user bisa melakukan
koneksi internet kapan saja dan dimana saja asal masih berada dalam ruang
lingkup area, selain itu dalam segi biaya pembangunan, wireless jauh lebih
murah bila dibandingkan dengan kabel.
WLAN bekerja dengan menggunakan
gelombang radio. Yang mana hal ini dilakukan oleh Access Point (AP) yang
mengatur komunikasi pada setiap wireless station pada areal cakupan. Station
juga saling berkomunikasi satu dengan lainnya melalui AP, jadi proses
komunikasi antar station dapat disembunyikan antara satu dengan lainnya. AP
berfungsi sebagai relay. diantara AP dihubungkan melalui cara pengkabelan, jika
cakupan wilayahnya masih di dalam satu lingkungan tentu hal ini tidak menjadi
masalah, akan tetapi bagaimana jika cakupan wilayah yang sudah sedemikian luas,
hal inilah yang akan menyulitkan di kompleks kantor Bupati Yalimo di Kabuaten
Yalimo Provinsi Papua, jika masih menggunakan teknik pengkabelan di dalam
menghubungkan AP dan juga berdampak terhadap pembiayaan, hal ini dikarenakan
kantor Bupati Yalimo terdiri dari tiga lantai. Untuk memperluas jangkauan
sinyal radio yang dihasilkan AP sampai ke Kantor Satuan Kerja Perangkat Daerah
sekitar Kantor Bupati Yalimo tanpa lagi menggunakan kabel, maka dibutuhkan
sebuah sistem yang mampu mendistribusikan antara sinyal yang dipancarkan oleh
satu AP dengan AP lainnya. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, maka
diperlukan suatu teknik yaitu Wireless Distribution System (WDS). WDS dapat
diterapkan diberbagai instansi maupun perusahaan di negara-negara maju untuk
mengoneksikan antara satu infrastructure jaringan dengan infrastructure jaringan
lainnya yang jaraknya berjauhan dan tidak disarankan jika jaringan tersebut
menggunakan kabel untuk mengoneksikan jaringannya. Berdasarkan observasi
penelitian masalah yang terjadi di Kantor Bupati Yalimo antara lain,(1) Switch
jaringan yang ada di Kantor Bupati Yalimo hanya berjumlah 5 port dan
keseluruhan port sudah terisi penuh,(2) Tidak semua komputer di Kantor Bupati
Yalimo terkoneksi dengan jaringan komputer karena kurangnya port switch yang
tersedia.,(3) Proses pertukaran data di Kantor Bupati yalimo masih dengan cara
manual sehingga memerlukan waktu yang lebih lama.(4) Belum diterapkannya
jaringan wireless di Kantor Bupati Yalimo sehingga setiap komputer yang
terkoneksi jaringan harus menggunakan kabel jika ingin terhubung ke
jaringan.(5) Luasnya lokasi sehingga tidak memungkinkan untuk perluasan
jaringan kabel.
1.2.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang
masalah, di rumuskan masalah sebagai berikut. Bagaimana merancang dan
konfigurasi jaringan wireless distribution system (WDS) di Kantor Bupati
Yalimo?
1.3.
Batasan Masalah
Adapun batasan masalah yang akan
dibahas dalam penelitian ini adalah bagaimana membangun jaringan wireless
dengan menggunakan Access Point sebagai Hotspot. Serta bagaimana mengatasi
pelemahan sinyal dalam jaringan wireless.
1.4.
Tujuan Penelitian
Merancang dan membuat jaringan
wireless distribution system (WDS) di
Kantor Bupati Yalimo.
1.5.
Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang
diharapkan adalah :
1. Mengetahui konsep jaringan Wireless serta konfigurasinya.
2. Mengetahui kelebihan dan kekurangan menggunakan topologi
Wireless Distribution System (WDS).
1.6.
Sistematika Penulisan
Mendapat gambaran
yang lebih luas, dan menyeluruh
tentang isi proposal maka di muat ke
dalam bab yang urutannya dapat di lihat pada sistematika penulisan.
BAB
I: PENDAHULUAN
Bab ini berisi latar belakang,
rumusan masalah, tujuan penelitian,
manfaat penelitian dan sistematika penulisan.
BAB
II: TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisi uraian beberapa
landasan teori pengertian jaringan komputer, pengertian Local Area Network,
Jaringan TCP/IP, Wireless Network, Wireless Distribution System (WDS)
BAB
III: METODE PENELITIAN
Bab ini menguraikan tentang
pembahasan metode penelitian yang
berkaitan perancangan dan
konfigurasi jaringan wireless,dengan konsep wireless distribution system (WDS) di Kantor Bupati Yalimo.
BAB
IV: HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini akan dibahas
tentang hasil penelitian dan hasil pengujian yang dilakukan terhadap jaringan.
BAB
V: PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan
dan saran-saran.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Jaringan Komputer
Sebuah jaringan terdiri dari dua
atau lebih komputer yang saling berhubungan antara satu dengan yang lain, dan
saling berbagi informasi. Konsep jaringan komputer lahir pada tahun 1940-an di
Amerika, dari group riset Harvard University yang dipimpin oleh Profesor H.
Aiken. Pada mulanya proyek tersebut hanyalah ingin memanfaatkan sebuah
perangkat komputer yang harus dipakai bersama. Untuk mengerjakan beberapa
proses tanpa banyak membuang waktu kosong maka dibuatlah proses beruntun (Batch
Processing), sehingga beberapa program bisa di jalankan dalam sebuah komputer
dengan kaidah antrian. Ada beberapa jenis jaringan, yaitu :
2.1.1. Local Area Network (LAN)
LAN adalah jaringan yang
dibatasi oleh area yang relatif kecil, umumnya
dibatasi oleh area lingkungan.
2.1.2. Metropolitan Area Network (MAN)
MAN biasanya meliputi area yang
lebih besar dari LAN, misalnya antar wilayah dalam satu provinsi yang
menggabungkan jaringan LAN.
2.1.3. Wide Area Network (WAN)
WAN adalah jaringan yang lingkupnya
biasanya sudah menggunakan sarana satelit ataupun kabel bawah laut.
2.2. Pengenalan Sistem Operasi
Istilah sistem operasi sering
ditujukan kepada semua software yang masuk dalam satu paket dengan sistem
komputer sebelum aplikasi-aplikasi software
terinstall. Dalam Ilmu komputer, sistem operasi atau dalam bahasa
Inggris: operating system atau OS adalah perangkat lunak sistem yang bertugas
untuk melakukan kontrol dan manajemen perangkat keras serta operasi-operasi
dasar sistem, termasuk menjalankan software aplikasi seperti program-program
pengolah kata dan browser web. Secara umum, sistem operasi adalah software pada
lapisan pertama yang ditaruh pada memori komputer pada saat komputer
dinyalakan. sedangkan software-software lainnya dijalankan setelah sistem
operasi berjalan, dan sistem operasi akan melakukan layanan inti umum untuk
software-software itu. Layanan inti umum tersebut seperti akses ke disk,
manajemen memori, scheduling task, dan antar-muka user. Sehingga masing-masing
software tidak perlu lagi melakukan tugas-tugas inti umum tersebut, karena
dapat dilayani dan dilakukan oleh sistem operasi.
2.3. JARINGAN NIRKABEL
Perbedaan WPAN dan WLAN ,Wireless
Local Area Networks (WLANs). Teknologi WLAN membolehkan pengguna untuk
membangun jaringan nirkabel dalam suatu area yang sifatnya lokal (contohnya
dalam lingkungan gedung kantor, gedung kampus atau pada area publik seperti
bandara atau kafe). WLAN dapat digunakan pada kantor sementara atau yang mana
instalasi kabel permanen tidak diperbolehkan. Atau WLAN terkadang dibangun
sebagai suplemen bagi LAN yang sudah ada, sehingga pengguna dapat bekerja pada
berbagai lokasi yang berbeda dalam lingkungan gedung. Dalam infrastruktur WLAN,
stasiun wireless (peranti dengan network card radio atau eksternal modem)
terhubung ke access point nirkabel yang berfungsi sebagai bridge antara
stasiun-stasiun dan network backbone.Pada tahun 1997, IEEE meng-approve standar
802.11 untuk WLAN, yang mana menspesifikasikan suatu data transfer rate 1
sampai 2 megabits per second (Mbps). Di bawah 802.11b, yang mana menjadi
standar baru yang dominan saat ini, data ditransfer pada kecepatan maksimum 11
Mbps melalui frekuensi 2.4 gigahertz (GHz). Standar yang lebih baru lainnya
adalah 802.11a, yang mana menspesifikasikan data transfer pada kecepatan
maksimum 54 Mbps melalui frekuensi 5 GHz.
2.4. Wireless Personal Area Networks (WPANs)
Teknologi WPAN membolehkan
pengguna untuk membangun suatu jaringan nirkabel (ad hoc) bagi peranti
sederhana, seperti PDA, telepon seluler atau laptop. Ini bisa digunakan dalam
ruang operasi personal (personal operating space atau POS). Sebuah POS adalah
suatu ruang yang ada disekitar orang, dan bisa mencapai jarak sekitar 10 meter.
perbedaan WPAN dan WLAN
1. Wireless PAN (WPAN)
Wireless Personal Area Network (WPAN) adalah
jaringan wireless dengan jangkauan area yang kecil. Contohnya Bluetooth,
Infrared, dan ZigBee.
2. Wireless LAN (WLAN) / Wifi
Wireless Local Area Network (WLAN)
atau biasa disebut Wifi memiliki jangkauan yang jauh lebih luas dibanding WPAN.
