PROPOSAL PERANCANGAN JARINGAN WIRELESS DISTRIBUTION SYSTEM DI KAB YALIMO PAPUA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Keberadaan suatu sistem jaringan lokal nirkabel atau WLAN (Wireless Local Area
Network) sangat membantu manusia yang kini tingkat mobilitasnya semakin tinggi
di dalam kemudahan untuk melakukan koneksi terhadap internet maupun pertukaran
data.
Dahulu untuk
melakukan koneksi ke internet kebanyakan orang menggunakan kabel, tetapi
sekarang ini untuk koneksi ke internet sudah bisa menggunakan wireless.
Dibandingkan dengan menggunakan media kabel, wireless banyak sekali keuntungan
diantaranya user bisa melakukan
koneksi internet kapan saja dan dimana saja asal masih berada dalam ruang
lingkup area, selain itu dalam segi biaya pembangunan, wireless jauh lebih
murah bila dibandingkan dengan kabel.
WLAN bekerja dengan menggunakan gelombang radio.
Yang mana hal ini dilakukan oleh Access
Point (AP) yang mengatur komunikasi pada setiap wireless station pada areal
cakupan. Station juga saling berkomunikasi satu dengan lainnya melalui AP, jadi
proses komunikasi antar station dapat disembunyikan antara satu dengan lainnya.
Dalam hal
ini AP berfungsi sebagai relay. diantara AP dihubungkan melalui cara
pengkabelan, jika cakupan wilayahnya masih di dalam satu lingkungan tentu hal
ini tidak menjadi masalah, akan tetapi bagaimana jika cakupan wilayah yang
sudah sedemikian luas, hal inilah yang akan menyulitkan di kompleks kantor
Bupati Yalimo di kabupaten Yalimo Propinsi Papua, jika masih menggunakan teknik
pengkabelan di dalam menghubungkan AP dan juga berdampak terhadap pembiayaan,
hal ini dikarenakan kantor Bupati Yalimo terdiri dari tiga lantai.
Untuk
memperluas jangkauan sinyal radio yang dihasilkan AP sampai ke kantor Satuan
Kerja Perangkat Daerah sekitar Kantor Bupati Yalimo tanpa lagi menggunakan
kabel, maka dibutuhkan sebuah sistem yang mampu mendistribusikan antara sinyal
yang dipancarkan oleh satu AP dengan AP lainnya. Untuk mengatasi permasalahan
tersebut, maka diperlukan suatu teknik yaitu Wireless Distribution System (WDS).
WDS dapat diterapkan diberbagai instansi maupun
perusahaan di negara-negara maju untuk mengoneksikan antara satu infrastructure
jaringan dengan infrastructure jaringan lainnya yang jaraknya berjauhan dan
tidak disarankan jika jaringan tersebut menggunakan kabel untuk mengoneksikan jaringannya. Berdasarkan permasalahan diatas dengan ini penyusun mengajukan judul “Perancangan
Dan Konfigurasi Jaringan Wireless Dengan Konsep Wireless Distribution System (WDS) Di Kantor Bupati Yalimo Provinsi Papua”
1.2
Rumusan
Masalah
Berdasarkan uraian
dari latar belakang, maka permasalahan yang diangkat dalam penelititian ini adalah :
a)
Bagaimana membangun jaringan wireless dengan metode wireless distribution system (WDS).
b)
Bagaimana mengatasi
lemahnya sinyal wireless dengan menambah repeater sebagai penguat sinyal.
1.3
Batasan Masalah
Adapun batasan
masalah yang akan dibahasa dalam penelitian ini adalah bagaimana membangun
jaringan wireless dengan menggunakan Access Point sebagai Hotspot. Serta
bagaimana mengatasi pelemahan sinyal dalam jaringan wireless.
1.4
Tujuan
Penelitian
a) Rancang bangun jaringan wireless dengan metode wireless distribution system (WDS)
b) Mengetahui cara mengatasi lemahnya sinyal wireless
dengan menambah repeater sebagai penguat sinyal
1.5
Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan adalah :
a) Mengetahui konsep jaringan Wireless
serta konfigurasinya.
b) Mengetahui kelebihan dan kekurangan menggunakan topologi Wireless
Distribution System (WDS).
1.6
Sistematika Penulisan
Mendapat gambaran
yang lebih luas, dan menyeluruh tentang isi
proposal maka di muat ke dalam III bab yang urutannya dapat di lihat pada sistematika penulisan.
BAB I: PENDAHULUAN
Bab ini berisi latar belakang, rumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian dan
sistematika penulisan.
BAB
II: TINJAUAN PUSTAKA
Bab
ini berisi uraian beberapa landasan teori pengertia jaringan komputer,
pengertian Local
Area Network, Jaringan TCP/IP, Wireless
Network, Wireless Distribution System (WDS)
BAB III : METODE PENELITIAN
Bab ini menguraikan
tentang pembahasan metode penelitian yang berkaitan dengan perancangan dan konfigurasi jaringan
wireless,dengan konsep wireless distribution system (WDS) di Kantor Bupati Yalimo.
BAB IV: HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini akan dibahas tentang
hasil penelitian dan hasil pengujian yang dilakukan terhadap jaringan.
BAB V :
PENUTUP
Berisi kesimpulan
dan saran-saran.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Jaringan
Komputer
Sebuah jaringan terdiri dari
2 atau lebih komputer yang saling berhubungan antara satu dengan yang lain, dan
saling berbagi informasi. Konsep jaringan komputer lahir pada tahun 1940-an di
Amerika, dari group riset Harvard University yang dipimpin oleh Profesor H.
Aiken. Pada mulanya proyek tersebut hanyalah ingin memanfaatkan sebuah
perangkat komputer yang harus dipakai bersama. Untuk mengerjakan beberapa
proses tanpa banyak membuang waktu kosong maka dibuatlah proses beruntun (Batch
Processing), sehingga beberapa program bisa di jalankan dalam sebuah komputer
dengan kaidah antrian. Ada beberapa jenis jaringan, yaitu :
1.
Local Area Network (LAN)
LAN
adalah jaringan yang dibatasi oleh area yang relatif kecil, umumnya dibatasi
oleh area lingkungan.
2. Metropolitan Area Network (MAN)
MAN
biasanya meliputi area yang lebih besar dari LAN, misalnya antar wilayah dalam
satu propinsi yang menggabungkan jaringan LAN.