Saat ini WLAN mengalami banyak peningkatan dari segi kecepatan dan luas
cakupannya. Awalnya WLAN ditujukan untuk penggunaan perangkat jaringan lokal,
namun saat ini lebih banyak digunakan untuk mengakses internet. Aplikasi WLAN
untuk kebutuhan SOHO secara detail meliputi arsistektur, perangkat dan
administrator.
SOHO (Small office – Home
office) adalah istilah yang mengacu pada bisnis atau usaha kecil yang dilakukan
di rumah. Ada beberapa keuntungan yang bisa didapat dengan menggunakan konsep
ini, antara lain, dapat menghemat waktu
perjalanan dan menghindari kemacetan yang menjadi bagian kehidupan kota-kota
besar. lebih fleksibel dalam mengatur waktu dan
bisa menjadikannya part-time dari pekerjaan utama kita. Suasana kantor
dirumah menjadi nyaman karena rumah kita sendiri dan dekat dengan kehangatan
keluarga.
Perangkat :
(a). AP (Access
Point).(b),Switch.(c),Modem-router.(d), PC.(e), NIC Ethernet.(f), Cable. Administrator
jaringan : Administrator jaringan bertugas untuk mengatur jalannya data pada
jaringan agar tetap lancar dan mengamankan segala sesuatu yang membahayakan
data-data yang melewati jalur tersebut. Dengan memastikan bahwa hal tersebut
bisa di manage dengan baik, maka tugas administrator bisa dikatakan baik.
Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan administrator dalam mengamankan
suatu sistem jaringan wireless
1). Merubah nama Service
Set ID (SSID)(2),Merubah password adminitrator.(3),Membatasi ujian untuk
mengkonfigurasi Access Point secara remote.(4),Gunakanlah pengaman (berupa
enkripsi) pada jaringan wireless.(5), Mematikan broadcast SSID (blok broadcast
SSID).(6)Lakukanlah filter MAC Address (MAC Address Filtering)(7)Proses koneksi
jaringan WLAN antara AP dengan station.
Wireless Distribution System (WDS)
memungkinkan jaringan wireless dikembangkan menggunakan beberapa access point
tanpa harus memerlukan backbone kabel jaringan untuk menghubungkan merek,
seperti cara tradisional. Keuntungan yang bisa dilihat dari Wireless
Distribution System dibanding solusi lainnya adalah bahwa dengan Wireless
Distribution System, header MAC address dari paket traffic tidak berubah antar
link access point. Suatu access point bisa menjadi sebuah station utama, relay,
atau remote base station.
2.5. Konfigurasi Alamat IP (Internet Protocol /
TCP IP )
Agar dapat saling berkomunikasi ,
masing – masing komputer harus diberi alamai IP
1. Masuk ke Network Connection (Start–>Control Panel
–>Network
Connection)
2. Pilih/dobel klik Local Area
Connection
3. Dobel klik pada Internet Protocol (TCP / IP)
4. Klik Use The following IP address, kemudian isi IP address
dan subnet Mask
Misalnya,
1. komputer1 IP Address
: 192.168.0.1
2. komputer2 IP Address
: 192.168.0.2
3. komputer3 IP Address
: 192.168.0.3
4. komputer4 IP Address
: 192.168.0.4
dan seterusnya.
Subnet Mask harus sama : 255.255.255.0.
Untuk mengetahui berhasil
tidaknya koneksi lakukan perintah ping dari komputer satu ke komputer lainnya.
Misal dari komputer1 ke komputer2 :
1.
Di
Komputer1 : Klik Start –>Klik
Run–>ketik CMD –> klik OK, maka
akan tampil Command Prompt.
2.
Ketik
ping 192.168.0.2 tekan enter harus ada Reply dari
komputer-komputer.
3.
Lakukan
perintah yang sama untuk mengetahui koneksi ke komputer yang lainnya.
2.6. Pengertian Access Point
Beberapa pengertian access
point yaitu:
1.
Access
Point adalah sebuah perangkat jaringan yang berisi sebuah transceiver dan antena untuk transmisi dan menerima
sinyal ke dan dari clients remote.
2.
Access
point adalah adalah perangkat, seperti router nirkabel / wireless, yang
memungkinkan perangkat nirkabel untuk terhubung ke jaringan.
3.
Access
Point dalam jaringan komputer adalah sebuah jalur akses nirkabel (Wireless
Access Point atau AP) adalah perangkat komunikasi nirkabel yang memungkinkan
antar perangkat untuk terhubung ke jaringan nirkabel dengan menggunakan Wi-Fi,
Bluetooth atau standar terkait.
4. Access Point adalah
perangkat yang digunakan untuk membuat koneksi wireless pada sebuah jaringan.
2.7. Fungsi Access Point
Access Point berfungsi sebagai
untuk
(1). Mengatur supaya AP
dapat berfungsi sebagai DHCP server.(2) Mencoba fitur Wired Equivalent Privacy
(WEP) dan Wi-Fi Protected Access(WPA).(3) Mengatur akses berdasarkan MAC
Address device pengakses.(4) Sebagai Hub/Switch yang bertindak untuk
menghubungkan jaringan lokal dengan jaringan wireless/nirkabel
2.8 Pengertian Wireless Distribution
System (WDS)
Wireless Distribution System (WDS) adalah
sebuah sistem untuk memperluas jangkauan jaringan wireless dengan menggunakan
dua atau lebih Access Point. Dengan teknik WDS ini, penggunaan kabel sebagai
backbone jaringan tidak dibutuhkan, sehingga lebih mudah, murah, dan efisien
untuk instalasinya. Access Point tersebut bisa berupa main, relay, atau remote
base station.
Wireless Distribution System
(WDS) yang disebut juga sebagai Wireless
Repeater merupakan sistem
untuk mengembangkan jaringan nirkabel tanpa harus menggunakan kabel sebagai
backbone untuk access point, melainkan memanfaatkan jalur nirkabel dari access
point. Kekurangan repeater adalah bias mengurangi performansi wireless LAN.
Repeater harus menerima dan mengirim setiap frame pada kanal radio yang sama,
mengakibatkan terjadinya peggandaan jumlah trafic pada jaringan. Hal ini
terjadi jika digunakan banyak repeater. Untuk contoh topologi WDS dapat dilihat
pada gambar 2.1
Gambar 2.1
Topologi WDS
(Sumber:
www.transiskom.com)
2.9. MikroTik RouterOS
MikroTik RouterOS™ adalah sistem
operasi dan perangkat lunak yang dapat digunakan untuk menjadikan komputer
manjadi router network yang handal, mencakup berbagai fitur yang dibuat untuk
ip network dan jaringan wireless, cocok digunakan oleh ISP dan provider
hotspot. MikroTik adalah perusahaan kecil berkantor pusat di Latvia, yang
dibentuk oleh John Trully dan Arnis Riekstins. Tahun 1996 John dan Arnis
memulai dengan sistem Linux dan MS DOS yang dikombinasikan dengan teknologi
Wireless LAN (W-LAN) Aeronet berkecepatan 2Mbps di Moldova, kemudian melayani
lima pelanggannya di Latvia, karena ambisi mereka adalah membuat satu peranti
lunak router yang handal dan disebarkan ke seluruh dunia. Prinsip dasar
MikroTik bukan membuat Wireless ISP (WISP), tapi membuat program router yang
handal dan dapat dijalankan di seluruh dunia. MikroTik telah melayani sekitar
empat ratusan pelanggannya. Linux yang mereka gunakan pertama kali adalah.
Kernel 2.2 yang dikembangkan secara bersama-sama dengan bantuan 5 - 15 orang
staf R&D Mikrotik yang sekarang menguasai dunia routing di negara-negara
berkembang. Selain staf di lingkungan Mikrotik, menurut Arnis, mereka merekrut
juga tenagatenaga lepas dan pihak ketiga yang dengan intensif mengembangkan
Mikrotik secara maraton.( http://id.wikipedia.org/wiki/MikroTik)
2.10. Repeater sendiri berfungsi sebagai penguat
signal dari Access Point
utama.
Bagi sebagian orang, tentu saja
tidak semudah yang kita bayangkan untuk setting Wireless Router ini sebagai
Repeater..Untuk pengaturan TL-WA5120G sendiri tidak terlalu sulit.. Tetapi jika
belum mengenal radio ini atau belum mengenal jaringan, tentunya terasa sangat
sulit.. Setelah mencari cara dengan melalui google bisa di setting access point
sebagai repeater. berikut ini merupakan langkah-langkahnya setting TP-Link
TL-WA5210G menjadi repeater:
1. Masuk ke webconfig dari TPLink TL-WA5210G. (Dari browser
buka ip default TPLink di http://192.168.1.254)
2. Kemudian Klik pada Menu Wireless Mode.
3. Lalu Klik pada pilihan Repeater.
4. Pilih Survey.
5. Akan keluar SSID Access Point yang tersedia (Pilih SSID
Access Point utama.
6. Lalu kita pilih Save.
7. Biasanya router akan melakukan reboot atau restart untuk
mensetting konfigurasinya.
8. Selesai.
Langkah ini belum selesai
apabila kita menggunakan Userlogin untuk wireless AP Utama (Biasanya penyedia
layanan RT/RW Net), Karena pada Radio utama atau yang akan kita perkuat
signalnya harus di beri tambahan pengaturan WDS. Karena Access Point utama
menggunakan Nano Station 2, maka akan di pandu cara di sertai contoh AP utama
yang menggunakan Nano Station 2.
Berikut adalah cara setting
WDS pada NS2:
1. Masuk ke webconfig NS2 (misal http://192.168.3.1).
2. Kemudian pilih tab Link Setup.
3. Pada pilihan di Wireless Mode pilih Access Point WDS.
4. Pada isian WDS Peers, isi dengan MAC Address Repeater kita.
5. Klik Save.
6. Biasanya router akan melakukan reboot.
7. Selesai
Demikianlah cara mensetting
TPLink TL-WA5210G sebagai repeater dari Nano Station 2.