3. Wide Area Network (WAN)
WAN
adalah jaringan yang lingkupnya biasanya sudah menggunaka sarana satelit
ataupun kabel bawah laut.
2.2 JARINGAN NIURKABEL
pada artikel kali ini saya akan membahas tentang WLAN
atau lebih disebut dengan wireless LAN yang mana akan diterangkan beberapa sub
diantaranya:
Perbedaan WPAN dan WLAN
Wireless Local Area Networks (WLANs)
Teknologi WLAN membolehkan pengguna untuk membangun jaringan nirkabel dalam
suatu area yang sifatnya lokal (contohnya dalam lingkungan gedung kantor,
gedung kampus atau pada area publik seperti bandara atau kafe). WLAN dapat
digunakan pada kantor sementara atau yang mana instalasi kabel permanen tidak
diperbolehkan. Atau WLAN terkadang dibangun sebagai suplemen bagi LAN yang
sudah ada, sehingga pengguna dapat bekerja pada berbagai lokasi yang berbeda
dalam lingkungan gedung.
Dalam infrastruktur WLAN, stasiun wireless
(peranti dengan network card radio atau eksternal modem) terhubung ke access
point nirkabel yang berfungsi sebagai bridge antara stasiun-stasiun dan network
backbone.Pada tahun 1997, IEEE meng-approve standar 802.11 untuk WLAN, yang
mana menspesifikasikan suatu data transfer rate 1 sampai 2 megabits per second
(Mbps). Di bawah 802.11b, yang mana menjadi standar baru yang dominan saat ini,
data ditransfer pada kecepatan maksimum 11 Mbps melalui frekuensi 2.4 gigahertz
(GHz). Standar yang lebih baru lainnya adalah 802.11a, yang mana
menspesifikasikan data transfer pada kecepatan maksimum 54 Mbps melalui
frekuensi 5 GHz.
2.3 Wireless
Personal Area Networks (WPANs)
Teknologi WPAN membolehkan pengguna untuk membangun suatu jaringan nirkabel (ad hoc) bagi peranti sederhana, seperti PDA, telepon seluler atau laptop. Ini bisa digunakan dalam ruang operasi personal (personal operating space atau POS). Sebuah POS adalah suatu ruang yang ada disekitar orang, dan bisa mencapai jarak sekitar 10 meter. perbedaan WPAN dan WLAN
Teknologi WPAN membolehkan pengguna untuk membangun suatu jaringan nirkabel (ad hoc) bagi peranti sederhana, seperti PDA, telepon seluler atau laptop. Ini bisa digunakan dalam ruang operasi personal (personal operating space atau POS). Sebuah POS adalah suatu ruang yang ada disekitar orang, dan bisa mencapai jarak sekitar 10 meter. perbedaan WPAN dan WLAN
a. Wireless
PAN (WPAN)
Wireless Personal Area Network (WPAN) adalah jaringan wireless dengan jangkauan area yang kecil. Contohnya Bluetooth, Infrared, dan ZigBee.
Wireless Personal Area Network (WPAN) adalah jaringan wireless dengan jangkauan area yang kecil. Contohnya Bluetooth, Infrared, dan ZigBee.
b. Wireless
LAN (WLAN) / Wifi
Wireless Local Area Network (WLAN) atau biasa disebut Wifi memiliki jangkauan yang jauh lebih luas dibanding WPAN. Saat ini WLAN mengalami banyak peningkatan dari segi kecepatan dan luas cakupannya. Awalnya WLAN ditujukan untuk penggunaan perangkat jaringan lokal, namun saat ini lebih banyak digunakan untuk mengakses internet. Aplikasi WLAN untuk kebutuhan SOHO secara detail meliputi arsistektur, perangkat dan administrator.
Wireless Local Area Network (WLAN) atau biasa disebut Wifi memiliki jangkauan yang jauh lebih luas dibanding WPAN. Saat ini WLAN mengalami banyak peningkatan dari segi kecepatan dan luas cakupannya. Awalnya WLAN ditujukan untuk penggunaan perangkat jaringan lokal, namun saat ini lebih banyak digunakan untuk mengakses internet. Aplikasi WLAN untuk kebutuhan SOHO secara detail meliputi arsistektur, perangkat dan administrator.
SOHO (Small office – Home office) adalah istilah yang
mengacu pada bisnis atau usaha kecil yang dilakukan di rumah. Ada beberapa
keuntungan yang bisa didapat dengan menggunakan konsep ini, antara lain :
Kita bisa menghemat waktu perjalanan dan menghindari kemacetan
yang menjadi bagian kehidupan kota-kota besar. Kita bisa lebih fleksibel dalam
mengatur waktu dan bisa menjadikannya part-time dari pekerjaan utama
kita. Suasana kantor dirumah menjadi nyaman karena rumah kita sendiri dan dekat
dengan kehangatan keluarga.
Perangkat :
·
AP (Access
Point)
·
Switch
·
Modem-router
·
PC
·
NIC Ethernet
·
Cable
Administrator jaringan : Administrator jaringan bertugas
untuk mengatur jalannya data pada jaringan agar tetap lancar dan mengamankan
segala sesuatu yang membahayakan data-data yang melewati jalur tersebut. Dengan
memastikan bahwa hal tersebut bisa di manage dengan baik, maka tugas
administrator bisa dikatakan baik. Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan administrator dalam
mengamankan suatu sistem jaringan wireless
Merubah nama Service Set
ID (SSID)
Merubah password
adminitrator
Membatasi ujian untuk
mengkonfigurasi Access Point secara remote
Gunakanlah pengaman
(berupa enkripsi) pada jaringan wireless.
Mematikan broadcast SSID
(blok broadcast SSID).
Lakukanlah filter MAC
Address (MAC Address Filtering)
Proses koneksi jaringan
WLAN antara AP dengan station
Wireless Distribution System (WDS)
memungkinkan jaringan wireless dikembangkan
menggunakan beberapa access point tanpa harus memerlukan backbone kabel jaringan untuk
menghubungkan mereka, seperti cara tradisional. Keuntungan yang bisa kelihatan
dari Wireless Distribution Systemdibanding solusi lainnya adalah bahwa dengan Wireless
Distribution System, header MAC address dari paket traffic tidak berubah antar
link access point. Suatu access point bisa menjadi sebuah station utama, relay,
atau remote base station.
2.4 Pengertian Access Point
1. Access Point adalah sebuah perangkat jaringan yang berisi sebuah
transceiver dan antena untuk transmisi
dan menerima sinyal ke dan dari clients remote.
2. Access point adalah adalah perangkat,
seperti router nirkabel / wireless,
yang memungkinkan perangkat nirkabel untuk terhubung ke jaringan.
3. Access Point dalam jaringan
computer adalah sebuah jalur akses nirkabel (Wireless
Access Point atau AP) adalah perangkat komunikasi nirkabel yang
memungkinkan antar perangkat untuk terhubung ke jaringan nirkabel dengan
menggunakan Wi-Fi, Bluetooth atau standar terkait.
4. Access Point adalah perangkat yang digunakan untuk
membuat koneksi wireless pada sebuah jaringan.
2.5 Fungsi Access Point
1. Mengatur supaya AP dapat berfungsi sebagai DHCP server
2. Mencoba
fitur Wired Equivalent Privacy (WEP) dan Wi-Fi
Protected Access(WPA)
3. Mengatur akses berdasarkan MAC Address device pengakses
4. Sebagai Hub/Switch yang bertindak untuk menghubungkan jaringan lokal dengan jaringan wireless/nirkabel
3. Mengatur akses berdasarkan MAC Address device pengakses
4. Sebagai Hub/Switch yang bertindak untuk menghubungkan jaringan lokal dengan jaringan wireless/nirkabel
2.6 Wireless
Distribution System (WDS)
Wireless
Distribution System (WDS) yang disebut juga sebagai Wireless Repeater
merupakan sistem untuk mengembangkan jaringan nirkabel tanpa harus menggunakan
kabel sebagai backbone untuk access point, melainkan memanfaatkan jalur
nirkabel dari access point. Kekurangan repeater adalah bisa mengurangi
performansi wireless LAN.
Repeater harus menerima dan mengirimsetiap frame
pada kanal radio yang sama, mengakibatkan terjadinya peggandaan jumlah trafic
pada jaringan. Hal ini terjadi jika digunakan banyak repeater. Untuk contoh
tipologi WDS dapat dilihat pada
Gambar
2.1
Gambar
2.1 Topologi WDS
2.7 Pengertian WDS
Sebuah Distribusi Wireless System (WDS) adalah sistem yang memungkinkan interkoneksi
nirkabel jalur akses dalam jaringan IEEE 802.11. Hal ini memungkinkan jaringan
nirkabel yang akan diperluas menggunakan beberapa jalur akses tanpa memerlukan
backbone kabel untuk menghubungkan mereka, seperti yang secara tradisional
diperlukan. Keuntungan terkemuka dari WDS
di atas.
Jalur akses dapat berupa stasiun
pangkalan utama, relay atau remote. Sebuah stasiun pangkalan utama biasanya
dihubungkan ke kabel Ethernet. Sebuah base station relay data antara stasiun
pangkalan terpencil, klien nirkabel atau stasiun relay lain untuk baik utama
atau base station lain relay. Sebuah stasiun pangkalan terpencil menerima
koneksi dari klien nirkabel dan melewati mereka ke stasiun relay atau utama.
Sambungan antara “klien” yang dibuat dengan menggunakan alamat MAC daripada
dengan menentukan tugas-tugas IP.
Semua BTS Distribusi Sistem Wireless harus dikonfigurasi untuk menggunakan
saluran radio yang sama, metode enkripsi (none, WEP, atau WPA) dan kunci
enkripsi yang sama. Mereka mungkin dikonfigurasi untuk pengidentifikasi set
layanan yang berbeda. WDS juga
mensyaratkan bahwa setiap stasiun pangkalan dikonfigurasi untuk meneruskan
kepada orang lain dalam sistem.
WDS juga
dapat disebut sebagai repeater mode karena muncul untuk menjembatani dan
menerima klien nirkabel pada waktu yang sama (tidak seperti tradisional
bridging). Namun, dengan metode ini, throughput yang dibelah dua untuk semua
klien yang terhubung secara nirkabel.
Implementasi WDS mungkin tidak kompatibel antara produk yang berbeda (bahkan
kadang-kadang dari vendor yang sama) karena tidak disertifikasi oleh [rujukan?]
Wi-Fi Alliance. Teknis WDS dapat digunakan untuk menyediakan
dua mode wireless AP untuk
konektivitas-AP:Wireless Bridging di
mana WDS AP yang berkomunikasi hanya
dengan satu sama lain dan tidak mengizinkan klien nirkabel atau Stasiun (STA)
untuk mengaksesnya.
Mengulangi wireless di mana AP yang berkomunikasi satu sama lain dan
dengan Stas nirkabel. Dua kekurangan untuk WDS
digunakan adalah. Throughput efektif maksimum nirkabel dibelah dua setelah
retransmission pertama (hop) yang
dibuat. Misalnya, dalam kasus dua router terhubung melalui WDS, dan komunikasi dilakukan antara komputer yang terhubung ke
router dan laptop yang terhubung secara nirkabel menggunakan jalur akses router,
throughput ini dibagi dua, karena router harus mengirim ulang informasi yang
selama komunikasi dari dua sisi.
Namun, dalam hal komunikasi
antara komputer yang terhubung ke router dan komputer yang terhubung ke router
B, throughput tidak dibelah dua karena tidak ada perlu Retransmit informasi.
Ditetapkan secara dinamis dan diputar kunci enkripsi
biasanya tidak didukung dalam koneksi WDS.
Ini berarti bahwa dinamika Wi-Fi
Protected Access (WPA) dan tugas lainnya yang dinamis teknologi kunci dalam
banyak kasus tidak dapat digunakan, meskipun WPA menggunakan kunci pre-shared
adalah mungkin.
Hal ini disebabkan kurangnya standarisasi
di bidang ini, yang dapat diselesaikan dengan standar 802.11s mendatang.
Akibatnya hanya WEP atau WPA kunci statis dapat digunakan dalam koneksi WDS,
termasuk Stas yang asosiasi menjadi WDS
AP berulang. Apple baru-baru ini BTS memungkinkan WDS dengan WPA, meskipun
dalam beberapa kasus firmware update yang diperlukan.