2.11. HotSpot
Hotspot (Wi-Fi) adalah salah satu
bentuk pemanfaatan teknologi Wireless LAN pada lokasi-lokasi publik seperti
taman, perpustakaan, restoran ataupun bandara. Pertama kali digagas tahun 1993
oleh Brett Steward. Hotspot juga dikenal dengan istilah captive portal. Cactive
Portal akan menagkap semua trafik dari klien dan akan memeriksa apakah klien
tersebut sudah terotentikasi atau belum untuk menggunakan sumber daya jaringan.
Jika belum maka klien tersebut akan diperiksa untuk melakukan otentikasi
terlebih dahulu.(Imam Cartealy,2013).
Salah satu fitur terkenal di dalam
mikrotik yang merupakan salah satu metode untuk memberikan akses/layanan
internet di area public dengan melalui proses autentikasi seperti yang sudah
disebutkan sebelumnya, media yang digunakan bisa menggunakan kabel ataupun
wireless. Cara kerja dari hotspot server ini dalam bentuk sederhana, hotspot
akan melakukan block semua akses
user dan user akan diminta
untuk melakukan login via web browser. Apabila username dan password yang
diisikan oleh user cocok dengan database hotspot, maka layanan akses akan
diberikan. Berikut ini di berikan contoh konfigurasi bagaimana cara
mengintegrasikan 2 hotspot server yang sudah ada di 2 router yang berbeda
(router A dan router B) dengan sebuah database User Manager yang akan terpasang
di salah satu router (router A). (http://mikrotik.co.id)
2.12. Syarat untuk membangun Wireless
Distribution System (WDS)
Syarat untuk membangun WDS yaitu:
1. Access Point utama maupun Access Point Repeater harus
mendukung fitur WDS.(2) Masing-masing IP Address Access Point tidak boleh sama.(3) Sebagian
besar Authentication access point yang didukung dalam WDS adalah WEP 64/128
bit. Dan semua Access Point yang terlibat dalam 1 koneksi harus menggunakan
Methoda Inkripsi / Authentication yang sama,(4) Channel Radio yang digunakan
harus sama, Misalnya Channel 10,(5) Matikan layanan DHCP Server pada Access
Point Repeater, karena DHCP akan diambil alih Access Point utama yang sebagai
default gateway,(6) Ada kemungkinan WDS tidak berfungsi jika Access Point utama
dan Access Point Repeater berbeda merek.
Macam-Macam Mode pada Wireless
Distribution System (WDS)o-A bisa dibagi menjadi dua mode konektifitas
wireless, yaitu :
(a). Wireless bridge,
dimana Access Point WDS hanya berkomunikasi satu sama lain (sesama Access Point
, dan tidak mengizinkan station (STA) untuk mengaksesnya.(b).Wireless repeater,
dimana Access Point-Access Point saling berkomunikasi satu sama lain dan
mengizinkan station (STA) untuk mengakses mereka.
Gambar 2.2.
Topologi WDS
(Sumber:
http://www.transiskom.com/2012/10/pengertian-wireless-distribution-system.html
Wireless Distribution System (WDS) dapat diterapkan oleh
Access Point yang berbeda (untuk merek
dan tipe tertentu, dan tidak semua Access Point memiliki fitur Wireless
Distribution System / WDS). Wireless
Distribution System (WDS) memungkinkan jaringan wireless dikembangkan
menggunakan beberapa access point tanpa harus memerlukan backbone kabel jaringan
untuk menghubungkan mereka, seperti cara tradisional. Keuntungan yang bisa
dilihat dari Wireless Distribution System dibanding solusi lainnya yaitu bahwa
dengan Wireless Distribution System, header MAC address dari paket traffic
tidak berubah antar link access point. tidak seperti pada proses encapsulation
misalnya pada komunikasi antar router yang selalu menggunakan MAC address pada
hop berikutnya. Suatu access point bisa
menjadi sebuah station utama, relay, atau remote base station. Suatu base
station utama pada umumnya dihubungkan dengan system Ethernet. Base station
relay merelay station-2 kepada base station utama atau relay station lainnya.
Remote base station menerima koneksi dari clients wireless dan melewatkannya ke
main station atau ke relay station juga. Koneksi antar clients menggunakan MAC
address dibanding memberikan spesifikasi IP address. Kunci inkripsi yang secara dinamis di
berikan dan dirotasi biasanya tidak disupport dalam koneksi Wireless
Distribution System (WDS). Ini berarti dynamic inkripsi WPA (Wi-Fi Protected
Access) dan technology dynamic key lainnya dalam banyak kasus tidak dapat
digunakan, walaupun WPA menggunakan pre-shared key adalah memungkinkan. Hal ini
dikarenakan kurangnya standarisasi dalam issue ini, yang mungkin saja di
selesaikan dengan standard 802.11s mendatang. Sebagai akibatnya cukuplah kunci
static WEP dan WPA yang bisa digunakan dalam koneksi Wireless Distribution
System, termasuk segala station yang difungsikan sebagai access point WDS
repeater. Akan tetapi sekarang ini sudah banyak vendor yang telah engadopsi
standard 802.11i dalam produk access
point mereka sehingga WPA / WPA2 adalah standard keamanan koneksi. gambar
dibawa ini adalah access point yang dihubungkan dengan WDS Link point-to-point.
Gambar WDS 2.3.
Point to Point – Diagram
(Sumber:
http://54tr10.blogspot.co.id/2012/03/aplikasi-wds-wireless-distribution.html)
Dengan Wireless Distribution
System, dapat dibangun infrastrucktur wireless tanpa harus membangun backbone
kabel jaringan sebagai interkoneksi antar bridge. Wireless Distribution System
fitur memungkinkan kita membuat jaringan-2 wireless yang besar dengan cara
membuat link beberapa wireless access point dengan WDS Links. Wireless
Distribution System normalnya digunakan untuk membangun jaringan yang besar
dimana menarik kabel jaringan tidak
memungkinkan mahal, terbatas, atau secara fisik tidak memungkinkan untuk
ditarik.
Gambar WDS
2.4. Point to Multi Point
(Sumber:
http://54tr10.blogspot.co.id/2012/03/aplikasi-wds-wireless-distribution.html)
Contoh konfigurasi WDS Link yang
menghubungkan Point to multi point WDS Link. Sementara gambar dibawah berikut
ini menggambarkan contoh diagram WDS Link yang berfungsi sebagai WDS Repeater.
Gamabar
2.5. WDS Repeater.
(Sumber:
http://54tr10.blogspot.co.id/2012/03/aplikasi-wds-wireless-distribution.html)
Jika jalur akses dapat berupa
stasiun pangkalan utama, relay atau remote. Sebuah stasiun pangkalan utama
biasanya dihubungkan ke kabel Ethernet. Sebuah base station relay data antara
stasiun pangkalan terpencil, klien nirkabel atau stasiun relay lain untuk baik
utama atau base station lain relay. Sebuah stasiun pangkalan terpencil menerima
koneksi dari klien nirkabel dan melewati mereka ke stasiun relay atau utama.
Sambungan antara “klien” yang dibuat dengan menggunakan alamat MAC daripada
dengan menentukan tugas-tugas IP.
2.13. Pengertian WiFi
Wi-Fi juga ditulis Wifi atau WiFi
adalah sebuah teknologi terkenal yang memanfaatkan peralatan elektronik untuk
bertukar data secara nirkabel menggunakan gelombang radio melalui sebuah
jaringan komputer, termasuk koneksi Internet berkecepatan tinggi. Wi-Fi
Alliance mendefinisikan Wi-Fi sebagai "produk jaringan wilayah lokal
nirkabel (WLAN) apapun yang didasarkan pada standar Institute of Electrical and
Electronics Engineers (IEEE) 802.11". Meski begitu, karena kebanyakan WLAN
zaman sekarang didasarkan pada standar tersebut, istilah "Wi-Fi"
dipakai dalam bahasa Inggris umum sebagai sinonim "WLAN".
2.14. Masalah Jaringan Wireless
Sebelum kita membahas masalah jaringan wireless, terlebih
dahulu kita juga harus mengerti bagaimana proses terjadinya koneksi wireless
clients kepada jaringan wireless. Hal ini sangat membantu sekali dalam kita
melakukan troubleshooting. Seiring semakin banyaknya pemakai wireless network
ini, wireless problems sudah menjadi sesuatu yang sering dihadapi dan
dipertanyakan.
2.15. Proses koneksi wireless
Proses atau langkah terjadinya suatu koneksi wireless
yang perlu dipahami yang akan sangat membantu kita dalam menyelesaikan masalah.
Adapun proses tersebut di jelaskan sebagai berikut:
(1) Proses scanning wireless access point (AP);(2) Memilih
wireless access point; (3) Proses authentikasi terhadap wireless AP yang
dipilih;(4) Proses koneksi terhadap wireless AP yang dipilih; (5) Mendapatkan
konfigurasi TCP/IP address.
2.15.1. Scanning wireless AP
Komputer berbasis XP atau Vista yang
mempunyai wireless adapter active yang supports Wireless Auto Configuration,
akan selalu melakukan scanning adanya wireless AP pada jangkauannya setiap 60
sec. Saat scanning, wireless adapter mengirim sederetan frame Probe Request.
Sementara itu wireless AP yg ada pada jangkauan wireless adapter yg sedang
melakukan scanning adanya wireless AP, juga mengirim frame Probe response yang
memuat capabilitas wireless AP seperti speed yang disupport serta opsi2
security lainnya.
Gambar 2.6
Topologi WDS
(Sumber:
http://54tr10.blogspot.co.id/2012/03/aplikasi-wds-wireless-distribution.html)
Komputer mengalami masalah
koneksi wireless jika tidak mendapatkan satupun wireless AP dalam jangkauan
roamingnya.
2.15.2. Memilih suatu wireless AP
Dari frame Probe Response yang diterima, wireless client
memilih wireless AP dimana ia akan mencoba melakukan authentikasi dan koneksi.
Wireless client menggunakan faktor-faktor berikut saat menentukan wireless AP
yang mana yang harus dipilih:
1. Capabilitas wireless AP
Wireless AP memperkenalkan capabilitasnya didalam frame
Probe response. Jika wireless clients tidak mendukung capabilitas yang
diperkenalkan di dalam Probe response tersebut maka wireless client mengalami
masalah jaringan wireless – tidak bisa memilih wireless AP. Misalnya wireless
AP di aktifkan security WPA2 sementara wireless clients tidak support WPA2
(wireless device 802.11b/g tidak support) maka wireless client tidak bisa
memilih wireless AP tersebut. kita menganggapnya ada wireless problems.
2. Nama jaringan wireless (SSID) cocok
dengan jaringan preferencenya
Windows XP wireless auto configuration memelihara daftar
jaringan wireless yang kita pilih (preferred wireless network). jika nama
wireless network SSID tidak cocok dengan yang ada dalam daftar nama-nama SSID
yang ada, maka default Windows tidak bisa terhubung ke wireless AP. Jika
clients wireless menerima beberapa Probe response yang ada dalam daftar nama
SSID, maka client wireless memilih menurut urutan tertinggi dalam daftar
preferred SSID. Jika nama-nama wireless network SSID dari frame Probe response
yang diterima tidak cocok dengan jaringan dalam daftar preference, Windows akan
memunculkan pesan “One or more wireless networks are available” atau “Connect
to a wireless network”. jika user mengklik pesan ini, maka user memilih koneksi
ke jaringan wireless baru.
3. Kekuatan signal
Wireless clients adapter memilih wireless AP dengan
signal terkuat dari daftar nama-nama SSID yang ada yang paling tinggi dalam
daftar preference wireless name
2.15.3. Proses authenticasi terhadap wireless AP yang
dipilih
Setelah memilih wireless AP yang akan dikoneksikan,
proses selanjutnya adalah proses authentikasi. Jenis authentikasi tergantung
capabilitas security wireless AP dan bagaimana client dikonfigure untuk
melakukan authentikasi jaringan wireless.
Jika di tambahkan wireless network dari tab
Wireless network pada property wireless connection , maka by default adalah
open system authentication dan kemudian IEEE 802.1X. Jika mengkoneksikan lewat
dialog box Connect to Wireless Network atau Choose a wireless network, maka
setting authentikasi ditentukan dari capabilitas frame Probe response wireless
AP. Windows XP /Vista dapat menentukan dari frame probe response apakah
menggunakan open system authentication tanpa encryption, opensystem
authentication dengan inkripsi WEP, authentication WPA-PSK, ataupun
authentication WPA2-PSK. Sering terjadi masalah jika gagal melakukan proses
authentikasi ini.
2.15.4. Proses koneksi terhadap wireless AP yang
dipilih
Setelah selesai melakukan proses aythentication, wireless
adapter dan wireless AP saling bertukar serangkaian pesan untuk membentuk suatu
koneksi.
2.15.5. Mendapatkan konfigurasi TCP/IP
Setelah koneksi terbentuk, wireless client dapat memulai
mengirim frame wireless yang mengandung paket TCP/IP. Jika wireless clients
dikonfigurasi untuk menerima IP address automatis, maka wireless akan
menggunakan DHCP untuk request suatu konfigurasi IP address. umumnya wireless
AP mempunyai layanan DHCP server untuk menjawab request wireless clients untuk
konfigurasi IP. Dengan memahami ke lima proses diatas, akan memudahkan dalam
melakukan troublehooting masalah jaringan wireless.
2.16. Masalah umum wireless – masalah konektivitas
masalah wireless yang paling sering terjadi yaitu:
1. Tidak berhasil melakukan koneksi wireless
2. Koneksi yang intermittent
Hal inilah yang paling banyak di jumpai dalam
hal wireless problems.
2.17
Tidak berhasil melakukan koneksi wireless
Masalah yang sering terjadi pada
jaringan wifi adalah tidak berhasilnya melakukan koneksi ke jaringan wireless,
dari proses scanning sampai mendapatkan IP address. Alasan yang paling banyak
dengan wireless problems ini adalah sebagai berikut:
1. Konfigurasi yang tidak klop / tidak matching
2. Wireless auto configuration di enable sementara tool
wireless configuration
bawaan dari vendor juga di install
3. Wireless AP dikonfigurasi dengan filter MAC
4. Sumber sinyal interferensi
5. Sumber sinyal attenuasi / pelemahan
2.17.1. Konfigurasi yang tidak matching
Beberapa property yang
berbeda dari wireless connection haruslah matching antara wireless AP dan
wireless clients sebelum berhasil terbentuknya koneksi. Beberapa masalah
jaringan wireless yang menyebabkan tidak matching yaitu:
2.17.2. Technology 802.11 yang tidak matching
Ada tiga standard wireless
802.11 yang berbeda saat ini yaitu 802.11b; 802.11g; dan 802.11a. sementara
satu lagi masih dalam draft walau sudah mulai booming yaitu draft 2.0 802.11n.
Walaupun banyak pabrikan yang memproduksi teknologi yang bisa support beberapa
standard dalam satu kemasan, bisa saja terjadi ke tidak cocokan dalam teknologi
ini, misalkan wireless AP dengan standard 802.11a tidak akan bisa terhubung
dengan wireless clients dengan standard 802.11b/g, akibatnya wireless problems
akan terjadi.
2.17.3. Methoda
authentikasi yang tidak matching
Wireless problems jenis ini yang paling banyak terjadi.
Wireless client tidak berhasil melakukan authentikasi jika antara wireless AP
dan wireless clients tidak klop. Method authentikasi pada jaringan wireless
rumahan meliputi open system, shared key, WPA-PSK, and WPA2-PSK. Verifikasi
terlebih dahulu method authentikasi yang dikonfigurasikan pada wireless AP, dan
sesuaikan pada setting yang ada pada wireless client.
2.17.4.
Kunci WEP yang tidak matching
Jika menggunakan authenkasi WEP pada standard device
802.11b/g/n dan menspesifikasikan kunci WEP, adalah sangat mungkin terjadi
kesalahan pengetikan atau salah eja. Hal ini akan mengakibatkan wireless
problems karena kunci WEP tidak matching. Ketidak sesuaian interpretasi antara
wireless AP dan wireless client ini bakal menghalangi terjadinya komunikasi –
yang akibatnya tidak terbentuk koneksi. Hal ini sering kita jumpai computer
kita hanya mendapatkan IP address APIPA dan menampilkan status “Limited or no
connectivity” pada wireless connection. Kita pun menganggapnya ada masalah
jaringan wireless.
Method konfigurasi kunci WEP tergantung pada versi
Windows pada wireless client. Pada Windows XP tanpa di install service pack,
dan harus mengetikkan kunci WEP pada kolom Network Key, spesifikasikan format
pada kunci WEP (baik character ASCII maupun Hexa), spesifikasikan juga panjang
kuncinya (40bit atau 104 bit pada kolom Key length). Untuk Windows XP dengan SP1/SP2, diharuskan
menspesifikasikan key WEP dua kali pada Network Key dan Confirm Network Key.
Format panjang key tidak perlu karena akan ditentukan secara automatis menurut
kunci yang diketikkan. Untuk Windows dengan SP2 harus memilih WEP pada Data
Encryption. Jika menggunakan Wireless Network Setup Wizard dalam Windows XP
SP2, semua devices yg support Windows Connect Now secara automatic dikonfigure
dengan WEP key yang sama.
2.17.5. WEP
Key index tidak match
WEP Key index adalah suatu nomor yang menspesifikasikan
WEP key yang akan dipakai untuk encryption frame wireless, dapat menggunakan
sampai 4 WEP keys yang berbeda. Dalam prakteknya hanya ada satu key index yang
dipakai, yang sama dengan kemungkinan WEP key pertama. Wireless AP dan wireless
client keduanya harus dikonfigurasi mengunakan kemungkinan WEP key pertama.
Jika tidak, maka terjadi masalah jaringan wifi tidak terjadi koneksi.
Menspesifikasikan kemungkinan pertama WEP key tergantung bagaimana wireless
client dan wireless AP memulai penomoran ke empat kemungkinan WEP key. Misalkan
penomoran dimulai dari 1 (1 ~4) atau dimulai dari 0 (0~3). Pilih kemungkinan
pertama WEP key. Misalnya, Windows XP tanpa service pack memulai penomoran
dengan 0, sementara pada Windows SP1/SP2 memulai pada nomor 1.
2.17.6. Tidak match WPA-PSK atau WPA2-PSK
Jika memakai authentikasi WPA-PSK atau WPA2-PSK, kita
harus melakukan konfigurasi nilai preshared key pada kolom Network key dan
Confirm network key. Pastikan kedua wireless client dan wireless AP mempunyai
nilai preshared key yang sama. Untuk WPA anda harus memilih TKIP pada Data
encryption dan WPA-PSK pada Network Authentication. Untuk WPA2 dengan Windows
XP2, harus memilih AES pada Data Encryption dan WPA2-PSK pada Network Authentication.