Firmware untuk Renasis SAP36g Super Access Point dan sebagian
pihak ketiga firmware untuk Linksys WRT54G
(S) / GL mendukung enkripsi AES menggunakan WPA2-PSK Campuran keamanan Mode, dan enkripsi TKIP menggunakan WPA-PSK,
ketika beroperasi dalam mode WDS.
Namun, modus ini mungkin tidak kompatibel dengan unit lain yang berjalan saham
atau firmware alternatif.
2.8 Masalah Jaringan Wireless
Sebelum kita membahas masalah
jaringan wireless, terlebih dahulu kita juga harus mengerti bagaimana proses
terjadinya koneksi wireless clients kepada jaringan
wireless. Hal ini sangat membantu sekali
dalam kita melakukan troubleshooting.
Pada
artikel sebelumnya tentang cara melakukan troubleshooting
jaringan, artikel ini sebenarnya
merupakan kelanjutan dari artikel tersebut, akan tetapi disini akan focus pada masalah
jaringan wireless. Seiring semakin banyaknya pemakai wireless network ini, wireless
problems sudah menjadi sesuatu yang sering dihadapi dan dipertanyakan.
2.9 Proses koneksi wifi
Berikut adalah proses atau langkah
terjadinya suatu koneksi wireless yang perlu dipahami yang akan sangat membantu
kita dalam menyelesaikan masalah.
2.
Memilih wireless access
points
3.
Proses authentikasi terhadap
wireless AP yang dipilih
4.
Proses koneksi terhadap
wireless AP yang dipilih
2.9.1 Scanning wireless AP
Computer berbasis XP atau Vista yang mempunyai wireless adapter active yang
supports Wireless Auto Configuration,
akan selalu melakukan scanning adanya wireless AP pada jangkauannya setiap 60
sec. Saat scanning, wireless adapter mengirim sederetan frame Probe Request.
Sementara itu wireless AP yg ada pada jangkauan wireless adapter yg sedang
melakukan scanning adanya wireless AP, juga mengirim frame Probe response
yang memuat capabilitas wireless AP seperti speed yang disupport serta opsi2
security lainnya.
Gambar 2.2
Topologi WDS
Kita
menganggap komputer mengalami masalah koneksi wifi jika tidak mendapatkan
satupun wireless AP dalam jangkauan roamingnya.
2.9.2 Memilih suatu wireless AP
Dari frame Probe Response yang
diterima, wireless client memilih wireless AP dimana ia akan mencoba melakukan
authentikasi dan koneksi. Wireless client menggunakan faktor2 berikut saat
menentukan wireless AP yang mana yang harus dipilih:
1.
Capabilitas
wireless AP
Wireless AP memperkenalkancapabilitasnya didalam frame
Probe response. Jika wireless clients tidak mendukung capabilitas yang
diperkenalkan di dalam Probe response tersebut maka wireless client mengalami
masalah jaringan wireless – tidak bisa memilih wireless AP. Misal wireless AP
diactivekan security WPA2 sementara wireless clients tidak support WPA2 (wireless device 802.11b/g tidak support) maka
wireless client tidak bisa memilih wireless AP tersebut. kita menganggapnya ada
wireless problems.
2.
Nama
jaringan wireless (SSID) cocok dengan jaringan preferencenya
Windows XP wireless auto
configuration memelihara daftar jaringan
wireless yang kita pilih (preferred wireless network). jika nama wireless
network SSID tidak cocok dengan yang ada dalam daftar nama2 SSID yang ada, maka
default Windows tidak bisa terhubung ke wireless AP. Jika clients wireless
menerima beberapa Probe response yang ada dalam daftar nama SSID, maka client
wireless memilih menurut urutan tertinggi dalam daftar preferred SSID.
Jika
nama2 wireless network SSID dari frame Probe response yang diterima tidak cocok
dengan jaringan dalam daftar preference, Windows akan memunculkan pesan “One or
more wireless networks are available” atau “Connect to a wireless network”.
jika user mengklik pesan ini, maka user memilih koneksi ke jaringan wireless
baru.
3.
Kekuatan
signal
Wireless
clients adapter memilih wireless AP dengan
signal terkuat dari daftar nama2 SSID yang ada yang paling tinggi dalam daftar preference wireless name
2.9.3 Proses
authenticasi terhadap wireless AP yang dipilih
Setelah memilih wireless AP yang
akan dikoneksikan, proses selanjutnya adalah proses authentikasi. Jenis
authentikasi tergantung capabilitas security wireless AP dan bagaimana client
dikonfigure untuk melakukan authentikasi jaringan wireless.
Jika anda menambahkan wireless
network dari tab Wireless network pada property wireless connection anda, maka by default adalah open system
authentication dan kemudian IEEE 802.1X. Jika anda mengkoneksikan lewat dialog
box Connect to Wireless Network atau Choose a wireless network,
maka setting authentikasi ditentukan dari capabilitas frame Probe response wireless AP. Windows XP /Vista dapat
menentukan dari frame probe response
apakah menggunakan open system authentication tanpa encryption, opensystem
authentication dengan inkripsi WEP, authentication WPA-PSK,
ataupun authentication WPA2-PSK. Sering terjadi masalah jika gagal melakukan
proses authentikasi ini.
2.9.4 Proses koneksi terhadap wireless
AP yang dipilih
Setelah
selesai melakukan proses aythentication, wireless adapter dan wireless AP
saling bertukar serangkaian pesan untuk membentuk suatu koneksi.
2.9.5 Mendapatkan
konfigurasi TCP/IP
Setelah koneksi terbentuk,
wireless client dapat memulai mengirim frame wireless yang mengandung paket
TCP/IP. Jika wireless clients dikonfigurasi untuk menerima IP address
automatis, maka ia akan menggunakan DHCP untuk request suatu konfigurasi IP
address. umumnya wireless AP mempunyai layanan DHCP server
untuk menjawab request wireless clients untuk konfigurasi IP.
Dengan
memahami ke lima proses diatas, akan memudahkan kita dalam melakukan
troublehooting masalah jaringan wireless.
2.10 Masalah umum wireless – masalah konektivitas
Paling banyak dalam masalah wifi adalah
sebagai berikut:
Tidak berhasil melakukan
koneksi wireless
Koneksi yang intermittent
Kedua hal inilah yang paling banyak kita jumpai dalam hal wireless problems.