Jika menggunakan Wireless Network Setup Wizard dalam Windows XP SP2, semua
devices yang support Windows Connect Now secara automatis dikonfigure dengan
nilai WPA preshared key yang sama. Wireless Network Setup Wizard tidak support
configurasi dari nilai WPA2 preshared key.
2.18. Wireless auto configuration di enable
sementara tool wireless
configuration fihak ketiga juga di
install
Windows XP Wireless Auto Configuration memberikan support
integrasi pada wireless networking dan membantu mengautomasi konfigurasi
wireless. Wireless network adapters menyediakan suatu tool wireless network
configuration. Jika adapter tersebut support Wireless Auto Configuration, maka
tidak memerlukan lagi software tool dari vendor adapter tersebut. Untuk
mengetahui apakah wireless adapter support Wireless Auto Configuration, klik
kanan wireless connection dalam folder the Network Connections dan pilih
property. Jika ada tab Wireless Networks maka wireless network adapter support
Wireless Auto Configuration. Untuk menghindari konflik yang bisa membuat
masalah jaringan wireless, maka tidak usah di install tool dari vendor ini.
Karena seringnya terjadi masalah saat konfigurasi dan koneksi jika Wireless
Auto Configuration di-enabled dan wireless network configuration tool juga di
install. Karena dalam hal ini kedua Wireless Auto Configuration dan wireless
network configuration tool bisa saja mengirim setting kepada wireless network
adapter, akibatnya adalah konfigurasi yang tidak matching – karena akan
mengalami masalah. Untuk menghindari masalah nantinya gunakan salah satu saja
baik Wireless Auto Configuration atau wireless network configuration tool.
Misal saja wireless adapter mempunyai tool yang bisa gunakan, sementara tidak
support Wireless Auto Configuration, maka disable saja Wireless Auto
Configuration dan gunakan wireless network configuration tool. Bagaimana
disable Wireless Auto Configuration? Pada Wireless Networks tab pada property
wireless connection dalam Network Connections, hilangkan contrengan Use Windows
to configure my wireless network settings. Jika memutuskan untuk menggunakan
wireless network configuration tool bawaan dari vendor, untuk keperluan setting
jangan lagi menggunakan Wireless Networks tab, gunakan tool ini untuk setting
seperti wireless network name (SSID), authentikasi dan encryption. Jika
menggunakan Wireless Auto Configuration, maka remove saja program bawaan dari
vendor dari Control Panel-Add or Remove Programs ataupun dari Uninstall program
tersebut.
2.18.1. Wireless AP dikonfigurasi dengan fileter MAC
Wireless AP memungkinkan kita menspesifikasikan address
MAC (media access control – atau lazim disebut juga address physical atau
address hardware) tertentu saja yg bisa mengirim frame kepada wireless AP.
Fitur ini disebut sebagai MAC address filtering yg dirancang untuk memberikan
layer keamanan extra pada jaringan wireless. Akan tetapi hacker bisa saja
dengan mudah menghalangi keamanan exta ini dengan cara menangkap frame yang
dikirim dari dan ke wireless client yang diijinkan dan me-reprogram wireless
adapter dirinya untuk menggunakan valid MAC address dalam daftar wireless AP.
Jika wireless adapter tidak
terdaftar dalam MAC address list pada wireless AP, maka anda mengalami wireless
problems – clients tidak bisa aksess ke wireless AP. Jadi pastikan wireless
clients terdaftar dalam list MAC address yang dibolehkan access ke wireless AP.
2.18.2.
Sumber Interferensi Signal
Standard 802.11b/g bekerja pada frequency 2.4 GHz yang
sama dipakai pada perangkat wireless lainnya seperti cordless phone, microwave,
perangkat keamanan dan monitoring rumah, dan juga camera video wireless. Sumber
interferensi ini sangat mengganggu yang bisa mengakibatkan wireless problems
dimana client wi-fi komputer tidak bisa koneksi ke wireless AP.
Untuk memstikannya matikan sementara sumber interferensi
ini atau pindahkan wireless client dan wireless AP jauhan dari sumber
interferensi ini, dan lihat apakah ada perubahan atau masih ada masalah
jaringan wireless.
2.18.3. Sumber Pelemahan / Attenuasi Signal
Sumber pelemah atau penghalang signal seperti dinding,
atap, lapisan metal antara wireless clients dan wireless AP dapat menyebabkan
gangguan signal wireless, atau hilangnya kekuatan signal. Pada beberapa kasus
bahkan kehilangan signyal sama sekali yang menyebabkan masalah wifi – tidak
bisa terhubung sama sekali.
2.18.4. Koneksi Yang Intermittent
Di dalam beberapa kasus, banyak terjadi masalah dimana
awalnya mendapatkan signal kuat dan tiba-2 terputus tanpa interfensi si user,
paling banyak masalah jarigan wireless ini disebabkan oleh berikut ini:
1.
Authentikasi
802.1X di enable pada wireless client sementara pada wireless AP tidak.
2.
Duplikat
Nama jaringan wireless (SSID).
3.
Sumber
interferensi
4.
Sumber
attenuasi / pelemahan.
5.
Virus
komputer.
6.
Kerusakan
perangkat atau driver yang kadaluarsa / outdated
2.19. 802.1X Authentication di Enabled pada
Wireless Client dan tidak
pada
Wireless AP
802.1X authentication secara default
adalah enable pada semua koneksi wireless maupun wired. Pada Windows XP SP1,
Microsoft mengubah proses authentikasi untuk jaringan wireless. Jika 802.1X
authentication di enable dan proses authentikasi tidak selesai sempurna, maka
koneksi akan putus. Hal ini biasanya terjadi 3 menit setelah koneksi terbentuk
menggunakan system authentikasi terbuka.
Untuk memperbaiki hal ini
pada Windows XP SP1, lakukan berikut ini
1.
Klik
Start => Settings kemudian klik Network Connections.
2.
Pada
Network Connections, klik kanna wireless connection dan kemudian klik
Properties.
3.
Klik
Wireless Networks tab => dibawah Preferred networks klik wireless network
name, dan kemudian klik Properties.
4.
Klik
tab Authentication, kemudian kosongkan contrengan Enable IEEE 802.1x
authentication for this network.
5.
Klik
OK dua kali untuk menerima perubahannya.
Prosedur ini umumnya tidak diperlukan pada
komputer yang jalan pada Windows XP tanpa Service pack atau Windows XP dengan
SP2. Akan tetapi perlu juga mematikan 802.1X authentication di disable jika
menggunakan open system authentication. Prosedur diatas juga berlaku untuk
Windows XP SP2. Untuk Windows XP tanpa SP, lakukan berikut ini:
1.
Klik
Start => Settings kemudian klik Network Connections.
2.
Pada
Network Connections, klik kanan wireless connection dan kemudian klik
Properties.
3.
Klik
Authentication tab, kemudian kosongkan contrengan Enable network access control
using IEEE 802.1x
4.
Klik
OK untuk menyimpannya.
2.20. Duplikat Nama Jaringan Wireless.
Salah satu alasan koneksi yang
intermittent adalah nama jaringan wireless duplikat dengan jaringan wireless
lainnya didalam jangkauan wireless clients. Misalkan, dalam kampus yang
berdekatan terdapat dua jaringan wireless dengan nama SSID yang sama yang
saling overlap. Dalam hal ini semua wireless AP yang memperkenalkan diri dengan
nama SSID yang sama dianggap berasal dari satu jaringan wireless yang sama.
Wireless client dari wireless AP bisa saja mengambil jaringan wireless AP yang
lain dengan nama SSID yang sama tadi. Jika wireless client tidak di configure menurut
method authentikasi dan key dari jaringan wireless yang lain, maka akan
mengalami masalah jaringan wireless yang intermittend sampai wireless client di
kembali memilih wireless AP. Kebanyakan kasus nama duplikat dari jaringan
wireless ini adalah cara setup jaringan wireless AP dengan setting default
tanpa mengubah nama SSID nya. Pastikan selalu mengubah nama default dari pabrik
agar tidak terjadi kemungkinan nama SSID yang sama dengan jaringan wireless
lain yang tidak mengubah default namenya. Untuk memastikan duplicat nama
jaringan yang sama, matikan dulu wireless AP
dan periksa apakah wireless client masih menerima SSID yang sama juga
dengan nama jaringan SSID dari wireless AP. Untuk menghindari masalah jaringan
wireless, configure wireless AP dengan nama SSID yang unik.
2.21. Sumber Sinyal Interferensi
Seperti halnya sinyal interferensi
yang bisa menyebabkan masalah jaringan wireless – kurangnya konektifitas,
sinyal ini juga bisa menyebabkan koneksi yang intermittent. Perangkat seperti
microwave oven, cordless phone, system keamanan dan monitoring rumah, dapat
menjadi sumber interferensi yang membuat masalah. Untuk memastikan, coba uji
dengan mematikan sementara sumber-sumber sinyal interferensi tersebut dan lihat
apa ada perubahan atau tidak.
2.21.1. Sumber pelemahan sinyal
Sumber pelemahan signal disamping bisa mengurangi
kekuatan sinyal koneksi, dia bisa juga menyebabkan masalah – koneksi yang
intermittent. Perlu memperhatikan
korelasi terjadinya intermittent dengan sumber pelemahan sinyal ini. Misalnya
terjadi intermittent saat ada seseorang yang sedang membuka pintu garasi yg
terbuat dari metal.
2.21.2. Komputer Virus
Beberapa virus komputer diketahui bisa menyebabkan
masalah jaringan wireless – terjadinya koneksi yang intermittent. Pastikan
bahwa komputer dilengkapi dengan antivirus misal McAfee, Norton, atau BitDefender
dan diupdate selalu.