2.11 Tidak berhasil melakukan koneksi wireless
Yang paling banyak dalam masalah
jaringan wifi adalah tidak berhasilnya melakukan koneksi ke jaringan wireless,
dari proses scanning sampai mendapatkan IP address. Alasan yang paling banyak
dengan wireless problems ini adalah sebagai berikut:
Ø
Konfigurasi yang tidak klop / tidak matching
Ø
Wireless auto configuration di
enable
sementara tool wireless configuration
bawaan dari vendor juga di install
Ø
Wireless AP dikonfigurasi
dengan filter MAC
Ø
Sumber sinyal interferensi
Ø
Sumber sinyal attenuasi / pelemahan
Ø
2.12 Konfigurasi yang tidak matching
Beberapa property yang berbeda dari
wireless connection haruslah matching antara wireless AP dan wireless clients
sebelum berhasil terbentuknya koneksi. Beberapa masalah jaringan wireless yang
menyebabkan tidak matching adalah berikut:
2.12.1 Technology 802.11 yang tidak matching
Ada 3 standard wireless 802.11 yang berbeda
saat ini yaitu 802.11b; 802.11g; dan 802.11a. sementara satu lagi masih dalam
draft walau sudah mulai booming yaitu draft 2.0 802.11n. Walau banyak sudah
pabrikan yang memproduksi teknologi yang bisa support beberapa standard dalam
satu kemasan, bisa saja terjadi ke tidak cocokan dalam teknologi ini. Misalkan
wireless AP dengan standard 802.11a tidak akan bisa terhubung dengan wireless
clients dengan standard 802.11b/g. Akibatnya wireless problems akan terjadi.
2.12.2 Methoda authentikasi yang tidak matching
Wireless
problems jenis ini yang paling banyak terjadi. Wireless client tidak berhasil
melakukan authentikasi jika antara wireless AP dan wireless clients tidak klop.
Method authentikasi pada jaringan wireless rumahan meliputi open system, shared
key, WPA-PSK, and WPA2-PSK. Verifikasi terlebih dahulu method authentikasi yang
dikonfigurasikan pada wireless AP, dan sesuaikan pada setting yang ada pada
wireless client.
2.12.3 Kunci WEP yang tidak matching
Jika menggunakan authenkasi WEP pada standard
device 802.11b/g/n dan menspesifikasikan kunci WEP, adalah sangat mungkin
terjadi kesalahan pengetikan atau salah eja. Hal ini akan mengakibatkan
wireless problems karena kunci WEP tidak matching. Ketidak sesuaian
interpretasi antara wireless AP dan wireless client ini bakal menghalangi
terjadinya komunikasi – yang akibatnya tidak terbentuk koneksi. Hal ini sering
kita jumpai computer kita hanya mendapatkan IP address APIPA dan menampilkan
status “Limited or no connectivity” pada wireless connection. Kita pun
menganggapnya ada masalah jaringan wireless.
Method konfigurasi kunci WEP tergantung pada
versi Windows pada wireless client.
Ø
Pada
Windows XP tanpa di install service pack, anda harus mengetikkan kunci WEP pada
kolom Network Key,
spesifikasikan format pada kunci WEP (baik character ASCII maupun Hexa),
spesifikasikan juga panjang kuncinya (40bit atau 104 bit pada kolom Key
length).
Ø
Untuk Windows XP dengan SP1/SP2, anda harus menspesifikasikan key WEP
dua kali pada Network
Key dan Confirm
Network Key. Format panjang key tidak perlu karena akan
ditentukan secara automatis menurut kunci yang diketikkan. Untuk Windows dengan
SP2 anda harus memilih WEP pada Data Encryption.
Jika anda menggunakan Wireless Network Setup
Wizard dalam Windows XP SP2, semua devices yg support Windows Connect Now
secara automatic dikonfigure dengan WEP key yang sama.
2.12.4 WEP Key index tidak match
WEP Key index adalah suatu nomor
yang menspesifikasikan WEP key yang mana yang akan dipakai untuk encryption
frame wireless. Anda bisa menggunakan sampai 4 WEP keys yang berbeda. Dalam
prakteknya hanya ada satu key index yang dipakai, yang sama dengan kemungkinan
WEP key pertama. Wireless AP dan wireless client keduanya harus dikonfigurasi
mengunakan kemungkinan WEP key pertama. Jika tidak, maka terjadi masalah
jaringan wifi tidak terjadi koneksi.
Menspesifikasikan kemungkinan
pertama WEP key tergantung bagaimana wireless client dan wireless AP memulai
penomoran ke empat kemungkinan WEP key. Misal bisa saja penomoran dimulai dari
1 (1 ~4) atau dimulai dari 0 (0~3). Pilih kemunkinan pertama WEP key. Misal,
Windows XP tanpa service pack memulai penomoran dengan 0, sementara pada
Windows SP1/SP2 memulai pada nomor 1.
2.12.5 Tidak match WPA-PSK atau WPA2-PSK
Jika anda memakai authentikasi
WPA-PSK atau WPA2-PSK, anda harus melakukan konfigurasi nilai preshared key
pada kolom Network key
dan Confirm network key. Pastikan
kedua wireless client dan wireless AP mempunyai nilai preshared key yang sama.
Untuk WPA anda harus memilih TKIP pada Data encryption dan WPA-PSK pada Network Authentication. Untuk WPA2 dengan Windows XP2,
harus memilih AES
pada Data Encryption
dan WPA2-PSK
pada Network Authentication.
Jika anda menggunakan Wireless Network Setup
Wizard dalam Windows XP SP2, semua devices yang support Windows Connect Now
secara automatis dikonfigure dengan nilai WPA preshared key yang sama. Wireless
Network Setup Wizard tidak support configurasi dari nilai WPA2 preshared key.
2.12.6 Wireless auto configuration di enable sementara tool wireless configuration fihak ketiga juga di install
Windows XP Wireless Auto
Configuration memberikan support integrasi pada wireless networking dan
membantu mengautomasi konfigurasi wireless. Wireless network adapters
menyediakan suatu tool wireless network configuration. Jika adapter tersebut
support Wireless Auto Configuration, maka anda tidak memerlukan lagi software
tool dari vendor adapter tersebut. Untuk mengetahui apakah wireless adapter
anda support Wireless Auto Configuration, klik kanan wireless connection dalam
folder the Network
Connections dan pilih property. Jika ada tab Wireless Networks maka
wireless network adapter anda support Wireless Auto Configuration. Untuk
menghindari konflik yang bisa membuat masalah jaringan wireless, maka tidak
usah di install tool dari vendor ini.