2.21.3. Kerusakan hardware atau software driver yang
outdated
Bisa saja tejadi masalah jaringan wifi dikarenakan
kerusakan pada wireless AP atau wireless clients pada komputer. kalau anda
tidak mempunyai perangkat backup cadangan agak susah juga mendeteksinya. Yang
paling bisa dilakukan adalah melakukan diagnostic dari tool bawaan dari vendor
perangkat wireless tersebut. Pastikan Windows mempunyai driver dengan versi
terbaru dari wireless adapter. Begitu juga upgrade firmware wireless AP dengan
firmware terbaru daru vendor. Beberapa jenis wireless router mempunyai fitur
automatis update firmware.
2.22. Model Referensi OSI (Open System Interconection)
Model referensi OSI merupakan model kerangka kerja yang
diterima secara global bagi pengembangan standar yang lengkap dan terbuka.
Model OSI membantu menciptakan standar terbuka antar system untuk saling
berhubungan dan saling berkomunikasi terutama dalam bidang teknologi informasi.
Model referensi OSI secara konseptual terbagi ke dalam tujuh lapisan dimana
masing-masing lapisan memiliki fungsi jaringan yang spesifik. Model ini
diciptakan berdasarkan sebuah proposal yang dibuat oleh The International
Standards Organization (ISO) sebagai langkah awal menuju standarisasi protokol
Internasional yang digunakan pada berbagai Layer. Model OSI memiliki tujuh Layer.
Prinsip-prinsip yang digunakan bagi ketujuh Layer tersebut yaitu: (a) Sebuah
Layer harus dibuat bila diperlukan tingkat abstraksi yang berbeda.(b) Setiap Layer harus memiliki
fungsi-fungsi tertentu.(c) Fungsi setiap Layer harus dipilih dengan teliti
sesuai dengan ketentuan standar protocol internasional.(d) Batas-batas Layer
diusahakan agar meminimalkan aliran informasi yang melewati interface.(e)
Jumlah Layer harus cukup banyak, sehingga fungsi-fungsi yang berbeda tidak
perlu disatukan dalam satu Layer diluar keperluannya. Akan tetapi jumlah Layer
juga harus diusahakan sesedikit mungkin sehingga arsitektur jaringan tidak
menjadi sulit dipakai , Model referensi OSI secara konseptual terbagi ke dalam
7 lapisan dimana masing-masing lapisan memiliki fungsi jaringan yang spesifik,
seperti yang dijelaskan berikut ini :
1. Physical Layer
Physical Layer berfungsi dalam
pengiriman raw bit ke channel komunikasi. Masalah desain yang harus
diperhatikan disini adalah memastikan bahwa bila satu sisi mengirim data 1 bit,
data tersebut harus diterima oleh sisi lainnya sebagai 1 bit juga, dan bukan 0
bit. Secara umum masalah-masalah desain yang ditemukan di sini berhubungan
secara mekanik, elektrik dan interface prosedural, dan media fisik yang berada
di bawah lapisan fisik.
2. Data link Layer
Tugas utama data link Layer adalah sebagai
fasilitas transmisi raw data dan mentransformasi data tersebut ke saluran yang
bebas dari kesalahan transmisi. Sebelum diteruskan ke Network Layer, data link
Layer melaksanakan tugas ini dengan memungkinkan pengirim memecag-mecah data
input menjadi sejumlah data frame (biasanya berjumlah ratusan atau ribuan
byte). Kemudian data link Layer mentransmisikan frame tersebut secara
berurutan, dan memproses acknowledgement frame yang dikirim kembali oleh
penerima. Masalah lainnya yang timbul
pada data link Layer (dan juga sebagian besar Layer-Layer di atasnya) adalah
mengusahakan kelancaran proses pengiriman data dari pengirim yang cepat ke
penerima yang lambat. Mekanisme pengaturan lalu-lintas data harus memungkinkan
pengirim mengetahui jumlah ruang buffer yang dimiliki penerima pada suatu saat
tertentu.
3. Network Layer
Network Layer berfungsi untuk pengendalian operasi
subnet. Masalah desain yang penting adalah bagaimana caranya menentukan route
pengiriman paket dari sumber ke tujuannya. Bila pada saat yang sama dalam
sebuah subnet terdapat terlalu banyak paket, maka ada kemungkinan paket-paket
tersebut tiba pada saat yang bersamaan. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya
bottleneck. Pengendalian kemacetan seperti itu juga merupakan tugas Network
Layer. memungkinkan jaringan-jaringan yang berbeda seperti protocol yang
berbeda, pengalamatan dan Arsitektur jaringan yang ber beda untuk saling
terinterkoneksi.
Spanning Tree Protocol
Pondasi infrastructure jaringan dalam membangun suatu infrastructure jaringan,
kita membangun pondasi infrastructure logis (seperti layanan directory dari
system windows server 2003, domain name system) dan juga infrastructure fisik
(seperti domain controller, piranti jaringan seperti router dan switch). Switch
adalah piranti jaringan yang paling banyak dipakai dalam suatu infrastructure
jaringan fisik.
Gambar 2.7
(Sumber:
http://andybroo.blogspot.com/2013/11/pengertian-repeater-dan-fungsi-repeater.html)
4. Local Area Network
Local area network memberikan fungsi pengiriman data melalui
berbagai jenis jaringan fisik. Local area network beroperasi pada layer 1
(layer physical) dan 2 (layer data link) dalam model referensi OSI yang bekerja
secara sinergi untuk melaksanakan tugas terbentuknya komunikasi data dengan
design yang bagus dari environment jaringan.
5. Transport Layer
Fungsi dasar transport Layer adalah menerima data dari
session Layer, memecah data menjadi bagian-bagian yang lebih kecil bila perlu,
meneruskan data ke Network Layer, dan menjamin bahwa semua potongan data tersebut
bisa tiba di sisi lainnya dengan benar. Selain itu, semua hal tersebut harus
dilaksanakan secara efisien, dan bertujuan dapat melindungi Layer-Layer bagian
atas dari perubahan teknologi hardware yang tidak dapat dihindari.
6. Session Layer
Session Layer mengijinkan para pengguna untuk menetapkan
session dengan pengguna lainnya. Sebuah session selain memungkinkan transport
data biasa, seperti yang dilakukan oleh transport Layer, juga menyediakan
layanan yang istimewa untuk aplikasi-aplikasi tertentu. Sebuah session
digunakan untuk memungkinkan seseorang pengguna log ke remote timesharing
system atau untuk memindahkan file dari satu mesin kemesin lainnya.
7. Presentation Layer
Pressentation Layer melakukan fungsi-fungsi tertentu yang
diminta untuk menjamin penemuan sebuah penyelesaian umum bagi masalah tertentu.
Pressentation Layer tidak mengijinkan pengguna untuk menyelesaikan sendiri
suatu masalah. presentation Layer memperhatikan syntax dan semantik informasi
yang dikirimkan contoh layanan pressentation adalah encoding data.
8. Application Layer
Application Layer memiliki fungsi untuk menentukan
terminal virtual jaringan abstrak, serhingga editor dan program-program lainnya
dapat ditulis agar saling bersesuaian. Untuk menangani setiap jenis terminal, satu
bagian software harus ditulis untuk memetakan fungsi terminal virtual jaringan
ke terminal sebenarnya. Fungsi Application Layer lainnya adalah pemindahan
file. Sistem file yang satu dengan yang lainnya memiliki konvensi penamaan yang
berbeda, cara menyatakan baris-baris teks yang berbeda, dan sebagainya.
Perpindahan file dari sebuah sistem ke sistem lainnya yang berbeda memerlukan
penanganan untuk mengatasi adanya ketidak-kompatibelan ini. Tugas appication
Layer, seperti pada surat elektronik, remote job entry, directory lookup, dan
berbagai fasilitas bertujuan umum dan fasilitas bertujuan khusus lainnya.
2.23. Channel dan inkripsi yang sama
Semua base station dalam Wireless Distribution System
(WDS) harus dikonfigure menggunakan channel radio yang sama, methoda inkripsi
(tanpa inkripsi, WEP, atau WAP) dan juga kunci inkripsi yang sama. Mereka bisa
dikonfigure dengan menggunakan SSID (service set identifiers) yang berbeda
sebagai identitas. Wireless Distribution System (WDS) juga mengharuskan setiap base
station untuk bisa melewatkan kepada lainnya didalam system.
Wireless Distribution
System (WDS) bisa juga direferensikan sebagai mode repeater karena dia bisa
tampak sebagai Bridge dan juga menerima wireless clients pada saat bersamaan
(tidak seperti system bridge tradisional). Tetapi perlu juga diperhatikan bahwa
throughput dalam metode ini adalah menjadi setengahnya untuk semua clients yang
terhubung secara wireless.
2.24. Mode koneksi
Wireless Distribution System (WDS) bisa digunakan dalam
dua jenis mode konekstivitas antar Access point yaitu:
Wireless
Bridging dimana komunikasi access points Wireless Distribution System hanya
satu dengan lainnya (antar AP) dan tidak membolehkan wireless clients lainnya
atau Station(STA) untuk mengaksesnya.
Wireless
repeater dimana access point berkomunikasi satu sama lain dan juga dengan
wireless Station (STA)
2.25. Kerugian WDS
Ada dua kerugian dalam system Wireless Distribution
System (WDS) ini:
Troughput efektif maksimum
adalah terbagi dua setelah transmisi pertama (hop) dibuat. Misalkan, dalam
kasus dua router dihubungkan system Wireless Distribution System (WDS), dan
komunikasi terjadi antara satu komputer yang terhubung ke router A dengan
sebuah laptop yang terhubung secara wireless dengan salah satu access point di
router B, maka troughputnya adalah separuhnya, karena router B harus
re-transmit informasi selama komunikasi antara dua belah sisi. Akan tetapi jika
sebuah komputer dikoneksikan ke router A dan notebook di koneksi kan ke router
B (tanpa melalui koneksi wireless), maka troughput tidak terbelah dua karena
tidak ada re-transmit informasi.