Karena seringnya terjadi masalah
saat konfigurasi dan koneksi jika Wireless Auto Configuration di-enabled dan
wireless network configuration tool juga di install. Karena dalam hal ini kedua
Wireless Auto Configuration dan wireless network configuration tool bisa saja
mengirim setting kepada wireless network adapter, akibatnya adalah konfigurasi
yang tidak matching – karenaa akan mengalami masalah.
Makanya untuk menghindari masalah nantinya –
gunakan salah satu saja baik Wireless Auto Configuration atau wireless network
configuration tool, jangan keduanya.
Misal saja wireless adapter anda
mempunyai tool yang bisa anda gunakan, sementara tidak support Wireless Auto
Configuration, maka disable saja Wireless Auto Configuration dan gunakan
wireless network configuration tool. Bagaimana disable Wireless Auto Configuration?
Pada Wireless Networks
tab pada property wireless
connection dalam Network Connections, hilangkan contrengan Use Windows to configure my wireless
network settings.
Jika memutuskan untuk menggunakan wireless
network configuration tool bawaan dari vendor, untuk keperluan setting jangan
lagi menggunakan Wireless
Networks tab, gunakan tool ini untuk setting seperti wireless
network name (SSID), authentikasi dan encryption.
Jika menggunakan Wireless Auto Configuration,
maka remove saja program bawaan dari vendor dari Control Panel-Add or Remove
Programs ataupun dari Uninstall program tersebut.
2.12.7 Wireless AP dikonfigurasi dengan fileter MAC
Wireless AP memungkinkan kita
menspesifikasikan address MAC (media access control – atau lazim disebut juga
address physical atau address hardware) tertentu saja yg bisa mengirim frame
kepada wireless AP. Fitur ini disebut sebagai MAC address filtering yg
dirancang untuk memberikan layer keamanan extra pada jaringan wireless. Akan
tetapi hacker bisa saja dengan mudah menghalangi keamanan exta ini dengan cara
menangkap frame yang dikirim dari dan ke wireless client yang diijinkan dan
me-reprogram wireless adapter dirinya untuk menggunakan valid MAC address dalam
daftar wireless AP.
Jika wireless adapter tidak terdaftar dalam MAC
address list pada wireless AP, maka anda mengalami wireless problems – clients
tidak bisa akses ke wireless AP. Jadi pastikan wireless clients terdaftar dalam
list MAC address yang dibolehkan access ke wireless AP.
2.12.8 Sumber Interferensi Signal
Standard 802.11b/g bekerja pada
frequency 2.4 GHz yang sama dipakai pada perangkat wireless lainnya seperti
cordless phone, microwave, perangkat keamanan dan monitoring rumah, dan juga
camera video wireless. Sumber interferensi ini sangat mengganggu yang bisa
mengakibatkan wireless problems dimana client wi-fi komputer tidak bisa koneksi
ke wireless AP.
Untuk memstikannya, matikan
sementara sumber interferensi ini atau pindahkan wireless client dan wireless
AP jauhan dari sumber interferensi ini, dan lihat apakah ada perubahan atau
masih ada masalah jaringan wireless.
2.12.9 Sumber Pelemahan / Attenuasi Signal
Sumber pelemah / penghalang
signal seperti dinding, atap, lapisan metal antara wireless clients dan
wireless AP dapat menyebabkan gangguan signal wireless, atau hilangnya kekuatan
signal. Pada beberapa kasus bahkan kehilangan signyal sama sekali yang
menyebabkan masalah wifi – tidak bisa terhubung sama sekali.
2.12.10 Koneksi Yang Intermittent
Dalam beberapa kasus, banyak
terjadi masalah dimana awalnya mendapatkan signal kuat dan tiba-2 terputus
tanpa interfensi si user. Paling banyak masalah jarigan wireless ini disebabkan
oleh berikut ini:
Ø
Authentikasi 802.1X di enable pada wireless client sementara pada
wireless AP tidak
Ø
Duplikat Nama jaringan wireless (SSID)
Ø
Sumber interferensi
Ø
Sumber attenuasi / pelemahan
Ø
Virus komputer
Ø
Kerusakan perangkat atau driver yang kadaluarsa / outdated
2.12.11 802.1X Authentication di Enabled pada Wireless Client dan tidak pada Wireless AP
802.1X authentication secara
default adalah enable pada semua koneksi wireless maupun wired. Pada Windows XP
SP1, Microsoft mengubah proses authentikasi untuk jaringan wireless. Jika
802.1X authentication di enable dan proses authentikasi tidak selesai sempurna,
maka koneksi akan putus. Hal ini biasanya terjadi 3 menit setelah koneksi
terbentuk menggunakan system authentikasi terbuka.
Untuk memperbaiki hal ini pada
Windows XP SP1, lakukan berikut ini:
1.
Klik Start => Settings
kemudian klik Network
Connections.
2.
Pada Network Connections, klik kanna wireless connection dan kemudian klik Properties.
3.
Klik Wireless
Networks tab
=> dibawah Preferred
networks klik wireless network name anda, dan kemudian klik
Properties.
4.
Klik tab Authentication,
kemudian kosongkan contrengan Enable
IEEE 802.1x authentication
for this network.
5.
Klik OK dua kali untuk menerima
perubahannya.
Prosedur ini umumnya tidak
diperlukan pada komputer yang jalan pada Windows XP tanpa Service pack atau
Windows XP dengan SP2. Akan tetapi perlu juga mematikan 802.1X authentication
di disable jika menggunakan open system authentication. Prosedur diatas juga
berlaku untuk Windows XP SP2.
Untuk Windows XP tanpa SP, lakukan berikut ini:
1.
Klik Start => Settings
kemudian klik Network
Connections.
2.
Pada Network Connections, klik kanan wireless connection anda dan
kemudian klik Properties.
3.
Klik Authentication
tab, kemudian kosongkan contrengan Enable
network access control using IEEE 802.1x
4. Klik OK
untuk menyimpannya.