2.26.
Support Dynamic Inkripsi
Kunci inkripsi yang secara dinamis di berikan dan
dirotasi biasanya tidak disupport dalam koneksi Wireless Distribution System
(WDS). Ini berarti dynamic inkripsi WPA (Wi-Fi Protected Access) dan technology
dynamic key lainnya dalam banyak kasus tidak dapat digunakan, walaupun WPA
menggunakan pre-shared key adalah memungkinkan. Hal ini dikarenakan kurangnya
standarisasi dalam issue ini, yang mungkin saja di selesaikan dengan standard
802.11s mendatang. Sebagai akibatnya cukuplah kunci static WEP dan WPA yang
bisa digunakan dalam koneksi Wireless Distribution System, termasuk segala
station yang difungsikan sebagai access point WDS repeater. Akan tetapi
sekarang ini sudah banyak vendor yang telah engadopsi standard 802.11i dalam
produk access point mereka sehingga WPA / WPA2 adalah standard keamanan koneksi
mereka (setidaknya yang mereka claim).
Gambar dibawa ini adalah
access point yang dihubungkan dengan WDS Link point-to-point.
Gambar 2.8. WDS
Point to Point
(Sumber:
http://andybroo.blogspot.com/2013/11/pengertian-repeater-dan-fungsi-repeater.html)
2.27. Backbone Kabel
Wireless Distribution System, WDS
dapat membangun infrastrucktur wireless tanpa harus membangun backbone kabel
jaringan sebagai interkoneksi antar bridge. Wireless Distribution System fitur
memungkinkan kita membuat jaringan-2 wireless yang besar dengan cara membuat
link beberapa wireless access point dengan WDS Links. Wireless Distribution
System normalnya digunakan untuk membangun jaringan yang besar dimana menarik
kabel jaringan adalah tidak memungkinkan, alias mahal, terbatas, atau secara
fisik tidak memungkinkan untuk ditarik.
Gambar 2.9. WDS
Point to multipoint
(Sumber:
http://andybroo.blogspot.com/2013/11/pengertian-repeater-dan-fungsi-repeater.html)
Contoh
konfigurasi WDS Link yang menghubungkan Point to multi point WDS Link.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Metode Penelitian
Pada hakikatnya penelitian adalah suatu cara dari sekian
cara yang pernah ditempuh dilakukan dalam mencari kebenaran. Cara mendapat
kebenaran itu ditempuh melalui metode
ilmiah. Jadi tidak berlebihan apabila metode disebut sebagai strategi dalam
penelitian ilmiah (Subana dan Sudrajat, 2005).
3.2. Studi Kasus
Menurut Bogdan dan Bikien (1982) studi kasus merupakan
pengujian secara rinci terhadap satu latar atau satu orang subjek atau satu
tempat penyimpanan dokumen atau satu peristiwa tertentu .Surachrnad (1982)
membatasi pendekatan studi kasus sebagai suatu pendekatan dengan memusatkan
perhatian pada suatu kasus secara intensif dan rinci.Sementara Yin (1987)
memberikan batasan yang lebih bersifat teknis dengan penekanan pada
ciri-cirinya. Ary, Jacobs, dan Razavieh (1985) menjelasan bahwa dalam studi
kasus hendaknya peneliti berusaha menguji unit atau individu secara mendalarn.
Para peneliti berusaha menemukan semuavariabel yang penting
3.3. Tempat dan Waktu Penelitian
3.1.1.
Tempat Penelitian Kantor Bupati
Yalimo Provinsi Papua.
3.1.2.
Waktu Penelitian di laksanakan
bulan Januari sampai Maret
Tahun 2016.
3.4. Alat Yang Digunakan
Peralatan penelitian
yang digunakan adalah sebagai
berikut:
a) Komputer.
Sebuah komputer berfungsi untuk proses konfigurasi jaringan
b) Modem.
modem berfungsi sebagai
untuk koneksi ke internet.
c) Router Board MikroTik RB941-2nD /
MikroTik RouterOS Level 4.
Router
Board ini berfungsi sebagai server hotspot dan untuk manajemen jaringan,dengan
level standart yaitu OS Level 4. Dalam perancangan ini tidak dibutuhkan fitur
yang banyak, oleh karena itu tidak dibutuhkan level tinggi untuk rancangan ini
dan juga dengan harga yang
terjangkau.
d) Access Point.
AP
berfungsi sebagai media jaringan hotspot. Perangkat yang digunakan adalah
Ubiquiti NanoStation M2 dengan power yang cukup besar dan berkualitas tinggi.
e). Kabel
jaringan secukupnya.
Kabel UTP Cat6e digunakan untuk penghubung jaringan dan
juga power untuk koneksi AP ke POE dan Router. Dengan merek AMP original agar
penggunaan bisa dalam jangka waktu yg lama dan untuk mengurangi masalah pada
koneksi kabel.
f).
Winbox
Winbox
merupakan aplikasi remote yang di keluarkan mikrotik sendiri, berfungsin untuk
mempermudah konfigurasi router dengan tampilan windows.
g).
software wifi analyzer
wifi analyser adalah untuk pengujian
untuk memastikan kekuatan sinyal
h).
Mozilla Firefox
Mozilla berfungsi untuk percobaan browsing pada saat
request access internet hingga muncul halaman login.mpilan windows.
3.5. Metode
Pengumpulan data
Adapun cara yang digunakan untuk mengumpulkan data
informasi yang digunakan dalam penulisan
ini adalah sebagai berikut:
1.
Interview/Wawancara
Penulis melakukan wawancara
atau tanya jawab secara langsung
dengan selaku kepala bagian Humas dan Protokol Kantor Bupati Yalimo Bapak Drs. Demianus Wakman. M.Si, melakukan
tanya jawab tentang masalah jaringan komputer yang sementara digunakan di
Kantor Bupati Yalimo.
2.
Observasi
Penulis melakukan
pengamatan terhadap semua kegiatan yang
dilakukan selama penelitian, serta mengambil dokumentasi dan membantu
mengetik di Kantor Bupati Yalimo bagian Humas
3.6. Konfigurasi Jaringan dan Pengujian
Penulis melakukan konfigurasi sesuai dengan rencana
penelitian, setelah dilakukan konfigurasi selanjutnya penulis melakukan
pengujian kualitas internet terhadap kualitas sinyal dari jaringan yang dibuat.
Gambaran Umum Jaringan Yang
Akan dibuat
Gambar 3.1
Topologi Jaringan
Sumber:Hasil
olaha
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Analisis Hasil
4.1.1 Identifikasi Masalah
Kabupaten Yalimo adalah sebuah Kabupaten di Provinsi
Papua. Kabupaten ini dibentuk pada tanggal 4 Januari 2008 berdasarkan undang
undang nomor 4 tahun 2008, bersama-sama dengan 5 Kabupaten lainnya di Provinsi
Papua. Kabupaten Yalimo dimekarkan dari Kabupaten Jayawijaya, Kabupaten Yalimo
mempunyai luas 1.253m2 dengan total penduduk 34.057 jiwa. Kantor Bupati Yalimo
terletak di sebuah distrik di Kabupaten Yalimo yaitu distrik Elelim, akses ke
Kabupaten Yalimo saat ini masih mengandalkan perhubungan udara dan darat
Wamena-Jayapura.
Gambar 4.1
Kantor Bupati Yalimo Provinsi Papua
Kantor Bupati Yalimo seperti
terlihat di Gambar 4.1 memiliki 25 Komputer yang terdiri atas 15 desktop/PC dan
10 laptop. Jaringan yang berjalan masih menggunakan wired LAN dan jaringan yang
ada hanya mencakup bagian hubungan
masyarakat yang terletak di bagian belakang bangunan Kantor Bupati
Yalimo sehingga cakupan area jaringan komputer tidak terkoneksi ke seluruh
komputer yang ada di Kantor Bupati yang berjumlah 25 komputer. Adapun Topologi yang digunakan di Kantor
Bupati Yalimo seperti pada gambar 4.1
Gambar 4.2
Topologi Jaringan Sebelum Menggunakan WDS
Sumber: Hasil
olahan
Berdasarkan analisis masalah yang
terjadi selama observasi di Kantor Bupati Yalimo, saat ini jaringan komputer
yang ada di Kantor Bupati Yalimo memiliki beberapa kelemahan yaitu: (1)Switch jaringan yang ada di Kantor
Bupati Yalimo hanya berjumlah 5 port dan keseluruhan port sudah terisi
penuh.(2) Tidak semua komputer di Kantor Bupati Yalimo terkoneksi dengan
jaringan komputer karena kurangnya port switch yang tersedia.(3) Proses
pertukaran data di Kantor Bupati Yalimo masih dengan cara manual sehingga
memerlukan waktu yang lebih lama. (4) Belum diterapkannya jaringan wireless di
Kantor Bupati Yalimo sehingga setiap komputer yang terkoneksi jaringan harus
menggunakan kabel jika ingin terhubung ke jaringan.(5) Luasnya lokasi sehingga
tidak memungkinkan untuk perluasan jaringan kabel.
4.1.2. Alternatif Pemecahan Masalah
Setelah dilakukan survei dan wawancara penulis memberikan
usulan: (1) Membangun Jaringan Wireless di Kantor Bupati Yalimo.(2) Perluasan
jangkauan jaringan menggunakan metode Wireless Distribution Sistem (WDS).(3)
Jaringan bisa dihubungkan dengan kantor SKPD terdekat.(4) Perlu dibangun server
FTP (file transfer protocol) sebagai pusat penyimpanan data.