2.12.12 Duplikat Nama Jaringan Wireless.
Salah satu alasan koneksi yang
intermittent adalah nama jaringan wireless duplikat dengan jaringan wireless
lainnya didalam jangkauan wireless clients. Misalkan, dalam kampus yang
berdekatan terdapat dua jaringan wireless dengan nama SSID yang sama yang
saling overlap. Dalam hal ini semua wireless AP yang memperkenalkan diri dengan
nama SSID yang sama dianggap berasal dari satu jaringan wireless yang sama.
Wireless client dari wireless AP anda bisa saja mengambil jaringan wireless AP yang
lain dengan nama SSID yang sama tadi. Jika wireless client anda tidak di
configure menurut method authentikasi dan key dari jaringan wireless yang lain,
maka anda akan mengalami masalah jaringan wireless yang intermittend sampai
wireless client anda kembali memilih wireless AP anda kembali.
Kebanyakan kasus nama duplikat
dari jaringan wireless ini adalah cara setup jaringan wireless AP dengan
setting default tanpa mengubah nama SSID nya. Makanya pastikan selalu mengubah
nama default dari pabrik agar tidak terjadi kemungkinan nama SSID yang sama
dengan jaringan wireless lain yang tidak mengubah default namenya.
Untuk memastikan duplicat nama
jaringan yang sama, matikan dulu wireless AP anda dan periksa apakah wireless
client masih menerima SSID yang sama juga dengan nama jaringan SSID dari
wireless AP anda. Untuk menghindari masalah jaringan wireless anda, configure
wireless AP anda dengan nama SSID yang unik.
2.12.13 Sumber Sinyal Interferensi
Seperti halnya sinyal interferensi yang bisa
menyebabkan masalah jaringan wireless – kurangnya konektifitas, sinyal ini juga
bisa menyebabkan koneksi yang intermittent. Perangkat seperti microwave oven,
cordless phone, system keamanan dan monitoring rumah, dapat menjadi sumber
interferensi yang membuat masalah.
Untuk memastikan, coba uji dengan mematikan
sementara sumber2 sinyal interferensi tersebut dan lihat apa ada perubahan atau
tidak.
2.12.14 Sumber pelemahan sinyal
Sumber pelemahan signal disamping bisa mengurangi
kekuatan sinyal koneksi, dia bisa juga menyebabkan masalah – koneksi yang
intermittent. Anda perlu memperhatikan korelasi terjadinya intermittent dengan
sumber pelemahan sinyal ini. Misal saja ada terjadinya intermittent saat ada
seseorang yang sedang membuka pintu garasi yg terbuat dari metal.
2.12.15 Computer Viruses
Beberapa virus komputer diketahui bisa
menyebabkan masalah jaringan wireless – terjadinya koneksi yang intermittent.
Pastikan bahwa computer dilengkapi dengan antivirus misal McAfee, Norton, atau BitDefender dan
diupdate selalu.
2.13 Kerusakan hardware atau software driver yang outdated
Bisa saja tejadi masalah
jaringan wifi dikarenakan kerusakan pada wireless AP atau wireless clients pada
komputer. kalau anda tidak mempunyai perangkat backup cadangan agak susah juga
mendeteksinya. Yang paling bisa dilakukan adalah melakukan diagnostic dari tool
bawaan dari vendor perangkat wireless tersebut.
Pastikan Windows anda mempunyai driver dengan
versi terbaru dari wireless adapter anda. Begitu juga upgrade firmware wireless
AP anda dengan firmware terbaru daru vendor. Beberapa jenis wireless router
mempunyai fitur automatis update firmware.
2.14 Model Referensi OSI (Open System Interconection)
Model referensi OSI merupakan model kerangka
kerja yang diterima secara
global bagi pengembangan standar yang lengkap dan terbuka. Model OSI membantu
menciptakan standar terbuka antar system untuk saling berhubungan dan saling
berkomunikasi terutama dalam bidang teknologi informasi.
Model referensi OSI secara konseptual terbagi ke
dalam 7 lapisan dimana masing-masing lapisan memiliki fungsi jaringan yang
spesifik. Model ini diciptakan berdasarkan sebuah proposal yang dibuat oleh The
International Standards Organization (ISO) sebagai langkah awal menuju
standarisasi protokol Internasional yang digunakan pada berbagai Layer .
Model OSI memiliki tujuh Layer. Prinsip-prinsip yang digunakan bagi
ketujuh Layer tersebut adalah :
a.
Sebuah Layer harus dibuat bila
diperlukan tingkat abstraksi yang berbeda.
b.
Setiap Layer harus memiliki
fungsi-fungsi tertentu.
c. Fungsi
setiap Layer harus dipilih dengan teliti sesuai dengan ketentuan standar
protocol internasional.
d.
Batas-batas Layer diusahakan agar meminimalkan aliran informasi yang melewati
interface.
e. Jumlah
Layer harus cukup banyak, sehingga fungsi-fungsi yang berbeda tidak perlu disatukan dalam satu Layer diluar
keperluannya.
Akan tetapi jumlah Layer juga harus diusahakan
sesedikit mungkin sehingga arsitektur jaringan tidak menjadi sulit dipakai , Model
referensi OSI secara konseptual terbagi ke dalam 7 lapisan dimana masing-masing
lapisan memiliki fungsi jaringan yang spesifik, seperti yang dijelaskan berikut
ini :
1.
Physical Layer
Physical Layer berfungsi
dalam pengiriman raw bit ke channel komunikasi. Masalah desain yang harus
diperhatikan disini adalah memastikan bahwa bila satu sisi mengirim data 1 bit,
data tersebut harus diterima oleh sisi lainnya sebagai 1 bit juga, dan bukan 0
bit. Secara umum masalah-masalah desain yang ditemukan di sini berhubungan
secara mekanik, elektrik dan interface prosedural, dan media fisik yang berada
di bawah lapisan fisik.
2.
Data link Layer
Tugas utama data link Layer
adalah sebagai fasilitas transmisi raw data dan mentransformasi data tersebut
ke saluran yang bebas dari kesalahan transmisi. Sebelum diteruskan ke Network
Layer, data link Layer melaksanakan tugas ini dengan memungkinkan pengirim
memecag-mecah data input menjadi sejumlah data frame (biasanya berjumlah
ratusan atau ribuan byte). Kemudian data link Layer mentransmisikan frame
tersebut secara berurutan, dan memproses acknowledgement frame yang dikirim
kembali oleh penerima.