4.2. Design Jaringan dengan WDS
Topologi jaringan yang digunakan di Kantor Bupati Yalimo
masih menggunakan topologi standart dan masih terbatas pada beberapa komputer.
Design topologi jaringan wireless dengan wireless distribution sistem
menggunakan 2 buah wireless Access Point TP-LINK dan 1 buah server FTP yang difungsikan
sebagai pusat penyimpanan data. Berikut adalah topologi WDS yang digunakan pada
Kantor Bupati Yalimo.
Gambar 4.3
Topologi Jaringan Wireless Distribution Sistem
Sumber Hasil
olahan
4.2.1. Perancangan Cakupan Sinyal
Cakupan sinyal diukur dan digambarkan dalam denah kantor
Bupati, sehingga memudahkan dalam penempatan perangkat jaringan seperti
wireless access point dan perangkat lainnya. Adapun cakupan sinyal seperti
terdapat pada gambar.
Gambar 4.4.
Cakupan Area menggunakan WDS
Sumber Hasil
olahan
Berdasarkan cakupan area yang terdapat dalam gambar, WDS
area bisa mencakup seluruh ruangan sehingga pengguna yang menggunaan laptop
lebih mudah dalam mengakses jaringan Kantor Bupati Yalimo. Jaringan kabel tetap
digunakan dan dipergunakan untuk PC yang terhubung dalam jaringan sehingga
jaringan kabel bisa berkomunikasi dengan jaringan wireless yang dibangun.
4.3. Hardware
Hardware yang dibutuhkan dalam penerapan jaringan WDS di
Kantor Bupati Yalimo:
4.3.1. Router
Router yang digunakan adalah router mikrotik RB 951
sebanyak satu buah router
Table 4.1. Spesifikasi Router
Spesifikasi
|
|
Product
Cote
|
RB951-2n
|
architecture
|
MIPS-BE
|
Cpu
|
AR9331 300
MHz
|
Main
Storage/NAND
|
64MB
|
RAM
|
32MB
|
LAN Ports
|
5
|
Integrated
Wireless
|
1
|
Wireless
Standarts
|
802.11 bg/n
|
Wireless Tx
Power
|
17dbm
|
Power Jack
|
8-30V
|
Temperature
Range
|
-20C:+50C
|
routerOS
License
|
LEVEL14
|
4.3.2. Wireless Access Point
Wireless Access Point yang
digunakan adalah Wireless Access Point TP-Link sebanyak 2 buah Access Point.
Table 4.2 Spesifikasi
Access Point
Interface
|
10/100Mbps
Auto-Sensing RJ45 Port (Auto. MDI/MDIX, Passive PoE)
|
Freguency
|
2.4-2.48
35GHz
|
Wireless
Modes
|
Ap
Mode,Multti-SSID Mode,Chlient Mode,Repeater Mode (WDS/Universal),Bridge Mode
|
Wireless
Functions
|
WDS Bridge,
WMM
|
External
Power Supply
|
9VDS/0.6A
|
4.4. Implementasi Jaringan Nirkabel dengan
Wireless Distribution Sistem
4.4.1. Konfigurasi jaringan
Di dalam konfigurasi jaringan Wireless Distribution
Sistem yang dibangun di Kantor Bupati Yalimo terdapat dua access point yang
akan memencarkan sinyal SSID yang sama, client bisa terkoneksi ke Access Point mana-pun
tergantung dari kualitas sinyal access point yang paling bagus dari sisi
client. Ketika client berpindah lokasi dari cakupan area access point maka secara
otomatis akan berpindah ke access point yang menjangkau client tersebut. Untuk
konfigurasi pada wlan1, masuk ke menu wireless > wds isi dengan wds mode:
dynamic an WDS default Bridge dengan Bridge yang dibuat sebelumnya seperti yang
terlihat pada gambar.
Gambar 4.5
Konfigurasi WDS
Sumber:dari
program Mkrotik/windokx
4.4.2. Konfigurasi Wireless Access Point
Masuk ke browser dan ketika IP 192.168.0.254 pada menu
login masukan username: admin dan password: admin seperti terlihat dalam gambar
Gambar 4.6
Tampilan Login ke Wireless AP
Sumber: dari
program Mkrotik/windokx
Tampilan awal
seting Wireless AP, pilih menu quick setup untuk melakukan seting dengan cepat
seperti terlihat pada gambar 4.10
Gambar 4.7
Tampilan Quick Setup
(Sumber:dari
program Mkrotik/windokx
Pada kolom tipe pilih static IP, selanjutnya masukan IP
sesuai dengan yang akan di konfigurasi dalam jaringan.
Gambar 4.8
Konfigurasi
(Sumber: dari
program Mkrotik/windokx)
3.7. Pengujian WDS
Pengujian dilakukan dengan mengelilingi kantor bupati dan
memasuki satu-satu semua ruangan, setiap masuk ke ruangan menunggu waktu 10
detik jeda untuk memastikan kekuatan sinyal yang ada dalam ruangan. Pengujian
dilakukan dengan menggunakan software wifi analyzer. Berdasarkan pengujian
dengan menggunakan wifi analyzer sebelum menggunakan WDS ada beberapa ruangan
yang tidak mendapat sinyal sama sekali, dan setelah menggunakan wi fi analyzer
hasil tercantum sesuai dengan tabel 4.1.
Di bawah ini adalah
gambaran untuk meneteksi atau melihat kekuatan sinyal
Gambar 4.9.
pengujian sinyal
Berdasarkan pengujian dengan menggunakan wifi analyzer
sebelum menggunakan WDS ada beberapa ruangan yang tidak mendapat sinyal sama
sekali, dan setelah menggunakan wi fi analyzer hasil tercantum sesuai dengan
tabel dibawah.
Tabel 4.3. Besaran Sinyal
Setiap Ruangan
Sumber Hasil olahan
No
|
Ruangan
|
Besaran Kekuatan Satuan (dbm)
|
1
|
Ruangan Bupati
/ Wakil Bupati
|
55
|
2
|
Aula
|
61
|
3
|
Ruangan Sekda
|
65
|
4
|
Ruangan Kabag I
|
72
|
5
|
Ruangan Kabag
II
|
65
|
6
|
Ruangan Kabag
III
|
65
|
7
|
Ruangan Kabag
IV
|
62
|
8
|
Ruangan Kabag V
|
57
|
9
|
Ruangan Ass I
|
61
|
10
|
Ruangan Ass II
|
60
|
11
|
Ruangan Ass III
|
57
|
12
|
Parkiran
|
75
|
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Setelah dilakukan analisa implementasi, dan pengujian
jaringan WDS di Kantor Bupati Yalimo, maka penulis mengambil kesimpulan sebagai
berikut. Penggunaan jaringan wireless sangat berguna dalam hal kemudahan
konfigurasi setiap client dan, jaringan wireless berbasis WDS tidak memerlukan
kabel utama atau backbone sehingga penempatan access point bisa di sembarang
tempat.
5.2. SARAN
Saran yang dapat diambil dari sistem jaringan ini adalah.
1.
Penambahan
Access Point untuk jaringan WDS yang dibuat
sebaiknya menggunakan tipe dan merek yang sama demi memudahkan
konfigurasi jaringan di Kantor Buapati Yalimo.
2.
Access
point diletakkan per lantai, agar memperoleh kualitas signal yang maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Alif Subardono, Lukito Edi Nugroho, dan Sujoko Sumaryono,
2008, Analisis Performa Wireless DistributionSystem Konfigurasi Star, Chain,
Loop, dan Mesh untuk Hotspot Area, Tesis Pascasarjana Teknik ElektroUniversitas
Gadjah Mada. Yogyakarta.
Anonim, 2002, Orinoco Technical Bulletin 046/A : Wireless
Distribution System, Orinoco.
Anonim, Mikrotik RouterOS v2.9 Reference Manual,
Mikrotik, Latvia. Cesdraschi, Nicolas, Mobile WLAN Access Point for The ETH
Shuttle Bus. Geier Eric, 2007, Wi-Fi Hotspots, Cisco Systems, Inc. Cisco Press.
Gunawan, Arief Hamdani. 2003, Komunikasi Data via IEEE
802.11, Dinastindo. Jakarta.
Peterson, Larry L. dan Davie Bruce S., 2003, Computer
Network : A System Approach, 3rd
edition, Morgan Kaufmann Publishers, San Fransisco.
Purbo, Onno W., 2006, Buku Pegangan Internet Wireless dan
Hotspot, Elexmedia, Jakarta.
Purbo, Onno W., 2003. Teknologi Wireless Internet dengan
Kecepatan Tinggi, Komunitas Wireless Bocor.Indonesia.
Ranvier, Sylvain, Path Loss Models, Helsinki University
Of Technology. Setio, E. Dewo, 2003, Bandwidth dan Throughput,
http://www.IlmuKomputer.com.
Sinambela, Joshua M., 2004, Tutorial Setting up MeshAP
Wireless Distribution System. Yogyakarta.
Stig Erik Arnesen dan Kjell Åge Håland, 2001, Modelling
of coverage in WLAN, Master of Engineering in Yoga, Adyatama,
Perbedaan Mode Wireless, http://mikrotik.co.id/artikel_lihat.php?id=47, Diakses
pada 13 November 2015 Pukul 14.00
WIB dahulu.(Imam Cartealy,2013). Brett Steward. Hotspot
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Gambar
.Struktur Kantor Bupati Yalimo
Gambar 1.depan Kantor Bupati Yalimo
Gambar 2. Samping Kanan gambar 3. Samping Kiri
Gambar 4.Bagian Belakang.