Masalah-masalah lainnya yang
timbul pada data link Layer (dan juga sebagian besar Layer-Layer di atasnya)
adalah mengusahakan kelancaran proses pengiriman data dari pengirim yang cepat
ke penerima yang lambat. Mekanisme pengaturan lalu-lintas data harus
memungkinkan pengirim mengetahui jumlah ruang buffer yang dimiliki penerima
pada suatu saat tertentu.
3.
Network Layer
Network Layer berfungsi
untuk pengendalian operasi subnet. Masalah desain yang penting adalah bagaimana
caranya menentukan route pengiriman paket dari sumber ke tujuannya. Bila pada
saat yang sama dalam sebuah subnet terdapat terlalu banyak paket, maka ada
kemungkinan paket-paket tersebut tiba pada saat yang bersamaan. Hal ini dapat
menyebabkan terjadinya bottleneck. Pengendalian kemacetan seperti itu juga
merupakan tugas Network Layer. memungkinkan jaringan-jaringan yang berbeda
seperti protocol yang berbeda, pengalamatan dan Arsitektur jaringan yang ber
beda untuk saling terinterkoneksi.
4.
Transport Layer
Fungsi dasar transport Layer
adalah menerima data dari session Layer, memecah data menjadi bagian-bagian
yang lebih kecil bila perlu, meneruskan data ke Network Layer, dan menjamin
bahwa semua potongan data tersebut bisa tiba di sisi lainnya dengan benar.
Selain itu, semua hal tersebut harus dilaksanakan secara efisien, dan bertujuan
dapat melindungi Layer-Layer bagian atas dari perubahan teknologi hardware yang
tidak dapat dihindari.
5. Session Layer
Session Layer mengijinkan
para pengguna untuk menetapkan session dengan pengguna lainnya. Sebuah session
selain memungkinkan transport data biasa, seperti yang dilakukan oleh transport
Layer, juga menyediakan layanan yang istimewa untuk aplikasi-aplikasi tertentu.
Sebuah session digunakan untuk memungkinkan seseorang pengguna log ke remote timesharing
system atau untuk memindahkan file dari satu mesin kemesin lainnya.
6. Presentation Layer
Pressentation Layer
melakukan fungsi-fungsi tertentu yang diminta untuk menjamin penemuan sebuah
penyelesaian umum bagi masalah tertentu. Pressentation Layer tidak mengijinkan
pengguna untuk menyelesaikan sendiri suatu masalah. presentation Layer
memperhatikan syntax dan semantik informasi yang dikirimkan contoh layanan
pressentation adalah encoding data.
7. Application Layer
Application Layer memiliki
fungsi untuk menentukan terminal virtual jaringan abstrak, serhingga editor dan
program-program lainnya dapat ditulis agar saling bersesuaian. Untuk menangani
setiap jenis terminal, satu bagian software harus ditulis untuk memetakan
fungsi terminal virtual jaringan ke terminal sebenarnya. Fungsi Application
Layer lainnya adalah pemindahan file. Sistem file yang satu dengan yang lainnya
memiliki konvensi penamaan yang berbeda, cara menyatakan baris-baris teks yang
berbeda, dan sebagainya. Perpindahan file dari sebuah sistem ke sistem lainnya
yang berbeda memerlukan penanganan untuk mengatasi adanya ketidak-kompatibelan
ini. Tugas appication Layer, seperti pada surat elektronik, remote job entry,
directory lookup, dan berbagai fasilitas bertujuan umum dan fasilitas bertujuan
khusus lainnya.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
3.1.1 Tempat
Penelitian Kantor Bupati Yalimo Kabupaten
Yalimo Propinsi Papua
3.1.2
Waktu
Penelitian Selambat-lambat selama 3
(tiga) bulan yaitu Januari
sampai Maret 2016.
3.2
Alat yang
digunakan
Peralatan penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut:
a)
Sebuah komputer untuk
konfigurasi Server
b)
Sebuah Modem
c)
Access Point 4 Buah
d)
Kabel jaringan secukupnya.
3.3 Metode Pengumpulan data
Adapun cara yang digunakan
untuk mengumpulkan data informasi yang digunakan dalam penulisan ini adalah sebagai berikut:
1. Interview/Wawancara
Penulis melakukan wawancara atau tanya jawab
secara langsung dengan pihak – pihak yang menjadi sumber
informasi.
2. Observasi
Penulis
melakukan pengamatan terhadap semua kegiatan yang dilakukan selama penelitian.
3. Library Research/Kepustakaan
Penulis
melakukan studi pustaka terhadap semua sumber informasi dalam media cetak, baik itu
buku – buku atau modul dari mata kuliah yang telah didapatkan, dan
pemanfaatan media internet.
4. Konfigurasi Jaringan dan Pengujian
Penulis
melakukan konfigurasi sesuai dengan rencana penelitian, setelah dilakukan
konfigurasi selanjutnya penulis melakukan pengujian kualitas internet terhadap
kualitas sinyal dari jaringan yang dibuat
3.4 Gambaran
Umum Jaringan Yang Akan dibuat
Gambar 3.1 Topologi Jaringa
No
|
JenisKegiatan
|
Bulan
|
|||||||||||||||||||||||
Oktober
|
November
|
Desember
|
Januari
|
Februari
|
|||||||||||||||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
||||||
1.
|
Pengajuan
Judul Tugas
Akhir
|
||||||||||||||||||||||||
2.
|
Pengajuan
Proposal Tugas Akhir
|
||||||||||||||||||||||||
3.
|
Melakukan
Survei
|
||||||||||||||||||||||||
4.
|
Penyusunan
Tugas Akhir
|
||||||||||||||||||||||||
- Bab
I
Pendahuluan
|
|||||||||||||||||||||||||
- Bab
II
Landasan
Teori
|
|||||||||||||||||||||||||
- Bab
III
Menganalisa
Data
|
|||||||||||||||||||||||||
- Bab
IV
Perancangan
Sistem Usulan
|
|||||||||||||||||||||||||
- Bab
V
Kesimpulan
dan Saran
|
|||||||||||||||||||||||||
5.
|
Konfigurasi
|
||||||||||||||||||||||||
6.
|
Pengujian
|
||||||||||||||||||||||||
3.5. Jadwal
Kegiatan